Buscar

Jum'at 7 Ramadhan 1433 H


Semua yang bernyawa pasti akan mati 

Pukul 20.30 WITA. Saat itu aku tengah menatap layar laptopku, kebiasaan ku jika tidak ada kerjaan – online. Saat itu bapak baru pulang dari acara tahlilan keluarga. Rencananya jika bapak pulang, aku, mama, dan ella (adik ku) mau ke rumah ibu, jengukin kai (kakek). Tapi berhubung bapak pulangnya sudah lewat dari jam 8 malam akhirnya tidak jadi kerumah ibu. Dan tepat pada jam 20.30 itulah handphone bapak bordering – ibu menelepon. Mengabarkan bahwa kai baru saja meninggal. Aku kalang kabut. Bingung. Ku matikan langsung laptopku. Cepat-cepat mengambil jaket dan jilbab lalu bersama mama aku duluan ke rumah ibu. Sesampainya dirumah ibu, kakak sepupu ku yanbg paling tua udah ada disana. Dia menangis. Kakak bapak ku (aku memanggilnya tua) juga ada disana. Adik bapak ku, om besar dan om co ada disana juga. Aku ikut bergabung duduk disamping tempat kai berbaring tak bernyawa lagi. Dan aku menangis.

Dadaku sesak, nafasku seakan tercekat. Aku masih nggak menyangka, secepat inikah. Jujur memang dari awal tahun 2012. Disaat semua orang berpesta pora menyambut datangnya tahun baru. Aku malah berpikir tentang kematian. Tidak dipungkiri waktu berjalan cepat sekali dan yang tua akan digantikan dengan yang muda. Tahun berganti, umur bertambah, kesempatan hidup berkurang. Itu yang aku pikirkan.

Kai dan nenek dari pihak mama udah lama meninggal. Nenek dari pihak bapak juga begitu. Sisa kai ini yang menyaksikan kami, cucu-cucunya tumbuh besar. Kakak sepupuku yang pertama – kak Sandra menikah dan sudah memiliki anak. Kakak sepupuku yang kedua – kak novi juga sama udah memiliki anak dua dan itu kai ku menyaksikan pernikahan mereka dan menimang cicitnya. Ketika kai sakit dan aku masih bekerja di klinik, jika berobat kai selalu ke klinik ku. Terkadang aku yang ke rumah ibu untuk mengontrol pengobatan kai. Kai sangat senang waktu tau aku kerja. Sempat kai bermimpi aku di berhentikan dari pekerjaan dan kai bertanya sama bapak apa aku masih kerja atau nggak.

Tapi, kesibukan kuliahku juga yang sering membuatku jarang mengunjungi kai. Sampai-sampai bapak pernah menyampaikan cerita kai padaku. “mana elsa ini nggak pernah nengokin aku” kata kai. 

Kurang lebih 10 hari sebelum kai meninggal. Bapak membawa kai ke Banjar. Alhamdulillah pada saat itu dapat rezeki lebih dan di niatkan untuk mengabulkan keinginan kai untuk pergi ke Banjar. Pulang dari Banjar kai sakit dan sampai pada saatnya untuk di panggil Allah.

Apalah yang bias dilakukan kalau waktunya sudah tiba. Minta ruhnya dikembalikan pun tak bias.

Pada hari meninggalnya kai, sorenya ketika didapur bersama mama sedang memasak untuk buka puasa. Mama bercerita bahwa kai cerita kalau arwah nenek sama kai panjang ada datang dan rumah ibu tampak ramai. Kata mama “kalau sudah didatangin begitu nggak sampai 10 hari aja lagi waktunya itu”. Dan ternyata memang benar hanya tinggal hitungan jam saja, kai sudah dipanggil Allah.

Air mata kembali berjatuhan pada saat menyaksikan jasad kai dimandikan. Semua cucu-cucunya menangis kecuali adik ku. Dia tidak menangis sedikit pun. Tangisa tambah deras ketika melihat jasad itu di kafani. Kakak-kakak sepupu ku yang mengolok ku menangis terus pun ikut menangis. Untung saja air mata ini mau berhenti sebentar ketika aku ingin mencium kai. Tangisan masih membasahi pipi ketika dijalan mengantar jasad kai ke tempat peristirahatan terakhirnya. Sakit hati ketika memndengar adzan dikumandangkan sebelum menutup tanah kuburan kai.

Lebaran kali ini nggak ada lagi yang didatangin.

Maka maha suci (Allah) yang ditangan-Nya kekuasaan atas segala sesuatu dan kepada-Nya kamu dikembalikan. (Qs Ya Sin: 83

Ramadhan Hari Pertama

"kamu tau hal paling membahagiakan saat ini apa?
saat kamu bisa menyajikan makanan untuk orang-orang yang kamu sayangi"


hari ini aku sangat bahagia. bukan karena dapat durian runtuh, dapat duit bermiliyar ataupun hal yang lainnya. aku bahagia karena untuk buka puasa pertama dibulan ramadhan ini aku yang memasak makanan untuk keluarga dirumah. hanya makanan sederhana. lumpia yang hari sebelumnya sudah aku buat banyak sampai telapak tanganku tertusuk pisau saat memotong wortel, ayam goreng bumbu, ampal jagung, dan beberapa makanan sederhana lainnya. jangan dilihat dari bentuk makanannya, tapi lihatlah dari aku membuatnya dengan sepenuh hatiku hehehe

aku suka memasak. jika sedang tidak sibuk dengan tugas kuliah aku sering kali memasak untuk orang rumah. terkadang kalau aku rajin, sebelum berangkat kuliah aku sempatkan untuk memasak sarapan. adik ku sangat suka dengan nasi goreng buatanku hehe

ada rasa kebahagiaan tersendiri disaat kita bisa mempersembahkan sesuatu untuk orang yang kita sayang. tak mesti bernilai tinggi tapi, cukuplah diberikan sepenuh hati :)

tadi mama sempat mengolok ku ketika melihat aku sibuk memasak di dapur. mama berkata pada adik sepupu yang tinggal dirumah karena sedang mengurus kuliahnya, kata mama "coba liat ndi, sibuk kali urang tu masak". adik sepupu ku yang bernama wandi tertawa. aku pun tertawa, malu. "nggak dibantu salah, dibantu salah" kataku. lalu mama menjawab apa gitu aku nggak terlalu dengar hehe. soalnya aku didapur, mama di ruang keluarga istirahat baring-baring :D

selesai masak, aku bergabung diruang keluarga bersama mama, bapak, dan wandi. "dah pupus?" kata mama bertenya. "sudah" kataku tertawa. wandi pun ikut tertawa. "gitu dong" kata mama lagi. hahahha
bahagia tak terkira :D

setelah buka puasa, kami sholat berjamaah sekeluarga. ini moment yang jarang banget. biasanya kami sholat masing-masing kalau nggak aku berjamaan berdua bapak aja. karena mama punya penyakit asam urat jadi kakinya sering sakit. nggak kuat berdiri lama-lama. tapi, hari ini lain. Ya Allah bahagianya. sangat bersyukur atas segala kenikmatan yang diberikan :)

hehe itulah hasil masakanku, makanan sederhana. kurang sayurnya nggak di foto :D


***

 kata andri "nikmatilah tiap momen dalam hidupmu, tetap ingat motto hidup kita -hidup ini indah- "

kata eunni "Alhamdulillah kita masih bisa kumpul keluarga lengkap tahun ini"

***

hidup ini sangat indah kawan. sangat indah. pintar-pintarlah bersyukur. menikmati setiap keindahan dalam hidup :)

10 Malam 3 Menit


Kau tahu betapa perihnya hatiku ketika aku menyuruhmu pergi dari hadapanku. Lalu melihat air mata menggenang dipelupuk matamu. Sebenarnya semua itu bukan inginku. Kau tahu, aku sakit dengan semua ini. Disaat aku baru menyadari betapa berharganya dirimu untuk ku. Saat itu juga aku harus menerima kenyataan bahwa waktumu tak banyak untuk ku. Kau tau, sangat ingin aku tidak mempercayai kenyataan itu.

Dan kini, disinilah aku. Berlari dari kenyataan dan membohongi hatiku lalu menyakitimu. Dan saat itulah aku baru menyadari bahwa apa yang aku lakukan ini salah. Dua anak kecil yang ku lihat sedang melepas kepergian satu dengan yang lainnya mengingatkanku akan beberapa tahun lalu, ketika aku pergi meninggalkanmu. “tidak lama, hanya 10 malam saja. Setelah itu aku akan kembali” kataku. Lalu jari kelingking kita terpaut. Tapi ternyata takdir berkata lain. Aku tidak menepati janjiku untuk kembali setelah lewat 10 malam itu. Aku kembali terlambat. Terlambat karena kini waktumu untuk ku hanya tinggal sedikit.

“aku takut” katamu. “aku takut tiba-tiba saja ketika aku terbangun dari tidur, aku tidak mendapati diriku berada dikamarku, aku tidak mendapati duniaku, aku takut” katamu lagi. Kau tau, betapa perihnya hati ini ketika mendengar kau mengatakan itu. Sebenarnya, jika aku tidak kuat, aku merasa aku yang akan lebih dulu mati darimu. Aku tidak kuat membayangkan kau akan pergi meninggalkanku. Aku tidak kuat membayangkan kau tidak aka ada lagi disisiku.

“kau ingin mengucapkan permohonan apa?” kataku ketika melihat kau mengambil setangkai dandelion ingin meniupnya. Aku ingat, dulu kau pernah berkata jika kita mengucapkan sebuah permohonan sebelum meniup dandelion maka permohonan kita akan terkabul. “untuk kebahagiaanmu” katamu lalu meniupkan dandelion itu. Aku pun melakukan hal yang sama “ingin membahagiakanmu sampai waktunya tiba” itu permohonanku.

Baru saja kau berkata ingin tidur sebentar saja, hanya 3 menit. Karena kau merasa lelah. Aku mengiyakannya dan tetap berada disampingmu. Hingga salju pertama turun. “bangunlah, salju pertama telah turun” kataku. Tapi, hingga saat ini kau tidak terjaga. Padahal kini sudah lebih dari 3 menit, sudah terlewat banyak. Kau, tidak menepati janjimu.

Serpihan Waktu 7

#1
mau kau baca beribu buku tentang cinta sekalipun
kau tetap tak akan bisa mengerti cinta
tak akan bisa mendefinisikannya
karena cinta bukan materi pelajaran
bukan analisa logika
tapi, cinta soal perasaan
cukup kau rasakan saja betapa indahnya
tak usah sibuk mencari arti dibalik kata cinta



#2
aku mencintaimu sejak pertama kali aku melihatmu
jatuh hati seperti saat aku terpesona akan cantiknya senja
mengagumimu dalam hatiku
menyimpan lukisan wajahmu dalam ingatanku
aku tak ingin memilikimu
berharap memilikimu pun aku tak berani
karena jatuh cinta membuat jantungku yang lemah menjadi tak berdaya
jadi cukuplah dengan perasaan ini saja
cukup ini saja

Tentang Perasaan


Kau tahu benar betapa dia mencintaimu. Dia selalu memperlakukanmu seperti seorang putri. Istimewa. Tapi kamu masih saja sibuk mencari kebenarannya, mencari kesungguhannya. Kau masih saja sibuk membandingkan dia dengan seseorang yang kini kau miliki. Bahkan dia yang kau miliki itu tidak pernah bisa menerimamu dengan apa adanya dirimu seperti dia menerima semua yang ada pada dirimu. Kamu masih saja sibuk memikirkan dua hal itu.

Dari ceritamu, aku tahu benar bahwa kamu tahu dengan pasti bahwa dia mencintaimu. Dia tak ingin kehilanganmu tapi kamu masih saja meragu. Tentang cinta. Tentang perasaan. Selalu saja klise. Tapi, perasaan tetaplah perasaan. Bahkan ketika perasaan itu sudah jelas bagai bintang dilangit, gemerlap indah tak terkira, tetap saja dia bukan rumus matematika.

Tentang perasaan yang katanya tidak bisa dipaksakan padahal tidak dipungkiri jika kamu menyayangi pasti selalu ada rasa ingin memiliki, ingin melindungi. Tentang perasaan yang katanya lebih baik mengagumi dalam diam padahal tidak dipungkiri betapa sakitnya memendam semua itu sendirian. Perasaan bukan angka yang bisa dihitung berapa besar jumlahnya. Perasaan itu tak terkira, tak terhingga. Lalu harus bagaimana? Untuk melihat perasaan mana yang tulus. Lihatlah dengan mata hati. Karena ketulusan akan terasa sampai ke hati. Ia akan menenangkan hati. Tak ada ragu, tak ada gundah ataupun gelisah. Yang ada hanya kebahagiaan dan semua terasa indah.

Seharusnya perasaan itu meyakinkanmu bukan membuatmu ragu. Seharusnya perasaan itu membahagiakanmu bukan membuatmu bimbang.

Jadi Apoteker Sehari


 hari ini, aku mengikuti seminar ilmiah yang diadakan oleh Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) cabang Samarinda. awalnya jujur saja- aku malas ikut seminar. tapi, berhubung libur nggak ada kerjaan dan kasian andri nggak ada yang temanin dia buat ikut seminar ini jadinya aku ikut juga. bayar daftar seminarnya Rp. 50.000

untuk pertama kalinya dihari-hari libur ini aku bangun jam setengah 6 pagi. biasanya juga bangunnya jam setengah 8. siap-siap langsung jam setengah 8 berangkat. janjian sama andri nunggu di belakang Islamic Center. andri datang, langsung jalan menuju tempat seminar di Rumah Sakit Abdul Wahab Syahrani (AWS). ternyata beberapa teman kampus ada yang jadi panitia. mereka di ambil jadi panitia oleh dosen kami yang menjadi ketua pelaksana di acara seminar ini.

masuk ke ballroom tempat acara di lantai 3. isi absen dan waktu aku baca nama-nama diabsen itu udah pada apoteker semua. ada juga beberapa mahasiswa dan siswa SMK tapi, rata-rata apoteker. selesai absen, masuk ke dalam. kami duduk agak depan, biar jelas dan fokus terima materi. nggak lama ada dua mba-mba datangin kami, mereka duduk bareng kami. namanya mba Lili dan mba Riska, mereka apoteker dari Balikpapan. sempat tukeran nomor HP juga sama mba Lili hehe

masuk materi pertama mengenai Perbaikan Resistensi Insulin Dengan Fitofarmaka lalu materi kedua Penatalaksanaan Obat Anti Hipertensi Fokus pada Obat Candesartan dan materi ketiga Penatalaksanaan Nyeri Akut, Nyeri Sedang-Berat. banyak ilmu yang didapat. walaupun nggak jauh-jauh dari materi kuliah yang pernah di ajarkan.

selama seminar berlangsung. baru kali ini rasanya aku menyimak betul-betul isi marteri seminar. selain karena moodku sedang baik juga karena aku senang berasa jadi apoteker sehari. duduk diantara para apoteker. ngobrol dengan mereka walaupun nggak banyak. aku jadi merasa bangga menjadi seorang farmasis. walaupun ku akui, muka-muka orang farmasis pada jutek-jutek.

diseminar juga ketemu sama dosen-dosen kampus yang mengikuti seminar juga. setiap dosen liat aku sama andri pasti bilang "Lho, ada kalian". mungkin karena terlalu jarang mahasiswa pengen ikut seminar begitu. kalau kami ikut seminar untuk mengambil ilmunya. tapi, mereka ikut seminar untuk mengambil ilmu dan mengumpulkan SKP. SKP ini digunakan untuk mempertahankan profesi apoteker itu, digunakan untuk memperpanjang izin kerja apoteker. yah begitulah sedikit penjelasan yang aku tau.

yang pasti hari ini bahagia banget. berasa jadi apoteker. yah semoga aja beneran bisa jadi apoteker. AMIN


sebelum pulang foto-foto dulu :)



Seharusnya...


Beberapa hari ini, jika mendengar namanya kau sebut. Jantungku yang malang seringkali merespon berlebihan. Berdegup lebih kencang dari biasanya dan ada rasa yang menusuk tepat dipusatnya. Sakit! Sakit sekali rasanya bahkan sampai membuat dada ini terasa sesak.

Bukan. Ini bukan salahmu. Ini salahku. Salah logikaku yang kalah telak akan hatiku. Membuatku merasa iri. Ya! Aku iri akan kehidupanmu. Tidak jarang aku meluruskan hati untuk jangan tamak, kembali ke logika bahwa hidupku pun tak kurang akan suatu apapun. Tapi apa daya, logikaku sangat bertentangan dengan hatiku. Aku tidak membicarakan harta benda ataupun tahta. Ini lebih ke soal perasaan, soal cinta.

Tidak. Aku tidak sedang jatuh cinta. Tapi itu yang membuatku iri. Aku iri karena aku sampai saat ini belum memiliki orang yang aku cintai. Orang yang selalu ingin aku untuk memberikan yang terbaik. Aku tau ini salah. Sangat salah bahkan. Tapi bagaimana aku menjelaskannya ya. Aku pun tak mengerti. Ini kemauan hati, bukan kemauanku. Bukankah kalian tau pasti bahwa hati bisa melakukan hal apapun diluar logika. Dan kali ini hatiku sedang melakukan tindakan bodoh itu.

Pernah dua hari lalu aku membukan akun twitter.ku dan aku membaca retweet temanku, isinya “hidupmu akan terasa indah jika kamu tidak merasa iri dengan kehidupan orang lain”. Yah intinya seperti itulah. Ku akui, itu benar. Sangat benar. Aku pun tak mengerti. Aku yang selalu berpikir realistis mengapa bisa seperti ini. Apa hidupku sedatar itu? Tak semenarik itu? Hingga aku merasa masih ada yang kurang. Oh entahlah!

Terkadang ingin rasanya aku berbagi ini dengan orang terdekatku. Tapi, aku tidak biasa untuk menceritakan segala sesuatu yang tengah terjadi padaku. Aku terbiasa menyimpannya sendiri. Biasanya orang terdekatku hanya ku jadikan “pelarian” agar aku bisa melupakan sedikit permasalahan yang sedang menimpaku. Bersenang-senang dengan mereka biasanya dapat membuatku lupa sejenak akan semua ini.

Sepertinya ini hanyalah masalah waktu. Ya! Tunggu saja. Ini tidak akan terjadi lama. Akan segera kembali seperti sedia kala. Hal ini terjadi sebagai selingan karena pikiranku sedang santai tak terlalu banyak memikirkan hal-hal yang rumit yang sering menyita pikiranku. Karena kini aku sedang menjalani masa liburanku. Seharusnya aku menikmati liburanku. Ya! Seharusnya begitu.

M I M P I

hai, aku lagi libur panjang lho | nggak ada yang nanya | ya nggak apa-apa sih, aku mau kasih tau aja

yuuuuuup aku lagi libur panjang ini, dari bulan kemaren sampai bulan september ntar baru masuk kuliah lagi. seneng pastinya libur panjang, apalagi di farmasi kan libur kayak gini langka banget. Alhamdulillah Allah kasih aku kesempatan buat istirahatkan otakku dari berpikir tentang mata kuliah farmasi [aku nggak dikasih SP (Semester Pendek) soalnya, Alhamdulillah nilai-nilaiku lulus semua]

saking lamanya ini liburan. sampai bingung mau ngapain. yang ada juga aku jadi pembantu rumah tangga dirumah. pagi-pagi bangun tidur langsung rambut diikat satu, serbet dipundak kanan, sapu ditangan kanan, sekop ditangan kiri. udah kaya mbok-mbok aja [jarang-jarang lho nemu pembantu kayak cina kayak aku ini]. terus kalau nggak jadi pembantu aku jadi supirnya mama. ngantar kemanapun mama pergi. biar pergi belanja sekalipun, padahal aku nggak suka banget belanja. aku tipe orang yang kalau ada yang dicari baru jalan.

tapi, ditengah-tengah libur panjang ini. aku memikirkan banyak hal, tak jauh-jauh pikiranku tentang kuliahku selanjutnya. selesai liburan nanti, semester 5 menanti. setelah itu lanjut naik ke semester 6, udah sibuk ngurus tugas akhir ini, sampai sidang akhir, terus wisuda [AMIN. semoga Allah memudahkan jalan].

yang jadi pikiranku, setelah lulus aku mau lanjutin sampai apoteker atau cari kerja dan cukup sampai disini aja, jadi Amd, Farm. untuk saat ini, 70%:30%, aku lebih memilih untuk kerja dulu. alasannya (1) kasian ortu biayain aku kuliah terus, lagian juga tanggungan ortu nggak cuma aku, masih ada adek ku, walaupun sebenarnya aku bisa kuliah sambil kerja, (2) aku mulai jenuh belajar hahha, capek juga lho

teman-temanku banyak yang ngajakin lanjut. lanjutnya di Bandung. ntar kita ngontrak rumah bareng gitu katanya. abangku juga ngajakin lanjut bareng, tapi di UGM jogja #hayooo pilih yang mana haha

aku memilih untuk tetap pada pilihan awalku, lebih condong untuk kerja dulu. kalau ada rezeki aku lanjut. tapi, kalau setelah wisuda situasi dan kondisinya memungkinkan aku untuk langsung lanjut kuliah sampai apoteker aku nggak akan nolak juga.  untuk tawaran abangku, aku bilang sama dia "kamu aja yang lanjut kalau aku nggak bisa lanjut. ntar kamu kuliah, aku kan pastinya kerja. sebagian gaji aku tabung. ntar kalau kamu udah jadi apoteker, kita buka apotek. modal gabungan. kamu apotekernya, aku asisten apotekernya".

dan mimpi itu berlanjut. kata abangku "iya, nanti kita buat apotek. aku maunya ntar ada ruangan buat konsultasi pasien, ruang ngeracik obat, apotek depannya pasti ada, ntar kita kerjasama sama temen ku yang dokter biar dia buka praktek di tempat kita. aku mau pelayanannya yang lengkap".

ooohhhh mimpi, enak sekali dibicarakan yah. mewujudkannya susah haha

aku juga punya mimpi kedua. mimpi ini bareng eunni ku. kami mau kerja di luar negeri, korea. tapi, setelah aku menjelajah di mbah google. kalau mau kerja di korea kita mesti lulus tes menulis hangeul, membaca hangeul, dan tes bicara pakai bahasa korea. wow, ini tantangannya. 

putus asa? | Insya Allah ngaak.

mimpi nggak apa-apa dong yaa. siapa tau Allah dengar dan dikabulin deh.

semua itu masih mimpi tapi, Insya Allah nggak akan hanya jadi sekedar mimpi. kami [aku dan semua yang ku sebut dicerita di atas] akan berusaha untuk mewujudkan itu.

Insya Allah, dengan izin Allah

#senyum :)