Buscar

April = Sibuk

Lama rasanya tidak menulis. Mungkin baru beberapa minggu tapi itu sudah membuatku rindu untuk bercerita disini. Aku bukan tipe orang yang mudah menceritakan pada orang lain mengenai diriku. Maka dengan menulis aku mencoba untuk berbagi. Tulisan kali ini mungkin bukan sebuah puisi-puisi yang biasanya aku posting. Aku mau menceritakan kesibukanku dibulan ini saja

Kesabaranku sedang di uji dengan mengurusi segala urusan mahasiswa tingkat akhir. Dari pembuatan proposal KTI hingga seminar proposal, seminar pertama. Aku sering menangis dibuatnya. Bukan karena aku cengeng tapi karena aku lelah. Jika aku lelah dan merasa sudah tidak kuat lagi, aku pasti menangis. Aku tidak mungkin menyerah disini. Tidak mungkin berhenti hanya sampai disini. Aku sudah menjalaninya dan sebentar lagi aku akan mencapai akhir. Seperti apa yang pernah temanku katakan. Kita seperti pesawat terbang yang ingin lepas landas, tapi sebelum kita mendarat kita mendapatkan goncangan dulu. Setelah itu kita bisa mendarat dan sampai ditempat tujuan. Jadi bertahanlah sebentar lagi. Sebentar lagi

Alhamdulillah aku sudah terbiasa menulis. Jadi aku sangat terbantu dalam penyusunan proposal Tugas Akhirku. Tidak terlalu banyak yang dikoreksi oleh dosen pembimbing. Isi proposalku tertata dan disaat teman-teman yang lain sibuk konsultasi ke pembimbing masing-masing. Proposalku sudah selesai dan hanya menunggu waktu untuk dikumpulkan.

Untuk tugas akhir ini aku mengambil penelitian "Uji Pendahuluan Daun Bentaleng (Cratoxylum glaucum Korth.)" Tumbuhan yang aku gunakan adalah tumbuhan obat suku dayak benuaq di kalimantan timur yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka terbuka. Daun tumbuhan ini akan di uji pendahuluan meliputi uji organoleptik yaitu rasa dan bau, lalu uji makroskopik meliputi morfologi, bentuk, dan warna daun. Uji mikroskopik untuk melihat anatomi daun dan uji identifikasi senyawa kimia yang meliputi uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid.

Ada kejadian yang mengesalkan dalam penyusunan tugas akhir ini. Penelitianku diremehkan oleh mahasiswa lain. Mereka bilang mudah aja penelitianku ini. Rasanya itu ya kesal sekesal-kesalnya deh. Mereka nggak tahu susahya aku dan ketiga temanku yang juga melakukan uji pendahuluan cari sampel tumbuhan yang akan kami uji itu. Kami harus masuk hutan mana tempatnya jauh pula dari samarinda. Kalau aku ambil sampelnya di KUBAR, daerah hulu sungai mahakam, ada yang ambil sampel di Sebulu, dan yang paling jauh itu ambil sampel di Malinau.

Karena penelitian kami dibilang mudah jadi setiap temanku mengeluh mengenai penelitiannya, binggung mau ambil sampel lagi karena kami kekurangan sampel. Aku selalu mengatakan kata "Mudah". Sebenarnya untuk menyindir orang yang sudah meremehkan penelitian kami. Tapi karena keseringan mengatakan kata "Mudah". Kami berempat yang melakukan uji pendahuluan benar-benar diberi kemudahan oleh Allah. Yaitu pada saat kami maju seminar proposal, kami didepan berempat tidak seperti teman-teman yang lain yang sendiri-sendiri. Jadi kami tidak grogi dan presentasi kami bagus.

Sebenarnya penelitian kami ini susah juga. Selain sampel yang susah didapat, litelatur mengenai tumbuhan yang kami gunakan ini belum ada. Makanya penelitian kami bisa menjadi referensi untuk semua masyarakat dan peneliti-peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.

Yah di ambil hikmahnya aja. Aku jadi mengingatkan diri sendiri jangan pernah dan jangan sampai meremehkan orang lain apapun itu, meski kita lebih dari orang lain bisa jadi orang yang kita remehkan itu nanti melebihi kita. Diatas langit masih ada langit. Kita sama-sama hambanya Allah, jadi hanya Allah yang Lebih dan kita pastilah selalu Kurang.

Semangat!.

Kecewa

Kamu mengenalku tapi tidak lebih dari aku mengenalmu
Kamu mengingatku tapi tidak sesering aku mengingatmu
Kamu sedang merindu tapi tidak seperti aku yang merindukanmu
Kamu berdoa tapi tidak seperti aku yang selalu menyelipkan namamu dalam doa-doaku

Cinta harusnya memberi bahagia
Walaupun hanya sepihak saja
Walaupun dalam diam menyimpannya
Harusnya tetap memberi bahagia

Aku ingin belajar ikhlas seperti matahari
Yang adil menyinari setiap permukaan bumi
Meski ada yang tidak suka akan terik cahayanya

Aku ingin belajar setia seperti bunga matahari
Yang selalu memandang kagum pada matahari
Meski matahari acuh terhadapnya

Tapi aku tetaplah aku
Perasaanku lemah meski aku terlihat kuat
Walaupun air mata sempurna ku sembunyikan dibalik tawa
Kenyataannya aku masih tetap kecewa

Rasanya sakit
Perih
Di sini
Dihatiku

Untuk dia (lagi)

Hai pria dinginku
Sepertinya aku sudah lama tidak menyapamu
Bahkan aku sempat melupakanmu
Walaupun aku sadar
Pertemuan kemarin itu mampu menyadarkanku bahwa
Aku rindu!

Hari ini entah mengapa aku melihat dunia begitu indah
Langit yang biru
Awan putih yang lembut
Apalagi aku melihat pemandangan ini dari tengah sungai mahakam
Keindahannya bertambah dua kali lipat

Dan kini, dibawah langit ini
Aku merindukanmu
Sempat terlintas keinginan gila untuk mengakui perasaan ini padamu
Tapi tetap saja aku tak bernyali

Biarlah kau hidup dalam tulisanku saja
Bukankah dapat menjadi temanmu saja sudah membuatku bahagia
Jadi tak ada hal lebih yang harus ku tuntut dari ini
Cukup seperti ini

#ditulis diatas kapal yang sedang berlayar diatas sungai mahakam
sungai mahakam adalah sungai terbesar di kalimantan timur

Perjalanan

Foto di pos jaga
 Hallo kawanan senja. Apa kabar? Postingan kali ini aku mau cerita soal kesibukanku dalam penyusunan Tugas Akhir. Karena aku kuliahnya cuma DIII jadi TA.ku dinamakan KTI (Karya Tulis Ilmiah).

Dalam penyusunan KTI ini bener-bener menguras emosi. Bener-bener menguji kesabaran apalagi aku yang sampel penelitiannya susah di cari. Judul KTI ku Insha Allah "Uji Pendahuluan Daun Bentalenkng (Cratoxylum glaucum). Nah sampel tumbuhan yang aku pakai itu tumbuhnya di daerah pasir putih aja. Dan ada Cagar Alam yang berpasir putih di daerah Kutai Barat di hulu sungai mahakam sana. Oke itu nggak masalah soalnya itu masih daerah kampungku. Yang menguras kesabaran ini proses masuk ke hutannya itu. Karena ini hutan lindung jadi aku harus bawa simaksi (semacam surat izin masuk kawasan). Suratnya ini aku buat dulu di BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam). dan proses pembuatannya itu nggak mudah. Aku hampir putus asa ngurusinnya -_-

Setelah harap-harap cemas mikirin bakal dikasih atau nggak surat izin masuk kawasannya, akhirnya aku di smsin sama orang BKSDA disuruh ke kantor ambil surat izinnya. dikasih kerjaan baru lagi deh aku, orang sana minta laporanku. Emang sih biar tau aku nggak menyalahgunakan surat izin yang mereka kasih kan tapiiiiii kerjaanku banyak eh. yasudah nggak apa-apa terima aja.

Besoknya hari kamis tanggal 4 april aku ditemanin mamak mudik ke kubar naik kapal. Aku nikmatin perjalananku sih. Bersantai sebentar mumpung dikasih waktu santai-santai. Sebelum mudik aku sengaja ke gramedia beli 2 novel untuk nemenin diperjalanan karena apa, perjalanannya jauuuuh sekali. jam 4 subuh hari jum'at baru aku sampai di kubar dan jam 3 sorenya baru naik ke daerah daratannya, tepatnya di sekolaq darat, untuk pergi ambil sampel penelitianku.

Aku di antar cuma sampai tengah desa aja, sedangkan daerah hutannya itu masih masuk lagi ke dalam. Aku masuknya sama temanku si be'e anak dayak sana. Jujur aja nih ya, waktu baru naik di atas boncengan motor be'e aja aku udah merinding. Kalau tengkuk ku udah merinding itu tandanya ada orang dibelakangku yang ngikutin. Nah lho, aku diam sudah nggak berani macam-macam aku juga nggak bilang ke be'e soal ini. 


Udah sampai di dalam, aku sama be'e nunggu di pos jaga yang disediakan disana. Orang yang jaganya ternyata lagi masuk ke dalam. Kami tunggulah lumayan agak lama. Udah ketemu orangnya, kata orangnya besok aja kami masuk hutannya tapi aku bilang nanti sore kalau sudah dapat sampelnya hari ini aku mau langsung pulang ke samarinda. Jadi mau nggak mau deh bapaknya bawa kami masuk ke dalam.

Hutannya cantik lho, pasir putih. Pengen banget foto-foto di dalam sana. Tapi takut. Soalnya udah di ikutin sama "yang jaga". jadi yaaa cuma menikmati keindahannya aja dah. Direkam lewat mata. Di pos jaganya itu ada bercak darah lho. Belum lama di situ habis ada pembunuhan. Bapak-bapak disembelih lehernya. huaaaaa apa aku nggak tambah merinding tapi aku diam aja.

Sampel di dapat. Aku langsung pengen cepet-cepet aja keluar dari tu hutan. Padahal jujur ya, aku suka menjelajah hutan tapi kalau ini tengkuk merinding terus gimana aku bisa tenang. Dan nggak tahu deh sampel yang ku ambil ini bener atau nggak. Semoga deh bener ntar pas di determinasi.

Ehem. Yang ngantar kami masuk hutan itu ada 2 orang. Bapak-bapak yang emang kerja di dinas kehutanan sama keponakannya be'e. Namanya Natan. Anaknya, hmm Manis :D
Aku suka lihat mukanya. Oke stop. Itu cuma cerita selingan aja soal natan hahaha