Buscar

Kamu; Rumahku

Ini tentangmu. Tulisanku masih bernyawa “kamu”. Entah, entah sampai kapan, aku tak tahu. Yang ku tahu kini hanya kamu yang memberi nafas disetiap kata yang ku tuliskan.

Kamu datang membawa warna baru dalam hidupku. Kamu tidak hanya mengenalkan warna jingga yang ku cintai itu, tapi tak jarang juga datang kelam, abu-abu lalu hujan membasahi hariku. Namun kamu hebat, seketika kamu bisa mengubah semuanya menjadi pelangi, indah penuh warna. Dan aku merasa bahagia tak terkira.

Telah cukup lama kamu tinggal dalam hatiku. “kapan kamu akan pergi?” tanyaku. “Jawabannya ada dalam hatimu” begitu katamu. Seringkali aku mencoba untuk meninggalkanmu tapi akhirnya hanya kepadamu tempatku kembali pulang. “Apakah dihatimu itu rumahku untuk kembali?”. Jika ia aku tak akan pergi lagi.

"Bapak"

Umurku 19 Tahun dan malam ini entah ke berapa kalinya, aku menangis. Aku menangis dihadapan seorang pria yang ku kenal dari pertama aku datang ke dunia ini. Aku menangis dihadapan seorang pria yang ku panggil "Bapak". Seorang pria yang menjadi motivatorku untuk mempersembahkan yang terbaik yang bisa aku lakukan. Seorang pria yang sangat ku hormati dan ku cintai. Aku rela memberikan apapun demi kebahagiaan beliau.

Jujur saja, semua yang ku lakukan di dunia ini hanya demi beliau. Aku sekolah tinggi-tinggi itu untuk beliau. Aku ingin beliau selalu bangga akan diriku. Titik terlemahku adalah beliau. Aku selalu lemah jika menyangkut soal "Bapak". Pernahkah kalian perhatikan Bapak kalian ketika sedang tertidur pulas? Apa yang kalian pikirkan pada saat melihatnya?

Aku. Aku sering memandangi wajah Bapakku ketika beliau tertidur. Terlihat teduh tapi menyakitkan hati. Mengapa? Wajah yang tertidur itu terlihat sangat kelelahan sekali. Setiap hari memikul beban, bekerja untuk kami anak-anaknya. Aku sering menangis jika mengingat semua perjuangan bapak demi aku dan adikku.

Jadi setiap apa yang ku lakukan, setiap apa yang ku perbuat. Aku selalu mengingat Allah dan beliau agar apa yang ku lakukan itu menghasilkan hasil yang baik.

Allah jaga Bapakku. Lindungilah dia dan panjangkanlah umurnya hingga aku dapat selalu membahagiakannya. AMIN

Kamu yang hari ini kutemui lagi

Kamu yang hari ini kutemui lagi
Ternyata rasa ini masih sama seperti hari-hari kemarin
Masih sama seperti pertama kali aku menjatuhkan hatiku padamu
Masih sama walaupun telah lama aku tidak melihatmu, telah lama tidak bertemu denganmu

Dalam jarak aku sering menyimpan rindu
Mengirimkan doa disetiap sujudku, untukmu
Ditemani bayanganmu yang selalu tersenyum padaku
Senyuman yang ku simpan dari pertama kali kau berikan

Kamu yang hari ini kutemui lagi
Hari ini ku dengar lagi suaramu
Ku tatap dengan lekat wajah dinginmu
Ku simpan semua kenangan hari ini
Berterimakasih pada Tuhan yang telah memberikan kesempatan
Kau berdiri disampingku, tertawa bersamaku

Tapi ada dia bersamamu, dia yang pernah membuatku cemburu
Tadi. Untuk pertama kalinya, aku menyadari hal yang baru terlihat oleh mataku
Benar apa kata teman-temanku, kau dan dia sangat dekat, sangat akrab
Apakah hanya sebatas teman? Tapi kelihatannya tidak begitu
Aku tidak cemburu. Aku hanya belum rela melepasmu
Aku masih belum bisa menerima kenyataan jika kamu dan dia benar bersama
Salahkah aku?

Setidaknya aku akan bertahan sebentar lagi
Sebentar saja, setelah itu aku akan benar-benar pergi
Tinggal hitungan bulan lalu aku tidak akan lagi bertemu denganmu
Semoga saja Tuhan berbaik hati memberikan takdir pertemuan untuk kita
Untuk bahagia sebentar saja

Segala Perbedaan Itu

Hai Pria dinginku, apa kabarmu? 2 minggu sudah aku tidak melihatmu, kadang-kadang aku rindu kamu. Tapi disisi lain aku sedang belajar untuk melewati hari tanpa mengingatmu. Seminggu ini aku disadarkan akan sesuatu. Disaat kita sedang berpegangan teguh dengan prinsip kita, disaat itu juga Allah akan menguji kita.

Minggu ini aku mendengar kisah dari kenalanku di sela-sela waktu PKL Puskesmas. Beliau seorang ibu yang sekarang sedang berkuliah di Akademi Kebidanan. Beliau bercerita bahwa beliau dan suami beliau berbeda agama. Tapi Allah mempersatukan mereka dalam ikatan pernihakan walaupun karena menikah dengan suaminya yang muslim, ibu itu "dibuang" oleh keluarganya. Orangtuanya tidak mau lagi menerimanya.

Di lain waktu, ibu kepala Puskesmas juga menceritakan mengenai kisahnya dengan suaminya. Ibu itu menikah tanpa restu dari kedua orangtuanya. Orangtuanya tidak merestui pernikahannya karena alasan yang sudah pasti jarang sekali ada orangtua yang menerima alasan ini, karena perbedaan.

Ketika ibu kepala puskesmas menceritakan kisahnya itu, aku seperti merasa dinasehati dengan ibu kepala. Ibu kepala berkata "Seharusnya perbedaan tidak menjadi penghalang untuk kita bahagia. Seperti yang sering kita dengar, perbedaan itu indah. Dengan perbedaan kita dipersatukan, untuk saling melengkapi bukan menghakimi".

Lalu bagaimana dengan kisahku, akankah bisa bersatu ?

Jika akhirnya akan bersatu, Allah akan membawanya kehadapanku. Tapi jika tidak, Allah akan membawa penggantinya kehadapanku. Cinta tidak usah buru-buru, ia akan datang tepat waktu.

Kepada Allah, kuserahkan hatiku

#2 Seminggu

Alhamdulillah ya Allah PKL udah selesai juga akhirnya. Seminggu ini rehat, dikasih waktu buat nyusun laporannya. Senin depan tanggal 25 langgung masuk PKL Rumah Sakit. Harus tetep semangat ini.

Agak sedih sih ninggalin Puskesmas, mba-mba disana baik-baik. Mereka juga menyayangkan kenapa kami PKLnya sebentar banget disana.

Hmmm pokoknya berkesan banget dah. Dapat kenalan baru, teman baru, asyiklah pokoknya. Walaupun kami cuma 2 minggu disana tapi itu udah berkesan banget. Udah kayak keluarga sendiri. Bikin nggak rela ninggalin mereka hahahha

Tapi bersyukur sih PKLnya cuma 2 minggu aja, nggak betahnya di puskesmas itu tiap pagi di responsi sama kepala puskesmasnya. Mantap kali itu pertanyaannya. Syukurnya sampai selesai PKL, kami yang dari farmasi selalu bisa jawab pertanyaan ibunya, nggak kayak anak bidan yang kebanyakan nggak bisa jawabnya hehe

Reni, Mba Enny, Mba Lia
Aning, Aku

Bareng anak bidan

Kak Rinjani, Kak Ari, Bapak dan Ibu Ismael, Aku, Yuli

#1 Seminggu

Akhirnyaaaaaaaa aku pulang ke rumah juga setelah seminggu jadi anak kost haha.. Sekarang aku lagi PKL Puskesmas sama Apotek. Paginya turun ke Puskesmas terus sore jam 5 udah harus ada di apotek. Lumayan capek, waktu hari pertama aja ini badanku udah hangat aja, demam aku. Tapi utungnya pas kesini-sini nggak sakit mulai terbiasa sudah.

Hmmmm di Puskesmas kami jam 7 pagi sudah harus ada di tempat terus pretest dipimpin sama bu Anita Kepala Puskesmas di Pasundan. Kalian tahu teman, kami pretest itu satu jam, pokoknya sampai ibunya capeklah baru kami disuruh ke ruangan. Terus nanti 3 hari sebelum selesai PKL puskesmas kami harus presentasi, kami akan mengangkat sebuah kasus yang kami dapati selama kami PKL di puskesmas itu. Nggak apa-apa sih, sekalian latihan sebelum sidang PKL dikampus kan.

Di Puskesmas orang-orangnya baik-baik. Ada kepala apoteknya namanya ibu Hj. Nurjanah terus ada Mba Enny dan Mba Lia. Mba Lia cantik lho teman tapi sayang sudah punya suami hahhaha
Pokoknya enak lah disana. Dari jam setengah 9 sampai jam setengah 12 kalau banyak pasien, aku nggak bisa duduk. Yah kerjaan tuh nyiapin obat, ngeracik bikin puyer, dll sampai pasien habis baru kami bisa santai. Biasanya kalau udah santai itu ya duduk-duduk di depan apotek bareng anak bidan yang juga lagi PKL. Kalau anak analis mereka jarang kumpul sama kami, mereka keseringan di laboratoriumnya. Kalau udah santai gitu ya yang di cemil pentolan bakso paklek-paklek yang mangkal di depan Puskesmas terus minumnya beli es doger dah. Begitu aja makanan, lumayan buat ganjal perut. Pulang puskesmas kalau hari senin sampai kamis jam setengah 1 udah pulang, tapi kalau jum'at sama sabtu jam setengah 12 paling lambat sudah itu pulangnya. Lucu lho di puskesmas kalau pulangan ada loncengnya, kayak anak SD hahahha

Kalau udah pulang puskesmas gitu sampai kost ya tidur aja lagi sebelum masuk apotek jam 5 sore. Pernah nih nggak ada makan nasi selama 3 hari, pokoknya nggak tahu dah kapan terakhir makan nasi tuh. Makanan yang masuk ke perut itu yah cuma roti, pentolan bakso, cuma yang begitu nggak ada makan nasi. Nah pas tadi malam ini maag ku langsung kambuh haha sakitnyaaaa sampai aku harus beli obat biar nggak perih.

Nah lain lagi cerita di apotek. Aku PKL Apotek di Apotek Kencana. Apoteknya tempatnya di RS Bersalin PKBI. Jadi obat-obatnya berkisar antara obat-obat ibu hamil sama obat-obat anak-anak. Ada juga sih obat kulit. Di sana ada 3 dokter, dokter Nanan spesialis anak, dokter Maya spesialis kulit, dan dokter Syapardi spesialis kandungan. Selama seminggu aku PKL disana dokter yang pernah aku liat itu cuma dokter Nanan dan dokter Maya aja, kalau dokter Syapardi aku nggak pernah liat. Di Apotek orangnya baik-baik juga, alhamdulillah banget lah, apalagi aku PKL disana dari kampus aku sendirian dikirim PKL disitu. Kalau teman-temanku yang lainnya kan berdua bertiga gitu. Apotekernya namanya bapak Ismail terus di Apotek ada istri bapak apotekernya namanya ibu siapa ya nggak tahu aku hee, soalnya waktu kenalan ibuya ngenalin diri sebagai Ny. Ismail hehe. Terus AA.nya yang malam ada ibu Ros sama kak Ari. Kalau yang masuk pagi AA.nya namanya Yuli sama kak Rinjani. Kak Rinjani ini kakak tingkatku dikampus dulu.

Ada kejadian lucu waktu lagi ngelayani pembeli di Apotek. Apotek kan ada jual minuman-minuman gitu juga, untuk pasien yang haus gitu kan lama nunggu antrian. Nah ada ibu-ibu nie mau beli susu ultra tapi aku dengarnya malah sutra jadi ku tanya "Mau warna apa bu?" Lha ibunya langsung bingung ku tanya begitu hahhaa. Orang mau beli susu ultra, aku malah dengarnya mau beli kondom sutra :D

Ada juga nih, om-om PBF yang dulu sering ngantarin orderan obat ke Apotek AG27 tempat aku kerja dulu. Waktu liat aku dia tanya "Kamu kerja disini lagi kah?". Ku jawab "nggak om, saya lagi PKL". Dia tanya lagi "Lho emangnya kamu sudah kelas berapa, kelas 1 atau kelas 2?". Jedeeeeeer "Saya sudah kuliah om, sudah semester akhir" -___-

Pernah juga nie, aku kesiangan bangun waktu mau PKL Puskesmas. Jam setengah 7 pagi baru bangun, biasanya jam segitu tuh udah berangkat. Apa nggak kalang kabut dibuatnya. Untungnya waktu hari itu ibu kepala lagi ambil cuti jadinya terbebas dari pretest deh.

Okeh udah dulu cerita PKL untuk seminggu ini. Nanti di lanjut lagi. Papay

Pesan-Pesan Untukmu

Pada akhirnya, cinta menuntutmu untuk sama. Meski kau suka atau pun tidak.
-@Mas_Aih-

Hallo pria dinginku. Ini sapaanku yang kesekian untukmu tapi nyatanya aku tak benar-benar berani manyapamu selain dalam tulisanku ini. Aku punya alasannya sendiri mengapa tidak berani menyapamu yang pasti aku tidak dapat memberitahukannya padamu.

Bagaimana kabarmu pria dinginku? Apa hidupmu tetap indah? Hidupku pun tetap indah walaupun sekarang aku sering menangis. Tidak! Aku tidak menangisimu. Aku menangis karena aku memang sedang rapuh. Hatiku sedang lemah meski ku coba untuk kuat tetap saja aku adalah wanita yang lemah.

Hari senin nanti kamu berangkat bersenang-senang dengan teman-temanmu kan? Hati-hati dijalan ya, ku doakan semoga selamat sampai tujuan. Hari senin nanti juga aku mulai PKL. Pagi aku PKL di puskesmas, malamnya aku akan lanjut PKL di apotek. Iya aku pasti akan capek sekali dan akan sibuk sekali tapi tenang saja, aku bisa menjaga diriku dan mengatur waktuku.

Pria dinginku. Aku ingin mulai pelan-pelan menghapusmu dari dalam hatiku. Tapi akhir-akhir ini sikapmu menahanku untuk pergi. Bukannya aku mengharap atasmu, tidak ada yang ingin ku harapkan akan dirimu karena dari awal aku jatuhkan hatiku padamu, aku telah sadar bahwa perbedaan diantara kita tidak bisa disatukan. Kita berbeda, berbeda iman sedangkan cinta selalu menuntut "sama" untuk bisa bersama.

Pria dinginku, hari-hariku sekarang mulai disibukkan dengan PKL, Laporan PKL, Sidang PKL, menyusun proposal KTI, Penelitian, Seminar proposal, Seminar Hasil, Ujian Akhir Program, Ujian Kompetensi, dan akan berakhir di WISUDA. Doakan perjalananku lancar ya pria dinginku. Terimakasih kamu telah menjadi salah satu motivasiku agar aku tidak mempersembahkan nilai-nilai jelek yang ditempel di papan pengumuman kampus. Kamu tahu tidak? Aku malu jika nilai ujianku jelek lalu ditempel di papan pengumuman kampus, aku tidak ingin kalah denganmu. Walaupun nilaimu tidak selalu A tapi paling tidak kamu selalu lulus disemua mata kuliah yang susah sekalipun. Dan aku tidak mau kalah darimu.

Pria dinginku. Doakan aku ya semoga jalanku dipermudah oleh Allah untuk Wisuda. Dan untukmu, tetap semangat kuliahnya. Kamu pintar, Kamu hebat, Kamu berhak mendapatkan yang terbaik. Aku selalu mendoakanmu meski kamu tidak memintanya.

Kalau boleh jujur, maaf, aku pernah menyimpan cemburu pada teman wanitamu. Dia teman terdekatmu. Kata teman-temanku kamu dan dia sangat dekat sekali dan si wanita sepertinya mengharap lebih padamu dari pertemanan itu. Dia menyukaimu. Tapi sayangnya kalian juga berbeda, jika agama kalian sama mungkin kamu dan dia sudah "jadian", begitu kata temanku. Tapi aku juga minta maaf padamu. Aku pernah merawat luka sahabat laki-lakiku disaat yang sama kamu juga terluka. Aku tidak mungkin membiarkan sahabat laki-lakiku terluka dan aku juga tidak mungkin untuk merawat lukamu. Apa kata teman-temanmu jika aku melakukan itu?. Aku tahu dari pertama pertandingan sampai akhir, dari pertama aku merawat luka sahabatku sampai pertandingan selesai kamu melihatnya. Kamu memperhatikanku. Aku sebenarnya khawatir padamu tapi mau bagaimana lagi, aku tidak bisa merawatmu. Bukankah saat itu teman-teman wanitamu sudah mengelilingimu untuk merawatmu? Jadi kamu tidak butuh aku.

Pria dinginku, pesan terakhir untukmu. Jadilah dewasa ya, semoga tahun depan kamu lulus kuliah, lulus tepat waktu 3 tahun sesuai standar kelulusan kampus kita. Hidup dengan bahagia, gapai cita-citamu. Dan yang terpenting, seringlah tersenyum. Jangan pasang muka datar terus, kamu ganteng kalau senyum hehe
Sekali lagi, doakan aku ya semoga aku wisuda tahun ini. Terimakasih untuk semua kenangan yang sudah kamu beri. Aku akan perlahan-lahan pergi. Mungkin aku masih akan menuliskan hal tentangmu tapi itu bukan berarti aku tidak jadi pergi, aku hanya menulisnya sebagai kenanganmu yang bisa aku baca. Memori otakku tidak banyak dan banyak kejadian-kejadian yang terjadi dalam hidupku tiap harinya jadi aku perlu menuliskannya agar aku tidak lupa. Itu saja!

Kalau aku bisa mengingat detil tentangmu, itu bukan karena ingatanku kuat. Itu namanya mencintaimu.
-Namarappuccino-