Ketika aku berkata "hati-hati disana"
Itu sungguh aku sedang mengkhawatirkanmu
Ingin kamu baik-baik saja
Tapi mungkin bagimu itu biasa saja
Ketika aku berkata "sudah makankah? Istirahat yang cukup ya"
Itu sungguh aku sedang mengkhawatirkanmu
Ingin kamu tetap sehat selalu
Tapi mungkin bagimu itu biasa saja
Ketika aku berkata "belajar yang benar. Kasihan orang tuamu"
Itu sungguh aku sedang mengkhawatirkanmu
Ingin kamu jangan mengecewakan kedua orang tuamu
Tapi mungkin bagimu itu biasa saja
Iya. Di balik semua kalimat yang aku ucapkan
Sungguh aku ingin kamu baik-baik saja
Aku ingin kamu jangan sampai berbuat salah
Aku ingin kamu mendapatkan yang terbaik
Tentang cita-citamu, membanggakan orang tuamu
Tapi mungkin bagimu itu biasa saja
Iya. Biasa saja
Samarinda, 5 Maret 2014
Aku Sungguh Mengerti, Tuan
Aku sungguh mengerti, tuan
Bahwa untuk mendapatkan sesuatu
Kita harus berjuang
Aku sungguh mengerti
Tapi aku tidak tahu berjuang yang seperti apa yang harus aku lakukan
Sungguh tidak nyamannya jadi perempuan, tuan
Yang kata sebagian orang hanya bisa menunggu
Yang kata sebagiannya lagi boleh berjuang
Tetapi kataku, aku memperjuangkanmu dengan doa saja
Bolehkah?
Terkadang pasti muncul rasa takut
Jika akhirnya nanti bukan kamu
Jika akhirnya nanti tidak bisa menjadi "kita"
Tetapi, lagi-lagi setulusnya doa adalah yang tetap terucap meski tak tau akhirnya kan terkabul atau tidak
Kamu temanku. Teman dekatku. Sudah terlalu dekat
Aku takut jika mengungkap aku akan kehilangan teman
Jika aku tetap menyimpan aku akan kehilangan kamu
Mengapa terlihat rumit ya
Tapi aku tetap memilih menyimpannya
Sampai waktunya tiba
Aku telah menpersiapkan waktu kapan semua akan terungkap
Entah aku akan tau jawabannya sebelum aku mengungkap atau setelah aku mengungkap
Aku terima
Bukankah di atas segalanya penerimaanlah yang paling penting
Menerima jika hanya sampai batas menunggu
Menerima jika nanti kamu datang bukan untukku
Menerima jika nanti kamu datang tidak berkata "aku juga mencintaimu"
Tidak apa-apa
Bahwa untuk mendapatkan sesuatu
Kita harus berjuang
Aku sungguh mengerti
Tapi aku tidak tahu berjuang yang seperti apa yang harus aku lakukan
Sungguh tidak nyamannya jadi perempuan, tuan
Yang kata sebagian orang hanya bisa menunggu
Yang kata sebagiannya lagi boleh berjuang
Tetapi kataku, aku memperjuangkanmu dengan doa saja
Bolehkah?
Terkadang pasti muncul rasa takut
Jika akhirnya nanti bukan kamu
Jika akhirnya nanti tidak bisa menjadi "kita"
Tetapi, lagi-lagi setulusnya doa adalah yang tetap terucap meski tak tau akhirnya kan terkabul atau tidak
Kamu temanku. Teman dekatku. Sudah terlalu dekat
Aku takut jika mengungkap aku akan kehilangan teman
Jika aku tetap menyimpan aku akan kehilangan kamu
Mengapa terlihat rumit ya
Tapi aku tetap memilih menyimpannya
Sampai waktunya tiba
Aku telah menpersiapkan waktu kapan semua akan terungkap
Entah aku akan tau jawabannya sebelum aku mengungkap atau setelah aku mengungkap
Aku terima
Bukankah di atas segalanya penerimaanlah yang paling penting
Menerima jika hanya sampai batas menunggu
Menerima jika nanti kamu datang bukan untukku
Menerima jika nanti kamu datang tidak berkata "aku juga mencintaimu"
Tidak apa-apa
Mengenangmu Dengan Tersenyum
Aku ingin belajar mengenangmu dengan tersenyum
Bahagia mengingat kamu pernah dan masih selalu bisa membuatku tertawa
Bahagia mengingat kamu selalu dapat membuat hal yang biasa saja terasa tidak biasa
Bahagia mengingat dengan melihat tawamu aku merasa telah memilikimu
Aku ingin belajar mengenangnu dengan tersenyum
Tidak ada luka
Tidak ada air mata
Aku ingin belajar mengenangmu dengan tersenyum
Bahwa sebaik-baiknya melepaskan adalah dengan sebuah senyuman
Bahwa merelakan akan lebih lapang jika kau mengiringi kepergiannya dengan senyuman
Aku ingin belajar mengenangmu dengan tersenyum
Bahwa setulus-tulusnya cinta
Adalah tetap bahagia bagaimanapun akhirnya
Kini, sungguh kau boleh pergi
Aku akan mengenangmu dengan tersenyum
Bahagia mengingat kamu pernah dan masih selalu bisa membuatku tertawa
Bahagia mengingat kamu selalu dapat membuat hal yang biasa saja terasa tidak biasa
Bahagia mengingat dengan melihat tawamu aku merasa telah memilikimu
Aku ingin belajar mengenangnu dengan tersenyum
Tidak ada luka
Tidak ada air mata
Aku ingin belajar mengenangmu dengan tersenyum
Bahwa sebaik-baiknya melepaskan adalah dengan sebuah senyuman
Bahwa merelakan akan lebih lapang jika kau mengiringi kepergiannya dengan senyuman
Aku ingin belajar mengenangmu dengan tersenyum
Bahwa setulus-tulusnya cinta
Adalah tetap bahagia bagaimanapun akhirnya
Kini, sungguh kau boleh pergi
Aku akan mengenangmu dengan tersenyum
Ini Cinta
Ini cinta yang mungkin sering kau baca dalam novel kisah-kisah cinta manusia
Ini cinta yang mungkin pernah kau dengar kisahnya dari kabar-kabar orang di sana
Tapi ini cinta yang pernahkah sebelumnya kau rasakan?
Pernahkah sebelumnya kau bepikir
Bagaimana jika menjadi "aku"
Bagaimana rasanya menjadi "aku"
Mencintaimu tanpa bisa berkata "aku cinta"
Merindukanmu tanpa bisa mengungkap "aku rindu"
Menyimpannya hanya untukku
Menggenggammu dengan tangan-tangan doaku
Pernahkah sebelumnya kau berpikir
Bagaimana rasanya ikhlas melepaskan kepergianmu
Bagaimana rasanya rela tersenyum ketika melihat punggungmu menjauh dariku
Pernahkah sebelumnya kau berpikir
Setidaknya jangan melukis kelam jika tak bisa memberi warna
Setidaknya jangan tingkalkan luka jika tak bisa menetap lebih lama
Bisakah kamu jadi aku? Sanggupkah?
Ini cinta. Lebih tulus dari yang bisa kamu rasa
Pengorbanan tanpa harus ku rasa sebagai pengorbanan
Doa tanpa ku ingat sesering apa aku mengucapkannya
Ini cinta yang mungkin pernah kau dengar kisahnya dari kabar-kabar orang di sana
Tapi ini cinta yang pernahkah sebelumnya kau rasakan?
Pernahkah sebelumnya kau bepikir
Bagaimana jika menjadi "aku"
Bagaimana rasanya menjadi "aku"
Mencintaimu tanpa bisa berkata "aku cinta"
Merindukanmu tanpa bisa mengungkap "aku rindu"
Menyimpannya hanya untukku
Menggenggammu dengan tangan-tangan doaku
Pernahkah sebelumnya kau berpikir
Bagaimana rasanya ikhlas melepaskan kepergianmu
Bagaimana rasanya rela tersenyum ketika melihat punggungmu menjauh dariku
Pernahkah sebelumnya kau berpikir
Setidaknya jangan melukis kelam jika tak bisa memberi warna
Setidaknya jangan tingkalkan luka jika tak bisa menetap lebih lama
Bisakah kamu jadi aku? Sanggupkah?
Ini cinta. Lebih tulus dari yang bisa kamu rasa
Pengorbanan tanpa harus ku rasa sebagai pengorbanan
Doa tanpa ku ingat sesering apa aku mengucapkannya
Langganan:
Postingan (Atom)