Buscar

Semoga ini yang terakhir

Selamat malam tuan
Maafkan aku masih menjadikanmu nafas dalam setiap tulisan-tulisanku
Maafkan aku masih terbayang wajahmu ketika menuliskan kata demi kata itu
Maafkan aku

Aku telah rela melepaskanmu tuan
Jika itu yang memang harus aku lakukan
Untuk kebahagiaanmu
Demi kebahagiaanku

Kau tahu tidak tuan?
Aku sering terbayang wajah wanitamu
Menerka-nerka secantik apakah rupanya
Hingga kamu lebih memilih dia
Setelah memupuk rasa dalam hatiku

Kau tahu tidak tuan?
Rasa sakit itu menguatkanku
Meski tak ku pungkiri
Aku hancur lagi, karenamu

Kau harus tahu tuan
Melepaskanmu sama dengan aku tidak ingin bertemu denganmu lagi
Meski katanya aku harus berdamai dengan kenyataan
Iya aku berdamai dengan kenyataan, tapi tidak ingin bertemu
Itulah pilihanku

Tidak apa
Aku juga tidak mungkin memaksa
Karena sesuatu yang terpaksa itu buruk adanya
Dan aku tidak akan mengambil kunci yang bukan untukku
Tidak akan dan tidak mau

Aku tahu diri
Karena itu aku ingin memasuki hati
Yang memang terbuka untukku
Yang memang menjadikanku ratu

Ah, selamat tinggal tuan
Mari kita sama-sama berbahagia

Dari wanita yang kau buat patah hatinya

Ini aku, wanita yang telah kau buat patah hatinya. Duduk sendiri dipinggir pantai ini. Menikmati senja ditemani irama ombak. Berharap dapat menghibur hati.

Banyak yang tak ku mengerti perihal hidup ini. Mengapa Tuhan menciptakan kebahagiaan bersama-sama dengan kesedihan? Mengapa Tuhan adakan pertemuan jika harus berakhir perpisahan? Apakah karena Tuhan ingin kita lebih bersyukur atau karena dunia hanya sementara, dengan itu Tuhan mengajarkan kita rela? Yang aku mengerti setiap hati selalu ingin bahagia, bukan kecewa.

Aku tidak membencimu yang sudah membagi hatiku menjadi dua, tidak utuh lagi. Aku juga tidak membencimu karena sudah dengan sengaja meninggalkanku. Tapi aku membencimu karena dengan sengaja datang membawa bahagia lalu pergi ketika hati ini mulai berbunga. Apakah semua lelaki seperti itu? Jika jawabannya tidak. Kenapa banyak wanita yang merasaan sakit akibat ulah lelaki?
Terlalu banyak kata "kenapa" dalam pikiranku ini tuan.

Meski sakit aku harus tetap berjalan kembali. Mengumpulkan kepingan-kepingan hatiku yang retak sendirian. Kau tahu tuan? Sesuatu yang sudah hancur tidak akan bisa utuh kembali dan sungguh aku tidak ingin bertemu denganmu lagi. Karena bagiku seseorang yang memilih pergi tidak ada tempat baginya untuk kembali. Tidak ada tuan. Tidak ada!

Ayah, Ibu

Ayah, ibu maafkan aku yang memilih bekerja jauh dari kalian. Maafkan aku yang memilih tinggal jauh dari kalian.

Ayah aku tahu meski dihadapanku engkau memperlihatkan bahwa kau rela aku pergi padahal dalam hati kau juga menyimpan kesedihan.

Ibu aku tahu engkau tak pernah mau anakmu jauh darimu. Meski kau melepasku tapi hatimu tidak rela. BAhkan ketika aku pergi dan berpamitan kau tak berani menatap wajahku. Takut kelihatan kesedihanmu olehku.

Ayah, ibu maafkan aku. Sungguh ini semua pun tidak mudah bagiku. Aku sungguh sakit ketika meninggalkan kalian. Tapi aku keras kepala, aku keras hati. Sehingga tetap memilih untuk pergi.

Ayah, ibu maafkan aku. Banyak hal yang aku sembunyikan dihadapan kalian. Aku sudah lelah bertahan. Aku lelah melihatkan bahwa aku kuat. Aku ingin berhenti membohongi diri.

Ayah, ibu. Mungkin menurut mereka aku pencundang. KArena aku lari membawa diri jauh-jauh dari semua orang yang tak ingin aku temui. Tapi biar saja mereka berkata apa. Ku bilang aku sedang menyelamatkan hatiku. Aku ingin bahagia dan aku berhak bahagia.

Ayah, ibu. Selama aku jauh dari kalian. Sungguh banyak ketakutan yang aku rasakan. Aku takut aku akan benar-benar jauh dari kalian. Aku takut ketika aku diperantauan, kalian akan di ambil Allah. Aku takut, sungguh!
Tapi aku mencoba berpikir positif kepada Allah. Bahwa Allah yang memiliki segala yang ku miliki di bumi ini. Senoga Allah berkenan menjaga kalian.

Ayah, ibu maafkan aku. Kalian harus tahu bahwa sebanyak apapun kata tidak akan mampu mengungkapkan betapa aku mencintai kalian. ,

Hujan di akhir bulan juni

Hujan di akhir bulan juni
Ada yang kulepaskan
Ada yang kurelakan
Demi kebaikan hati

Karena cinta tak melulu soal bahagia
Tapi sebenarnya luka dapat terasa biasa saja
Jika kamu perduli dan sedikit saja menoleh ke sini
Syukuri keberadaanku, lihat aku

Hujan di akhir bulan juni
Dalam cinta dan luka yang diselipi rindu
aku memaksa hati untuk tidak mencarimu
Membiasakan diri untuk tidak mengingatmu

Aku kurang apa?
Bisakah kamu menemukan seseorang yang lebih menerima dirimu apa adanya daripada aku?
Bisakah kamu menemukan seseorang yang seperti apa yang hatimu mau?
Yang ku tahu dan kumengerti
Cinta bukan hanya sekedar ketertarikan fisik
Tapi jauh lebih bermakna dari itu
Cinta adalah ketulusan hati

Hujan di akhir bulan juni
Semoga suatu saat kamu akan mengerti
Akan cinta yang sebenarnya
Tidak melulu tentang rupa

Selamat malam
Salam hangat untukmu

Kenapa?

Mungkin banyak yang bertanya, kenapa aku mau kerja jauh-jauh dari kota? Kenapa aku mau kerja di kampung? Kenapa aku mau tinggal di kampung?

Ini bukan masalah seberapa besar gaji dan tunjangan yang aku dapat disini. Bukan masalah mencari materi. Jujur yang aku cari adalah ketenangan hati. Jauh dari ingar bingar ibu kota. Mencari ketenangan agar dapat lebih dekat dengan Allah. Aku hanya ingin itu.

Insya Allah disini, aku akan mendapatkan ketenangan yang aku mau. Aku bisa lebih merenungkan tentang kehidupanku. Aku bisa lebih bersyukur dengan apa yang aku punya. Bisa lebih tawadhu. Bisa lebih rendah hati. Bisa menanamkan dalam pikiranku bahwa, kita manusia itu sama dihadapan Allah. Bukan harta benda yang menjadikan kita hebat dimata-Nya tapi iman kita. Seberapa taatnya kita pada perintah-Nya.

Disini listrik nyala hanya dari jam 6 sore sampai jam 7 pagi. Jadi dari jam 7 pagi sampai jam 6 sorenya tidak ada listrik. Sedangkan air hanya mengalir pada jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Kenapa aku masih mau disini dengan keadaan begitu?
Insya Allah seperti niat yang aku paparkan di atas. Aku ingin mencari ketenangan. Aku ingin dekat dengan-Nya.
Karena hanya dikampung yang masih kental dengan agamalah aku bisa mendapatkan apa yang aku mau.

Disini aku senang ketika melihat anak-anak kecil pergi mengaji. Mushola-mushola dan masjid yang selalu terisi jamaah. Aku senang.

Semoga saja aku betah disini. Semoga saja aku baik-baik saja disini. Dan semoga Allah selalu menjaga Bapak, Mamak, dan Adik yang aku tinggalkan di kota sana. Semoga Allah mengerti dan memberikan yang terbaik pada keluargaku.


*Sesekali tengoklah sekelilingmu lalu bersyukurlah :)