Buscar

Semoga ini yang terakhir

Selamat malam tuan
Maafkan aku masih menjadikanmu nafas dalam setiap tulisan-tulisanku
Maafkan aku masih terbayang wajahmu ketika menuliskan kata demi kata itu
Maafkan aku

Aku telah rela melepaskanmu tuan
Jika itu yang memang harus aku lakukan
Untuk kebahagiaanmu
Demi kebahagiaanku

Kau tahu tidak tuan?
Aku sering terbayang wajah wanitamu
Menerka-nerka secantik apakah rupanya
Hingga kamu lebih memilih dia
Setelah memupuk rasa dalam hatiku

Kau tahu tidak tuan?
Rasa sakit itu menguatkanku
Meski tak ku pungkiri
Aku hancur lagi, karenamu

Kau harus tahu tuan
Melepaskanmu sama dengan aku tidak ingin bertemu denganmu lagi
Meski katanya aku harus berdamai dengan kenyataan
Iya aku berdamai dengan kenyataan, tapi tidak ingin bertemu
Itulah pilihanku

Tidak apa
Aku juga tidak mungkin memaksa
Karena sesuatu yang terpaksa itu buruk adanya
Dan aku tidak akan mengambil kunci yang bukan untukku
Tidak akan dan tidak mau

Aku tahu diri
Karena itu aku ingin memasuki hati
Yang memang terbuka untukku
Yang memang menjadikanku ratu

Ah, selamat tinggal tuan
Mari kita sama-sama berbahagia

1 komentar:

Unknown

Syedih :(

Posting Komentar