Buscar

Ternyata Aku Lebih Beruntung


 Ini kisah tentang kehidupan, tentang perasaan yang merasa dianak tirikan. Tentang seorang gadis yang selalu berpikir bahwahidupnya tak sempurna. Dia bukanlah seperti gadis-gadis kota yang wah. Dia hanya gadis biasa yang sungguh sangat terlihat biasa dari tampilannya ataupun yang lainnya. Hanya karena dia gendut. Tidak seperti cewek-cewek remaja yang tinggi semampai atau yang lainnya.
          Dia anak tunggal, tapi dia tak seperti anak-anak tunggal lainnyayang identik dengan kata manja. Bagaimana ingin bermanja-manja sedangkan orang tuanya saja lebih memilih untuk bekerja daripada memperhatikannya. Yang penting bagi orang tuanya mereka dapat memberi apa saja yang dia butuhkan, itu sudah membuat sang anak senang. Itu yang ada dalam pikiran mereka.
          Walaupun begitu dia tak pernah mau memaki takdir, tak pernah mau megeluh pada kenyataan. Hari-harinya tetap dia jalani dengan sisa-sisa kebahagiaan yang dia punya. Sedih memang kedengarannya tapi inilah kenyataan hidup yang dijalani Sheila. Satu hal yang membuatnya bertahan dan tidak merasa sendirian di kehidupan ini, yaitu karena adanya Satya, sahabatnya dari kecil.
          Kini kehidupannnya telah menginjak masa remaja, dimana pada masa ini penuh dengan kebimbangan mencari jati diri. Emosi kadang tak terkontrol dan lebih menggunakan perasaan dalam menanggapi berbagai hal. Masa dimana sangat indah menurut beberapa orang. Karena pada masa remaja adalah permulaan menuju dewasa. Dan pada masa remajalah satu rasa yang asing itu mulai menyapa. Yah ! rasa itu adalah cinta.
          Awal tahun ajaran baru telah tiba. Seperti kebanyakan anak-anak yang lainnya Sheila juga pada hari ini memulai hari pertamanya memasuki SMA. Menandakan bahwa dia sudah bukan anak kecil lagi. Dia sudah remaja. Tak berbeda dengan hari-hari kemarin. Rutinitas pagi tak begitu berkesan baginya, tapi hari ini raut kebahagiaan tak lepas dari wajahnya karena hari ini hari pertamanya resmi menjadi siswi SMA.
          Sheila memang tak pernah jauh-jauh dari Satya. Mereka selalu bersama. Karena memang hanya Satyalah yang mengerti Sheila dan Sheila nyaman jika bersama Satya. Pastinya kali ini mereka satu sekolah lagi. Tapi ternyata untuk kali ini mereka harus menerima bahwa mereka tidak sekelas.
          Tak terasa wakru berlalu begitu cepatnya, dan tak terasa kini mereka telah kelas 2 SMA. Padahal terasa baru kemaren mereka menginjakkan kaki mereka di SMA itu. Tidak banyak yang berubah. Sheila dan Satya masih tetap bersahabat akrab.
          Suatu ketika pada saat jam istirahat, Sheila sedang menbaca novel ditaman sekolahnya. Kebetulan ketika itu dia sedang tidak bersama Satya. Ketika dia sedang asyik membaca, ada seseorang yang datang mendekatinya dan bertanya apakah dia boleh duduk disamping Sheila. Sheila  tersenyum dan berkata “ silahkan saja “. Anak itu pun lalu duduk.
          Setelah beberapa menit dia duduk di situ, Sheila tetap asyik dengan novel bacaannya. Anak itu mulai merasa bosan karena tidak ada teman untuk mengobrol. Diapun memberanikan diri untuk menegur Sheila dan dia memperkenalkan dirinya sebagai Rosa. Sejak saat itu Rosa sering mendatangi Sheila dan mengajaknya mengobrol. Sheila yang awalnya cuek pun lama-kelamaan luluh juga pada Rosa dan mereka pun berteman.
          Suatu hari ketika Sheila dan Rosa sedang asyik mengobrol di tempat pertama kali mereka bertemu, tiba-tiba pandangan Sheila menangkap seseorang yang sedang bermain gitar di ujung taman itu. Entah mengapa ada rasa yang berbeda ketika Sheila memandang orang itu. Makin hari dia makin sering bertemu dengan orang itu sampai dia mengetahui bahwa orang itu bernama Satria.
          Entah bagaimana ceritanya Sheila dapat mengenal Satria lebih dekat. Mereka sering kelihatan mengobrol terkadang ada Rossa juga ikut mengobrol bersama mereka. Satria adalah kakak kelas Sheila. Kedekatan  Sheila dengan Satria dari hari ke hari membuat Sheila selalu terbayang akan Satria. Karena mereka juga sering  berhubungan lewat sms. Sehila mulai merasa bahwa satu per satu dia dapat menemukan orang-orang yang bisa menerima dia apa adanya dan dapat menemaninya dalam kehidupannya yang sepi ini.
          Satya tau kedekatan Sheila dengan Satria, dan Satya tau jika Sheila menyukai Satria. Hanya pada Satyalah Sheila menceritakan semuanya. Tentang Satria tentang Rosa yang baru dikenalnya. Satya tidak merasa cemburu pada Satria jika Sheila menyukai Satria walaupun tidak dapat dipungkiri bahwa Satya sayang dengan Sheila. Tapi untuk saat ini Satya akan tetap ada disamping Sheila sebagai seorang sahabat tetapi tidak tau nanti. Biar waktu yang kan menjawab semua.
          Sheila semakin sering berhubungan dengan Satria. Entah itu hanya sekedar lewat sms ataupun mengobrol langsung ketika disekolah. Sheila masih memendam rasa suka pada satria, karena dia tak berani untuk mengungkapkannya. Hingga pada suatu pagi Satria mendatangi Sheila hanya untuk menanyakan nomor telepon Rosa. Tanpa pikir panjang Sheila memberikan saja nomor telepon Rosa karena Sheila pikir mungkin Satria ada urusan penting dengan Rosa.
          Sejak saat itu tanpa sepengetahuan Sheila. Rosa dan Satria sering smsn’an, tetapi Satria juga masih sms’an dengan Sheila. Sampai suatu hari Sheila tau bahwa Satria dan Rosa pacaran. Sungguh pada saat itu dia tidak tau harus bagaimana. Untung saja dia sudah terbiasa terluka, dia pintar memanipulasi perasaanya. Jadi semua itu tak terlalu dipikirkannya.
          Ada ketika satria menghubunginya dan bertanya apakah dia marah padanya. Dengan gampang Sheila menjawab bahwa semua apa yang diketahui Satria sekarang anggap aja itu tidak pernah terjadi. Walaupun Satria berpacaran dengan Rosa hubungan Satria dengan Sheila tetap berjalan dengan baik.
          Sampai suatu ketika Sheila tau bahwa sebenarnya Satria telah mengetahui perasaanya. Dan dengan gampangnya Satria bilang bahwa dia tidak mungkin suka dengan Sheila karena Sheila gendut. Seperti terkena petir di siang hari, hati Sheila terasa sangat sakit. Kesal campur tak percaya bahwa Satria tega seperti itu padanya terasa dalam hatinya. Tetapi dia tak kuasa untuk meratapi semuanya. Hanya satu yang ada dalam pikirannya. Apakah cinta memang tak ada bagi seseorang yang berbadan gendut ?. semua kekesalan hatinya itu dia tumpahkan pada Satya yang memang selalu ada untuknya.
          Ternyata Satria tak ada rasa bersalahnya sama sekali dengan Sheila. Dia masih tetap menghubungi Sheila dan berbagi cerita dengan Sheila. Entah mengapa dia sangat mudah untuk menceritakan semua kehidupanya pada Sheila. Dan hanya pada Sheila dia jujur bahwa sebenarnya dia hanya mempermainkan Rosa, bahwa sebenarnya dia sudah punya Dina orang yang dia sayangi dan tak bisa dia lepaskan pergi. Dan di situ Sheila tahu bahwa Satria tidak benar jika Satria tidak menyukai dia karena dia gendut, Satria hanya tidak ingin mempermainkan dia. Karena dia terlalu baik untuk dipermainkan dan di sakiti. Satria juga sudah menganggap dia seperti adiknya dia sendiri.


          “ternyata aku lebih beruntung” guman Sheila dalam hatinya.

0 komentar:

Posting Komentar