Buscar

Hai langit. Mengapa mendung? Apakah kau sedang sedih? Apa yang membuamu sedih?
Hari ini aku datang, menengadah ke arahmu. Aku ingin bercerita padamu langit. Tentang aku, tentang takdirku, dan tentang perasaanku sekarang ini. Aku juga sedang sedih langit. Sama sepertimu, aku ingin menangis tapi tak bisa. Apa yang harus ku lakukan agar hatiku tenang. Mengingat Tuhan? Itu selalu aku lakukan. Tapi, hatiku selalu menang atas logika ku hati.

Apa yang harus ku lakukan???

Dapatkah kamu menurunkan hujanmu. Aku ingin menangis bersama hujan. Agar suara tangisku tidak terdengar olehnya. Aku ingin menangis bersama hujan. Meminta hujan untuk menghapus semua tentangnya dalam pikiranku dengan cara membasahiku. Aku ingin menangis langit. Ingin menangis


Filosofi "Bunga Matahari"

Hei kamu tahu tidak filosofi bunga matahari?
Dia hanya menghadap ke arah matahari.

Dia selalu memandang satu bintang :
M a t a h a r i .

Seperti mata yang terbenam pada hati ini.
Hanya menghadap ke arah satu bintang :
K a m u .

Kamu tahu cemburu itu apa?
Saat Matahari membagi sinarnya dan sang bunga hanya terlihat bagai titik kecil dari seribu bunga yang lain.

Akankah Matahari menyadari kehadiran satu bunga, yang tak pernah lelah dan setia mengikuti kemana matahari pergi?
Ah… tidak, dia terlalu besar, terlalu bersinar, terlalu jauh…

Kamu tau rasanya sakit?
Saat bunga matahari tersebut telah mekar indah nyaris sempurna,
tapi Matahari selalu memalingkan wajahnya…
Sang bunga yang hanya bisa diam…
mengagumi, tanpa bisa bergerak menggapai matahari…

Pernah merasa sesak?
Saat sang bunga bermimpi dapat memeluk matahari,
Kemudian dia terbangun dan menyadari,
bahwa semua itu hanya mimpi…

Dan kamu mungkin tidak mengerti kesesatan itu apa…
Bukan masuk ke dalam labirin raksasa,
Bukan terkunci di negeri ajaib,
 Tapi terjebak dalam ruang hati yang mendadak hampa, saat tak  dapat melihatmu…

Seperti bunga matahari yang menunduk pilu, saat pijaran bintang yang ia tunggu lebih memilih untuk memantulkan cahayanya pada bulan di malam hari…






Dan kamu tau bagaimana setia itu?
Saat aku disini selalu menyelipkan namamu dalam doaku, tanpa perlu kamu tau…
Saat aku memelukmu dalam mimpi dan menyebut namamu ketika aku membuka mata…
Saat lima warna pelangi melingkariku dan aku hanya bisa melihat satu warna dari pijaranmu…
Saat kamu membuat hatiku hancur berkeping-keping tapi aku tak pernah bosan menyusunnya untukmu…
Saat aku dan kamu mempunyai dimensi berbeda, dan aku selalu menyisakan ruang…
U n t u k m u . . .

Tapi,
Kamu tidak perlu tau… tidak perlu mengerti…
Aku mungkin tidak setegar bunga matahari…
Tapi kamu akan selalu menemukanku ketika kamu menoleh ke belakang…

sumber: http://aphrodheti.wordpress.com/2011/10/01/filosofi-bunga-matahari/

Filosofi "Matahari"

Matahari tak akan pernah ingkar janji, ia akan selalu terbit di pagi hari menggantikan gelapmu dalam malam.
Matahari selalu setia, ia akan selalu terbit di ufuk timur dan tenggelam di ufuk barat.
Matahari selalu memberi, ia tak akan berhenti membagi hangatnya untukmu bahkan di kala kau tak sempat meminta.
Matahari adalah makhluk adil, ia akan selalu berbagi sinar pada seluruh belahan bumi menjelajahi samudera dan benua tanpa pilih kasih.
Matahari tak pernah mengeluh, ia akan terus berdiri tegak menantang galaksi meski kau mencacinya karena terlalu terik menyinarimu.
Matahari penuh dengan ketulusan, ia dengan tulus mengukir tawa untuk seluruh manusia tanpa meminta imbalan darimu.
Matahari tak pernah egois, ia akan selalu memberi tempat pada bulan dan bintang pada sisa harimu di malam hari untuk menggantikannya.
Ialah bintang sesungguhnya.  Pemilik terang yang mengajarimu tentang kesempurnaan.

Jadi Bemper

Malam ini aku mau curhat ya. Ada yang mau dengerin nggak???

Aku lagi kesal. Kesal banget sampe sesak rasa di dadaku nih. Yang tadinya aku ngantuk pengen tidur, pengen istirahatin pikiranku jadi nggak bisa tidur karena ingat ini. Aku nggak bisa ceritain detailnya gimana sampai aku ngerasa kesal banget gini.

Kalian pernah nggak sih ngerasa jadi bemper??? itu loh jadi tamengnya orang. contohnya, misal mau ketemu sama orang yang kamu dan temenmu takuti terus temanmu suruh kamu yang ngomong. Pokoknya disetiap ketemu orang yang ditakuti, yang disegani selalu kamu yang ngomong, temanmu mah sekedar ada disitu doang, pasang muka manis gitu deh. Ntar kalau ada kesalahan apa-apa yah kamu yang ngomong yang kena ampasnya, kena sialnya, kena jeleknya. temenmu tetap jadi MALAIKAT, kamu SETAN.nya.
Nah itu yang sekarang lagi aku rasain.

Sebenarnya udah lama aku ngerasa sering dijadikan bemper. Tapi, aku nggak ambil peduli. Toh di lain sisi ada nilai positifnya di aku, aku jadi berani ngomong dan mereka yang nggak berani itu kan nggak selamanya ngumpet diketek temennya. Tapi, semenjak kejadian tadi siang dikampus yang sudah kelewat batas kesabaranku. Bahwa aku jadi bemper itu bener-bener udah kelewatan. Yang jadiin aku bemper ini NGGAK TAU DIRI. SUMPAH dah !!! Nah sampai pakai caps look dah nie aku nulisnya. Aku kesal banget nget nget. Pengen nangis tapi, nggak bisa.

Aku udah ngajak hatiku sama pikiranku untuk kompromi. Udahlah gitu kan nggak usah diperpanjang, toh udah dewasa (katanya gitu) masak masalah begini aja dipanjangin. Tapi, ternyata hatiku yang udah kelewat sakit hati tetep nggak terima dan tetep ngerasa kesal sama kejadian tadi. Lalu aku bisa apa???

Sabar memang sih nggak ada batasannya. Tapi, tetaplah aku manusia yang dalam hatinya juga bisa marah. Menyinpan amarah. Jadi aku nggak bisa munafik juga kalau aku MARAH. aku KESAL. Didepan orangnya memang sih aku nggak akan bilang kalau aku marah tapi, sikapku bakal berubah ke dia. Mungkin aku bakal jauhin dia sementara waktu. Untuk menenangkan hatiku daripada aku tetep dekat-dekat terus ntar dia ngajak aku ngobrol tapi malah ku jutekin kan kasian di dia juga. Aku yang emang dari sononya jutek, diam aja aku udah keliatan jutek, apalaggi kalau aku ngomong jutek apa nggak kasian tuh temenku.

Aku udah beberapa kali nih ngomong ke diriku. "Sudah elsa nggak apa-apa. Cobaan baru lagi ini dari Allah biar kamu naik kelas". Tapi, apa hatiku tetap nggak bisa terima. Ya sudahlah teman kita lihat saja nanti. Semoga marahku nggak lama yah. Susah juga kalau lama baru redanya nie amarah.

Elsa, Tetap Tersenyum Ya !!!
Hidupmu Masih Tetap Indah Kok :))

Kumpulan Puisi: KAMU

Halooo teman. Aku mau promosi buku ku nih. Jadi gini ceritanya, 2 minggu terakhir liburan kemaren aku ngurus untuk nerbitan buku kumpulan puisiku lewat jasa Self Publishing Nulisbuku.com
Soalnya penerbit nggak nerima kumpulan puisi, nerimanya novel nah aku kagak bisa nulis novel, kepanjangan soalnya :D

Buku kumpulan puisiku ini judulnya KAMU; Terimakasih karena pernah mengizinkanku mencintaimu. Isi didalamnya ku bagi jadi 5 bagian, yaitu Betapa Rasaku Bernama KAMU, Senjaku, Serpihan Rindu, Ketika kau pergi, dan Bingkisan kata untukmu.

Ini puisi pembukanya



Salam Cinta
Kau pernah bertanya padaku -tentang cinta
Kala itu aku tak bisa menjawab tanyamu
Karena aku benar-benar tak tau
Tak tau harus menjawab apa
Tapi kini, aku akan mencoba menjawabnya
“Cinta adalah kerelaan untuk berbagi tawa lalu duka, dan jika tergores luka didalamnya maka selalu ada kata maaf untuk cinta”
Dan… ketika aku merasa terluka karena cinta, aku bertanya
“Dapatkah aku memaafkan cinta?”
Entah…

Dan Ini puisi penutupnya


Detik waktu membawaku jauh meninggalkanmu
Terkubur bersama kenangan masa lalu
Perih, namun sangat melekat
Pernah menyesal dengan semuanya
Tapi hati berkata- jangan salahkan cinta
Lalu siapa? Takdirkah?
Luka membuatku jera
Hampir sangat membencinya
Tapi logika berkata “Selama kamu masih memiliki hati, maka cinta itu akan tetap ada. Entah masih tersisa untuknya ataukah kau simpan untuk cinta yang baru nantinya”.

Salam cinta

“Terima kasih karena pernah mengizinkanku mencintaimu”


Ada yang berminat untuk membeli. 

Ditunggu yah pembeliannya :) 

Aku Gendut? Kalau Iya, Masalah buat loe hahaha



Hai kawanan senja. Udah oktober aja yah nie bulan, cepet banget rasanya :)

Aku mau cerita sedikit tentang temanku. Nggak tahu kenapa tadi pagi waktu selesai sarapan terus cuci piring kok jadi keingatan dia. Namanya Ivan. Aku kenalnya waktu awal perkuliahan semester 1. Nggak tahu dah tu gimana bisa kenal. Pokoknya langsung temenan aja gitu. Tapi, masuk semester 2 dia ngundurin diri dari kampus.

Sejak itu kami masih temenan sih. Kadang wall-wall’an di fb atau kadang dia sms aku. Anak itu kayak jelangkung, datang nggak di jemput pulang nggak diantar, ada aja dia tiba-tiba sms aku terus ngatain aku sombong ntar kalau aku lagi nggak sibuk terus ngehubungin dia, malah sms ku nggak dibalasnya. Dasar!
Nggak tahu juga kenapa bisa temenan, dia juga udah keluar dari kampus masih aja ingat aku. Aku jadi ingat waktu dia udah nggak dikampus kan dia ada sms aku terus aku cerita soal teman-temanku yang nggak suka aku dikampus, dia bilang “Bilang aja ke aku siapa orangnya. Biar aku yg beresin”. Hmmmm dia juga ada bilang “Kamu kan temanku”. Aneh aja gitu, nggak nyampe logikaku lah dia bisa-bisanya nganggap aku teman dekatnya hehe

Ada satu kejadian yang melekat banget di pikiranku, aku jadi sensitif kalau ingat ini. Waktu semester 1, waktu pembagian badge name. waktu itu aku bareng dia mau ngambil badge name ke ketua tingkat (kami biasanya manggilnya KATING). Aku tahu maksudnya si kating ini Cuma mau bercanda aja, tapi emang sih keterlaluan juga. Bikin aku sakit hati hehe
Aku nggak ingat si kating ngomong apa. Yang jelas kating itu ngatain aku gendut. Aku emang gendut lho pendek lagi :D

Nah waktu si kating ngatain aku begitu, si ivan dengar terus dia bilang “apa ini bawa-bawa fisik. Emang kamu sempurna”. Ivan terus aja tuh ngedumel, aku mah diam aja. Si kating juga tediam sambil ngeliatin aku tapi, aku nggak mau natap dia, aku pura-pura aja seakan nggak terjadi apa-apa gitu. Badge name ku udah ku dapat, aku pergi. Ivan masih disitu dan dia masih marahin si kating itu.

Itu hal yang aku suka dari dia. dia temenan nggak mandang dari luar. Nggak mandang fisik nggak mandang harta. Mamanya Apoteker lho, dia punya apotek. Kalau soal bapaknya aku nggak tahu, yang aku ingat jelas dia jadi berubah nakal itu karena Pamannya yang udah dia anggap kayak bapaknya sendiri itu meninggal.
Aku sering sih dikatain gendut. Kadang aku biasa aja sikapnya tapi, kalau aku lagi PMS atau sensitif aku marah juga. Cuma aku kalau marah itu diam. Ku diamin aja orangnya.

Aku gendut itu kenyataannya sih. Gendut itu karena dua hal, pertama karena dia emang banyak makan dan kedua karena emang udah keturunannya begitu. Nah aku termasuk yang kedua ini. Yah nggak apa-apalah. Toh ini pemberian Allah mungkin aja aku gendut itu yang terbaik menurut Allah. Aku juga nggak gendut-gendut banget masih ada yang lebih gendut dari aku. Aku aja sama adek ku kalah. Badan adek ku lebih besar dari aku. Aku mah kecil

Jilbab abu-abu (aku) Jilbab Putih (adek ku). Mirip ndak? :D


Waktu lahir juga aku nggak minta kan kalau dikasih badan gendut. Kalau bisa nge-request mah aku mintanya sama Allah dilahirin cantik kayak Angelina jolie misalnya hahahha

Tapi, aku mikir. Kalau Allah ciptakan kita semua sama nggak ada bedanya kita nggak akan bisa saling mengenal satu sama lain. Di Al-Qur’an kan ada disebutkan bahwa “Tidak ku ciptakan engkau berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya engkau saling mengenal”. Hidup nggak berwarna kalau manusia ciptaan Allah itu sama semua. Iya ndak? Bener kan pemikiranku hehe. Dengan perbedaan itu juga Allah mau lihat mana hambanya yang bersyukur, mana hambanya yang kufur.
Kekurangan dalam diri kita cobalah dilihat sebagai kelebihan. Berdamai dengan takdir kawan, tidak ada salahnya itu. Berpikir positif dan selalu bersyukur.

Oh iya. Dari perkataan-perkataan yang sering aku terima itu. Yang semacam aku dikatain gendut tadi atau dihina-hina yang lain misalnya. Itu jadi pelajaran buat aku. Semua itu ngebuat aku untuk nggak jadi seperti orang yang ngatain aku itu. Karena aku nggak mau nyakitin orang. Kan sakit rasanya dikatain begitu, aku kan udah ngerasain. Jadi biarlah kita dikata-katain asalkan kita jangan ngata-ngatain orang, itu artinya kita sama aja sama mereka yang suka menghina itu, nggak ada bedanya heee. Iya kan???
Nggak ada salahnya kok ngejaga perasaan orang. Biarin aja orang ngatain kita apa. Kalau kita tetep baik sama dia, ntar lama-lama kalau dia udah sadar dia pasti malu sendiri sama perbuatannya ke dia. sama tuh kaya si kating, sekarang dia nggak terlalu berani lagi negur aku. Segan mungkin atau karena mukaku jutek aku nggak tau juga hehe

Okelah. Udah dulu ceritanya. Ntar banjir kamarku hahaha, air mataku jatoh soalnya :D

Ingat yah teman. Jangan lihat bagaimana rupanya tapi, lihatlah ketulusan hatinya

Apa kamu masih ingat???

Kamu masih ingat ketika pertama kali kita bertemu? kala itu hari sedang hujan sangat derasnya. Dihalte dekat sekolah, kita sama-sama sedang menunggu. Kalau aku sedang menunggu kakak ku menjemputku namun kamu entah sedang menunggu apa.  Menunggu hujan reda mungkin.
Tak ada diantara kita yang berniat untuk membuka obrolan. Terlebih lagi aku, aku bukan tipe orang yang biasa menyapa orang lain duluan, aku terlalu enggan. Waktu itu aku menunggu sambil memainkan handphoneku, mencoba mengusir rasa risih karena hanya berdua denganmu saja dihalte itu.Lewat ekor mataku, aku mengawasimu. Kamu memperhatikanku dan ketika aku menolehkan wajah untuk menatapmu, kamu gugup dan langsung membuang pandangan. Aku tersenyum sinis namun geli.
Lumayan lama kita terjebak hujan disana. Sampai akhirnya kakak ku datang menjemput dan aku meninggalkan tempat itu duluan.

Kamu masih ingat betapa kagetnya aku ketika kuah makananku mengenai baju seragammu. itu tidak disengaja, mana ku tahu jika ada kamu dibelakangku hingga ketika aku berbalik kuah makananku tumpah mengotori baju seragammu. Kamu tahu? Saat itu aku sangat kaget, aku juga malu karena seisi kantin melihat ke arahku, aku merasa bodoh. Aku juga tak berani menatap wajahmu. Sampai ku keluarkan sapu tanganku dan ingin mengelap seragammu dengan bibirku yang tidak henti-hentinya mengucap kata maaf. Kamu memegang tanganku, menghentikan aku mengelap seragammu. "Sudah, nggak apa-apa" katamu.Aku memberanikan diri untuk menatap matamu dan aku dikagetkan karena orang yang berada didepanku adalah kamu. Tidak ada kilatan amarah ku lihat di matamu, kamu tersenyum padaku.

Kamu masih ingat hujan kedua yang sangat deras pula membuat kita sama-sama terperangkap dalam sekolah. Tidak bisa pulang. Kala itu suasana yang sama tapi, diwaktu dan tempat yang berbeda. Lagi-lagi kita hanya saling diam satu sama lain. Hingga lama baru kamu menegurku duluan  dengan menawari coklat yang kamu punya kepadaku. Jujur saja, kala itu aku heran. Laki-laki sepertimu mengapa bisa menyimpan coklat. Biasanya itu dilakukan oleh anak perempuan bukan anak laki-laki sepertimu. Tapi tak apa, karena lapar dan tak ada yang bisa kulakukan untuk menolak tawaran coklatmu. Dari coklat itu berlanjut dengan perkenalan kita dan obrolan ringan. Hari itu aku tahu namamu dan jika kita berpapasan disekolah, kita mulai saling tegur sapa atau sekedar melempat senyum.

Kamu masih ingat ketika kita mulai bertambah akrab. Kamu mengantarkanku pulang dengan sepeda motormu. Tak jarang juga kita jalan bersama, pergi ke mall atau sekedar berkeliling kota menikmati senja. Ya, sungguh klasih kisah kita. Tak jauh beda dengan kisah-kisah anak SMA lainnya.
Dan tiap hari handphoneku mulai dipenuhi dengan pesan singkat darimu. Setiap waktu seperti tak bosan-bosannya kita bertukar pesan seakan banyak kisah yang belum kita ceritakan satu sama lain.
Sampai akhirnya kisah kita menemukan akhirnya. Perlahan-lahan kita mulai saling menjauh. Hingga benar-benar menjadi seperti pertama kali kita bertemu. Menjadi dua orang yang tak saling kenal lagi.

Apa kamu masih ingat???