Lama rasanya tidak menulis. Mungkin baru beberapa minggu tapi itu sudah membuatku rindu untuk bercerita disini. Aku bukan tipe orang yang mudah menceritakan pada orang lain mengenai diriku. Maka dengan menulis aku mencoba untuk berbagi. Tulisan kali ini mungkin bukan sebuah puisi-puisi yang biasanya aku posting. Aku mau menceritakan kesibukanku dibulan ini saja
Kesabaranku sedang di uji dengan mengurusi segala urusan mahasiswa tingkat akhir. Dari pembuatan proposal KTI hingga seminar proposal, seminar pertama. Aku sering menangis dibuatnya. Bukan karena aku cengeng tapi karena aku lelah. Jika aku lelah dan merasa sudah tidak kuat lagi, aku pasti menangis. Aku tidak mungkin menyerah disini. Tidak mungkin berhenti hanya sampai disini. Aku sudah menjalaninya dan sebentar lagi aku akan mencapai akhir. Seperti apa yang pernah temanku katakan. Kita seperti pesawat terbang yang ingin lepas landas, tapi sebelum kita mendarat kita mendapatkan goncangan dulu. Setelah itu kita bisa mendarat dan sampai ditempat tujuan. Jadi bertahanlah sebentar lagi. Sebentar lagi
Alhamdulillah aku sudah terbiasa menulis. Jadi aku sangat terbantu dalam penyusunan proposal Tugas Akhirku. Tidak terlalu banyak yang dikoreksi oleh dosen pembimbing. Isi proposalku tertata dan disaat teman-teman yang lain sibuk konsultasi ke pembimbing masing-masing. Proposalku sudah selesai dan hanya menunggu waktu untuk dikumpulkan.
Untuk tugas akhir ini aku mengambil penelitian "Uji Pendahuluan Daun Bentaleng (Cratoxylum glaucum Korth.)" Tumbuhan yang aku gunakan adalah tumbuhan obat suku dayak benuaq di kalimantan timur yang berkhasiat untuk menyembuhkan luka terbuka. Daun tumbuhan ini akan di uji pendahuluan meliputi uji organoleptik yaitu rasa dan bau, lalu uji makroskopik meliputi morfologi, bentuk, dan warna daun. Uji mikroskopik untuk melihat anatomi daun dan uji identifikasi senyawa kimia yang meliputi uji alkaloid, flavonoid, tanin, saponin, dan terpenoid.
Ada kejadian yang mengesalkan dalam penyusunan tugas akhir ini. Penelitianku diremehkan oleh mahasiswa lain. Mereka bilang mudah aja penelitianku ini. Rasanya itu ya kesal sekesal-kesalnya deh. Mereka nggak tahu susahya aku dan ketiga temanku yang juga melakukan uji pendahuluan cari sampel tumbuhan yang akan kami uji itu. Kami harus masuk hutan mana tempatnya jauh pula dari samarinda. Kalau aku ambil sampelnya di KUBAR, daerah hulu sungai mahakam, ada yang ambil sampel di Sebulu, dan yang paling jauh itu ambil sampel di Malinau.
Karena penelitian kami dibilang mudah jadi setiap temanku mengeluh mengenai penelitiannya, binggung mau ambil sampel lagi karena kami kekurangan sampel. Aku selalu mengatakan kata "Mudah". Sebenarnya untuk menyindir orang yang sudah meremehkan penelitian kami. Tapi karena keseringan mengatakan kata "Mudah". Kami berempat yang melakukan uji pendahuluan benar-benar diberi kemudahan oleh Allah. Yaitu pada saat kami maju seminar proposal, kami didepan berempat tidak seperti teman-teman yang lain yang sendiri-sendiri. Jadi kami tidak grogi dan presentasi kami bagus.
Sebenarnya penelitian kami ini susah juga. Selain sampel yang susah didapat, litelatur mengenai tumbuhan yang kami gunakan ini belum ada. Makanya penelitian kami bisa menjadi referensi untuk semua masyarakat dan peneliti-peneliti untuk melakukan penelitian selanjutnya.
Yah di ambil hikmahnya aja. Aku jadi mengingatkan diri sendiri jangan pernah dan jangan sampai meremehkan orang lain apapun itu, meski kita lebih dari orang lain bisa jadi orang yang kita remehkan itu nanti melebihi kita. Diatas langit masih ada langit. Kita sama-sama hambanya Allah, jadi hanya Allah yang Lebih dan kita pastilah selalu Kurang.
Semangat!.