Ini aku, menunggumu dengan penuh senyum. Dadaku sesak penuh dengan perasaan bahagia. Ku pastikan malam ini aku akan membuatmu terpesona. Sebelumnya, belum pernah aku begitu lama mematut diri di depan cermin. Bingung memilih pakaian apa yang pas ku pakai. Aku seperti wanita saja. Padahal kata orang aku bisa dengan mudahnya meluluhkan hati wanita. Cukup tersenyum saja. Tapi kali ini berbeda. Kali ini aku akan bertemu denganmu. Kamu. Iya kamu, yang telah mengambil hatiku. Tidak. Sepertinya lebih tepatnya aku yang telah menjatuhkan hatiku kepadamu.
Biasanya aku paling tidak suka menunggu. Tapi kali ini ritual menungguku berbeda. Aku menunggu dengan perasaan bercampur aduk dalam hatiku. Antara bahagia, deg-deg'an hingga takut. Iya aku takut. Karena malam ini aku akan mengungkapkan isi hatiku padamu. Aku ingin jujur padamu.
Aku bukan lelaki romantis. Tidak puitis bahkan benci dengan hal-hal yang melankolis. Tapi tadi dalam perjalanan ke sini, ketika melewati kios penjual bunga. Aku berhenti didepan sana. Memilih untuk membelikanmu bunga. Bukan mawar. Aku membelikanmu bunga lily putih. Lebih tulus daripada mawar, menurutku.
Suara pintu terbuka membuatku refleks menoleh pintu masuk di cafe ini. Di sana, kamu dengan keteduhan wajahmu dan senyum manismu berjalan menujuku. Sederhana tapi manis. Itu yang membuatku jatuh cinta. "Maaf membuatmu lama menunggu" katamu ketika sampai di meja kita. Aku tersenyum berkata "tidak apa-apa, aku belum menunggu lama". Kita sempat terdiam beberapa lama lalu aku memberikanmu bunga itu, bunga lily yang tadi ku beli. Kamu menerimanya, bahagia. "Terima kasih" katamu. Aku mengangguk dan tidak henti-hentinya tersenyum memandangmu. Tuhan aku benar-benar telah jatuh cinta.
Betapa aku bersyukur atas malam ini. Atas kesempatan ini. Atas kebahagiaan ini. "Tuhan aku ingin merasakan bahagia ini setiap hari. Seumur hidupku. Bolehlah?" Pintaku dalam hati.
Dengan hati-hati aku mengajaknu bicara, pelan-pelan menjurus membahas tentang cinta. "Cinta itu seperti bunga lily, tulus meski para pecinta lebih memilih mawar daripada ia" katamu. "Aku ingin mencintaimu. Setiap waktu, seumur hidupku. Bolehlah?" Kataku langsung memintamu. "Terkadang apa yang kita inginkan tidak bisa langsung kita dapatkan. Biar waktu yang menunjukan jalan" jawabmu.
Dan malam itu berakhir dengan harapan sang waktu akan berbaik hati mau memberikan kesempatan lagi.
"Setulus bunga lily, aku mencintaimu"
Setulus Bunga Lyli, Aku Mencintaimu
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar