Hai kawanan senja. Bagaimana kabar kalian?
Ada yang heran nggak baca judul postingan ini. Sebenarnya kali ini aku mau berbagi cerita tentang perkuliahanku tadi, perkuliahan Ilmu Komunikasi Profesi. Tapi, dosen yang sangat Luar Biasa yang mengajari kami hari ini memberikan kami pelajaran yang jauh lebih hebar daripada Ilmu Komunikasi Profesi, yaitu Ilmu Komunikasi Hati.
Aku perkenalkan dulu yah, nama beliau Bapak Abibaswan, beliau kelahiran tahun 1940 lho jadi sekarang umur beliau sudah 72 tahun tapi, dimataku beliau bukanlah orang tua yang bisa-biasa saja tetapi sangat luar biasa karena beliau memiliki motto hidup bisa dibilang begitu, yaitu Berbagi Mantera Kebaikan.
Sebelum perkuliahan dimulai, sebelum memasuki materi. Beliau membimbing kami untuk membuka pikiran yang membuang jauh-jauh pikiran negatif. Slide demi slide yang beliau tampilkan sangat menginspirasi.
Slide pertama bertuliskan "Nilai Hidup adalah Kemuliaan, bukan Usia". Aku membenarkannya, karena aku melihat contoh yang nyata sedang berdiri didepanku saat itu, yaitu beliau. Beliau telah membuktikan kalimat yang beliau tulis itu bahwa bukan usia yang membuat orang bisa terlihat mulia tapi, apa saja yang sudah dia lakukan untuk orang-orang disekelilingnya, untuk hidupnya, dan untuk Tuhannya.
Slide kedua menampilkan foto beliau bersama pacar perta dan terakhir beliau, namanya ibu Intan. Dislide ini beliau menuliskan "Bukan titik penimbul tinta, Tintalah penimbul titik. Bukan cantik penimbul cinta, cintalah penimbul cantik". Kalian tahu kawan? ketika melihat slide demi slide beliau bersama pacar pertama dan terakhir beliau itu, aku jadi sangat iri dengan istri beliau. Karena istri beliau bisa mendapatkan seseorang yang sangat spesial bisa dibilang begitu. Sangat setia. Pria dulu dan sekarang sangat berbeda dalam menilai cinta. Pria dulu sangat menghormati wanita dan menyadari bahwa Allah memberikan manusia satu hati saja, berarti hanya ada satu wanita yang akan mengisinya dari pertama hati itu memilih menjatuhkannya sampai datang perpisahan memisahkan mereka. Itulah hal yang aku irikan. Dapatkah aku menemukan pria seperti itu?
Tapi, lagi-lagi beliau menasehati dengan bijak. Menyadarkanku bahwa setiap manusia itu berbeda. Pria dan wanita juga berbeda meski mereka telah setuju untuk menyatukan hati dalam sebuah ikatan suci pernikahan tetap saja itu menyatukan "Dualisme". Dua insan yang berbeda, berbeda dalam berbagai hal. Jadi, jangan pernah memaksa pasanganmu untuk menjadi seperti apa yang kamu mau. Mengertilah dia, pahamilah dia. Saling mengerti dan saling memahami lalu jatuh cintalah berkali-kali pada orang yang sama.
Slide beliau berlanjut, menampilkan foto beliau dimeja kerja beliau dan beliau berkata "Sukses terjadi dari bekerja yang memberi ketimbang yang meminta". Disini aku menyadari hal baru lagi. Jika kamu ingin mendapatkan sesuatu dan tidak juga mendapatkannya mengapa tidak kamu yang memberi hal itu duluan dengan begitu maka kamu akan mendapatkan apa yang kamu inginkan bahkan balasannya bisa berkali-kali lipat dari hal yang kamu berikan. Beliau sangat luar biasa dan aku bahagia serta bersyukur karena hidupku dikelilingi orang-orang hebat penginspirasi.
Dislide terakhir beliau menuliskan "Terimakasih Tuhan atas masa lalu dan masa kini". Kalian tahu kawan? aku susah payah menahan agar air mata ini tidak tumpah. Aku malu jika dilihat teman-temanku aku sedang menangis. Aku terharu, tapi ada juga rasa bahagia serta rasa menyesakkan dalam dada yang kurasakan. Lagi-lagi beliau mengingatkanku tentang satu hal yang sangat penting dalam hidup, yaitu BERSYUKUR. Bersyukur atas apapun keadaanmu dulu, sekarang, dan yang akan datang.
Dan beliau menyuruh kami untuk mendengarkan dan melihat slide yang beliau tampilkan lagi setelah slide-slide pembuka yang sangat luar biasa itu. Slide yang ini lebih sederhana, hanya foto-foto mengenai berbagai macam senja dengan baground musik jaman tahun beliau, jujur aku tidak kenal musik apa yang beliau putarkan untuk kami. Awalnya aku memperhatikan slide-slide itu sambil berpikir jawaban apa yang akan aku berikan pada beliau jika setelah penayangan slide itu beliau bertanya padaku apa yang aku rasakan setelah melihat slide itu, jadi aku tidak terlalu fokus, tidak melihat slide dengan hati tapi, dengan mata dan pikiran yang sibuk sendiri.
Sampai pada akhirnya slide sudah hampir habis dan aku baru menenangkan pikiranku, aku baru menikmati slide-slide itu. Kalian tahu kawan apa yang aku rasakan? Aku seperti kembali pada masa lalu. Ada perasaan bahagia yang aku rasakan namun juga ada kesedihan dan itu sangat menyesakkan membuat aku lagi-lagi menahan air mataku agar tidak tumbah. Tapi, aku gagal. Akhirnya aku menangis, hanya sebentar.
Dari pertemuan yang hanya 2 jam tadi, aku menyadari banyak hal. Membuka hatiku yang mungkin kemaren-kemaren batunya sangat kuat susah untuk dikikis tapi, hari ini aku lega. Aku lega karena aku bisa menangis walaupun hanya sebentar. Dan apapun yang kita lakukan itu semuanya tergantung satu, tergantung HATI kita.
Hal terakhir kawan yang sangat luar biasa hari ini, yaitu "Perlakukanlah orang lain seperti anda ingin diperlakukan"