Buscar

Untukmu Tuan, masih untukmu

Tuan
Aku telah memaksa hatiku untuk tidak memupuk perasaan ini
Tapi bayangmu selalu hadir dalam lamunan
Rindu juga kerap kali datang
Aku tak bisa benar-benar menepismu
Jika aku sedang sibuk aku bisa lupa akan dirimu
Tapi itu sifatnya hanya sementara
Bahkan jika aku tengah istirahat dari kesibukanku
Menyapamu adalah caraku melepas penat

Tuan
Aku mendapati kenyamanan jika bercerita denganmu
Mengeluhkan mengenai segala ini dan itu
Kamu dapat mengubah cemasku
Setidaknya ada ketenangan setelah aku bercerita padamu
Kamu juga tuan
Memberi harapan yang masih abu-abu
Harapan yang belum jelas akhirnya

Tuan
Ada ketakutan dalam hati ini
Takut terluka lagi
Aku pernah bermimpi tuan
Kamu jalan bersamanya dibelakangku
Dalam mimpi saja rasa sakitnya sudah sangat menyesakkan dada
Dan beberapa hari ini
Aku menyadari sesuatu yang terlewatkan
Bahwa dia mungkin juga menyukaimu
Bahkan dia pernah memberi surat padamu sebelum dia pergi
Aku cemburu, iya
Tapi aku bisa apa?

Tuan
Aku pernah menangis dihadapan Tuhan
Ketika bercerita mengenai kamu
Sebelumnya aku tak pernah menyebut namamu lengkap
Agar Tuhan tidak salah orang
Pemikiran bodoh memang
Tapi yang aku mau itu kamu bukan orang lain

Aku pernah berjanji pada diriku sendiri
Kala itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku menyebut namamu dalam doaku pada Tuhan
Tapi apa? malam-malam selanjutnya aku masih melakukan hal yang sama
Menyebut namamu dalam doaku
Dan jika bercerita mengenai kamu
Air mata ini tumpah tanpa dapat dicegah

Tuan
Aku tak pernah menginginkan rasa sebesar ini
Aku tak pernah menginginkan seperti ini
Tapi jika pada akhirnya nanti engkau tetap tidak kumiliki
Aku harap Tuhan memberi kekuatan lebih padaku

Samarinda, 19 Juli 2013
08.17 WITA

0 komentar:

Posting Komentar