Kau tahu betapa perihnya hatiku
ketika aku menyuruhmu pergi dari hadapanku. Lalu melihat air mata menggenang
dipelupuk matamu. Sebenarnya semua itu bukan inginku. Kau tahu, aku sakit
dengan semua ini. Disaat aku baru menyadari betapa berharganya dirimu untuk ku.
Saat itu juga aku harus menerima kenyataan bahwa waktumu tak banyak untuk ku.
Kau tau, sangat ingin aku tidak mempercayai kenyataan itu.
Dan kini, disinilah aku. Berlari
dari kenyataan dan membohongi hatiku lalu menyakitimu. Dan saat itulah aku baru
menyadari bahwa apa yang aku lakukan ini salah. Dua anak kecil yang ku lihat
sedang melepas kepergian satu dengan yang lainnya mengingatkanku akan beberapa
tahun lalu, ketika aku pergi meninggalkanmu. “tidak lama, hanya 10 malam saja.
Setelah itu aku akan kembali” kataku. Lalu jari kelingking kita terpaut. Tapi
ternyata takdir berkata lain. Aku tidak menepati janjiku untuk kembali setelah
lewat 10 malam itu. Aku kembali terlambat. Terlambat karena kini waktumu untuk
ku hanya tinggal sedikit.
“aku takut” katamu. “aku takut
tiba-tiba saja ketika aku terbangun dari tidur, aku tidak mendapati diriku
berada dikamarku, aku tidak mendapati duniaku, aku takut” katamu lagi. Kau tau,
betapa perihnya hati ini ketika mendengar kau mengatakan itu. Sebenarnya, jika aku
tidak kuat, aku merasa aku yang akan lebih dulu mati darimu. Aku tidak kuat
membayangkan kau akan pergi meninggalkanku. Aku tidak kuat membayangkan kau
tidak aka ada lagi disisiku.
“kau ingin mengucapkan permohonan
apa?” kataku ketika melihat kau mengambil setangkai dandelion ingin meniupnya.
Aku ingat, dulu kau pernah berkata jika kita mengucapkan sebuah permohonan
sebelum meniup dandelion maka permohonan kita akan terkabul. “untuk
kebahagiaanmu” katamu lalu meniupkan dandelion itu. Aku pun melakukan hal yang
sama “ingin membahagiakanmu sampai waktunya tiba” itu permohonanku.
Baru saja kau berkata ingin tidur
sebentar saja, hanya 3 menit. Karena kau merasa lelah. Aku mengiyakannya dan
tetap berada disampingmu. Hingga salju pertama turun. “bangunlah, salju pertama
telah turun” kataku. Tapi, hingga saat ini kau tidak terjaga. Padahal kini
sudah lebih dari 3 menit, sudah terlewat banyak. Kau, tidak menepati janjimu.
0 komentar:
Posting Komentar