Buscar

sedikit cerita tentang Kanker Serviks

hmmm lama ga nulis. banyak yang mau ceritakan. minggu-minggu ini terlalu menyita waktuku. selain karena aku harus turun kerja jam 5 sore, sedangkan jam 4 sore itu aku baru pulang dari kuliah, kebayang kan gima aku harus cepet-cepet pulang, mandi, tanpa istirahat langsung turun kerja. capek memang tapi, dinikmati sajalah. kesibukanku belum selesai sebelum jam 12 malam lewat. karena sepulang dari tempat kerja aku harus mengerjakan laporan-laporan dan jurnal-jurnal praktikum dulu, kalau mataku masih betah melek aku akan lanjut belajar untuk pretest sebelum masuk laboratorium tapi, kalau mataku sudah ga bisa di ajak kompromi. aku harus mengikhlaskannya tidur dan belajar seadanya hehe

itu sekilas cerita tentang mingu-minggu yang sibuk ini. hmm aku mau cerita tentang ibu rt di blok perumahan tempat aku tinggal. jangan ketawa habis baca ibu rt yang ku bilang itu yaaa. karena ini bukan cerita lucu. entahlah aku telah mengenalnya berapa lama, aku juga telah lupa sudah berapa tahun berlalu sejak aku untuk pertama kalinya pindah ke rumahku ini. sebelumnya aku udah pernah cerita kan kalau aku kerja di apotek dan di apotek itu ada dokter prakteknya. dokter ditempatku kerja salah satunya melayani "pap smear". itu sejenis deteksi dini tentang kanker servis. kanker serviks penyakit kanker yang terjadi pada daerah leher rahim. Yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim. Letaknya antara rahim (uterus) dengan liang senggama wanita (vagina). kanker serviks ini adalah penyakit nomor satu yang mematikan wanita indonesia. itu yang ku tau dari artikel yang ku baca. dan kanker serviks ini ciri-ciri gejala penyakitnya kadang tidak kita ketahui. dia memberikan rasa sakit pada saat haid, namun menurut wanita kan rasa nyeri haid itu sudah biasa. maka kita harus berhati-hati saat ini.


ketika itu ibu rt dan suaminya ada pergi ke apotek tempat aku kerja. ku pikir ibunya cuma berobat biasa saja. ternyata beliau konsultasi dengan dokter dan pada saat itu juga aku baru tau bahwa beliau positif kanker serviks, sudah stadium 4. dari yang ku ketahui, dokter menyarankan beliau untuk operasi pengangkatan rahim, untuk membuang kankernya. beliau disarankan untuk ke rumah sakit di surabaya. tentunya dengan biaya yang tidak sedikit. tapi, dokter memberikan pilihan lain, yaitu pergi ke rumah sakit di banjarmasin dan menemui dokter yang direkomendasikan oleh ibu dokter di tempat aku kerja.

sesampainya di rumah, sepulang kerja. aku ceritakan semua dengan mama. ternyata mama telah tau duluan jika ibu rt itu positif kanker serviks. beberapa minggu setelahnya ibu rt bersama suaminya berangkat ke banjarmasin. cukup lama mereka di sana. ketika pulang aku dapat cerita bahwa beliau tidak jadi di operasi tetapi cukup di kemoterapi saja. aku tidak terlalu banyak tau tentang hal-hal seperti itu. yang ku tau kemoterapi itu menginjeksikan beberapa cairan kimia dengan dosis yang tidak rendah. rasanya panas ketika menyatu dengan darah. beliau harus di kemo sebanyak tiga kali.

kemoterapi beliau yang kedua beliau terlihat sangat lemah. tidak dapat bangun dari tempat tidur. seperti yang pernah kita lihat di film-film bahwa rambut akan rontok karena kanker, itu pun terjadi kepada beliau. rambut beliau perlahan-lahan rontok dan habis. satu minggu yang lalu ketika aku sedang sibuk melakukan stok opname di apotek. salah satu anak beliau datang ke apotek dan meminta tolong pada bu dokter untuk ikut dengannya ke rumah. memeriksa kondisi ibu rt. ada sedikit rasa khawatir dalam hatiku, namun diam-diam aku selalu mendoakan beliau. aku tidak tau beliau kenapa, dari obat-obat yang diresepkan dokter juga tak ku perhatikan. dan dua hari yang lalu ketika aku pulang kerja aku berpapasan dengan beliau dan suaminya. mereka tidak melihatku, tapi aku melihat mereka. ya. sepertinya mereka akan pergi ke tempat praktek untuk berobat.

aku melihat bu rt di boncengan suaminya begitu lemah. raut wajahnya membuatku sedih. karena raut wajah seperti itu mengingatkanku pada "waktunya yang akan berhenti". tapi, semua itu ku tepis. aku bahagia bercampur haru melihat suaminya yang tak pernah lelah mengurusinya. selalu ada disampingnya untuk memberinya kekuatan. aku mencoba memberikan kekuatan pada mereka dengan mendoakan keselamatan beliau berdua. dan meyakinkan diriku sendiri bahwa tidak ada yang sia-sia jika kita mau berusaha. berusaha untuk sembuh dan tidak meratapi takdir. dan jika memang semua berakhir tidak sesuai dengan yang kita inginkan. tetaplah meyakini bahwa inilah yang terbaik dari-NYA.

tetap percaya meski setelah hujan tak ada pelangi. dan mentari tetap bersinar meski awan-awan telah berlalu.

0 komentar:

Posting Komentar