hmm sebenarnya agak memalukan tapi, biarlah. masalahnya sepele cuma keadaan yang membuatku menangis ga bisa nahan air mata biar ga berjatuhan. aku sering mengalami yang namanya diperlakukan tidak adil. bahkan aku selalu bertanya, mengapa harus aku yang mengalaminya. sabar sih aku sabar aja, tapi ada kalanya juga aku ga bisa nahan kesabaranku dan aku menangis. selalu begitu. jika sakitnya sudah sangat sakit aku rasa, maka aku tidak bisa untuk tidak menangis.
dan hari ini aku menangis. masalahnya sepele sekali. tadi waktu sedang praktikum kimia farmasi II, aku sedang pusing-pusingnya menitrasi larutan pembakuan. sudah tritasinya salah-salah. bahannya habis. aku pusing juga jadinya, dosen pembimbingku juga pusing. teman sekelompokku ngilang ga tau kemana. ditengah-tengah keadaan itu, koordinator pembimbing memanggilku dari tempatnya duduk, dia berkata "elsa, ini tadi kamu yang habis pakai?" yang dimaksud ini, disini adalah sebual balon untuk memipet dengan pipet volume atau pipet gondong dan kebetulan balonnya itu yang bagus memang tinggal satu itu aja dipakai rame-rame.
ku jawab "iya"
"ini rusak ini, ga bisa dipakai lagi" katanya
didepannya ada temanku yang paling pintar, dia yang datangin ibunya melapor kalau balonnya itu rusak.
"kamu ganti ini" dia berkata lagi
"iya" ku jawab datar. dan kembali mengerjakan kerjaanku. udah dongkol nie dibuatnya. saking dongkolnya nangislah aku. ga kuat lagi nahan. sampai dosen pembimbingku nenangin aku. waktu dicoba balonnya baik-baik aja ga rusak sama sekali. aku ga masalah ganti balon itu, aku masih mampu kalau cuma ganti itu. yang aku kesalkan masa itu rusak gara-gara aku, padahal aku baik-baik aja pakainya.
jadi selama titrasi aku nangis. sampai selesai praktikum juga aku nangis. mataku bengkak. aku kesal, aku dongkol. kenapa kalau giliran hal-hal yang sial selalu aku yang kena, padahal aku ga salah. apa karena dia pintar dan aku ga. karena dia cantik dan aku ga. aku benci situasi ini. kenapa selalu aku yang diperlakukan ga adil.
yah temanku tadi bilang "tergantung iman pakai balonnya itu, kalau imannya bagus balonnya baik-baik aja. kalau kebanyakan dosa balonnya jadi rusak". dan aku hanya tersenyum menanggapinya.
ini bukan kejadian yang pertama. waktu semester 2 aku juga pernah nangis waktu lagi praktikum farmasetika I. ada dosen pembimbing cewek tiba-tiba aja datangin aku terus marah-marahin aku. ga ku heranin sih, cuma dongkol rasanya. jadi waktu evaluasi aku cuma diam. aku masih emosi. selama evaluasi ku tatap ibunya, ku tatap pas dimata sampai ibunya nunduk ga berani liat aku. dan ada salah satu dosen pembimbing waktu itu yang bisa baca pikiran orang. dia tau sebenarnya aku bisa jawab pertanyaan dari dia, cuma aku diam aja. malas ngomong, ga mood. dan dia bilang "saya ga tau ya nilainya yang diam ini nanti gimana". dan aku tetap diam sampai evaluasi selesai.
ada lagi waktu praktikum kimia organik, praktikum trakhir. aku kelahi sama laboran dilaboratorium. cuma perang mulut aja sih. didepan kaka-kakak tingkat yang lagi penelitian. malu sih sebenarnya, dikira aku anak nakal banget gitu. tapi aku ga terima, aku ga salah tapi dimarah-marahin ya ku lawan. beberapa hari setelah kejadian aku dapat kabar tu laboran kecelakaan, hidungnya patah. prihatin sih, cuma Allah tau aja siapa yang benar dan siapa yang salah kan. waktu itu aku nangis juga, tapi ga didepan dia, ga pas kelahi. aku nangisnya dirumah. kesal. dongkol. setelah kejadian itu, didepan dia aku pura-pura ga terjadi apa-apa. aku tetap negur dia, tapi dia rada ga enak hati juga sama aku. ga berani lagi dia marahin aku.
yang ku ceritakan itu hanya sebagian aja. masih banyak cerita lain lagi. karena aku udak sering yang namanya ngerasakan disakitin. kalau ada orang yang bilang dia sakit hati, pengen banget rasanya bilang ke dia. sakitan mana rasa sakit hatimu sama rasa sakit hatiku. mungkin semua rasa sakit hati udah pernah aku rasakan. positifnya membuatku menjadi seseorang yang kuat dan tegar. walau harus menangis. tapi aku menangis hanya untuk hari ini saja. habis menangis, hapus air mata. lupakan. dan jalani hari esok yang baru. negatifnya, membuatku tidak percaya dengan orang lain
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar