Hai. Ketika aku menuliskan ini, jam dinding menunjukan pukul 16:48 waktu kotaku. Kali ini aku ingin menuliskan mengenai satu pikiran yang selama dua hari ini ada dalam benak ku.
Pertama kali Aku mengenal cinta kepada lawan jenis atau tepatnya aku mencintai seseorang ketika aku duduk di kelas 1 SMP. Sangat muda kan. Saat itu aku pertama kali jatuh cinta. Bukan pada pria yang istimewa. Tidak. Dia tidak ganteng. Dia tidak pintar. Dia tidak kaya. Tapi hatiku menjatuhkan cinta untuk pertama kali padanya. Dari dia aku belajar bahwa ternyata benar, ketika seseorang itu telah pergi barulah kita menyadari bahwa kita memiliki perasaan lebih terhadapnya.
Tidak. Kami tidak pacaran. Hanya perasaan yang malu-malu. Saling menyimpan perasaan masing-masing. Yang aku tahu, hadiah pemberianku selalu dia pakai. Dia laki-laki pertama dan terakhir yang pernah aku beri hadiah. Setelahnya aku tidak pernah memberi hadiah kepada laki-laki lain kecuali diminta.
Tiga tahun aku baru bisa melupakan dia. Rasa cinta itu hilang tapi bayangan dia tidak. Hingga sekarang, sesekali cerita tentang dia terlintas dalam kepalaku. Kenangan dia masih sering muncul. Sebenarnya di tahun kedua sempat ada pria yang mendekatiku. Dia lumayan ganteng, aku suka matanya, matanya coklat. Dia pintar, juara umum disekolah. Tapi aku hanya menganggapnya sebagai seorang kakak, tidak lebih.
Ketika SMA aku satu sekolah dengan sepupunya. Sepupunya cerita mengenai keluarganya. Orang tuanya bercerai dan dia tinggal dengan mamanya saja. Waktu mempertemukan kami ketika kami sama-sama mewakili sekolah dalam seminar yang di adakan oleh bank Indonesia. Di sana kami pura-pura tidak saling kenal. Dan pernah juga untuk kedua kalinya aku bertemu lagi dengan dia di mall. Sama. Kami sama-sama pura-pura tidak melihat.
Mungkin itu sedikit cerita cinta tentang aku. Sebenarnya setelah itu masih ada beberapa nama laki-laki yang masuk dalam kehidupanku. dan membuatku lelah.Aku lelah mencintai. Aku lelah dengan beberapa persoalan hati ini. Toh aku masih bahagia dengan adanya keluargaku dan teman-temanku. Aku tidak kesepian.
Aku tidak mudah percaya kepada seseorang. Aku takut jika seseorang itu datang membawa bahagia lalu pergi meninggalkan luka. Aku lelah. Dan beberapa hari ini aku terpikir untuk malas menikah. Aku tidak ingin menikah meski aku tahu menikah itu kewajiban bagi seorang muslim untuk menyempurnakan agama.
Aku anak pertama. Jika kedua orang tuaku tidak ada, aku yang akan mengurus adik ku dan aku tidak percaya dengan laki-laki jaman sekarang. Mereka pintar bermain dengan hati. Mereka menilai wanita hanya dari apa yang mereka lihat tidak dari apa yang mereka tahu mengenai wanita itu. Dan aku tidak ingin terjebak dalam kehidupan mereka.
Tadi adik ku melihatkan padaku fotonya dengan seorang laki-laki yang disukainya. Aku berkata dalam hati. Biar saja kamu yang menikah. Aku tidak usah.
~Terkadang untuk seorang wanita (mungkin) lebih baik dicintai daripada mencintai~
Random Story
Selamat pagi bulan Desember. Hari ini sudah lembar ke-15 di bulan terakhir dalam tahun ini. Tidak ada yang begitu spesial, aku hanya ingin menulis beberapa kalimat disini. Sudah lama ruang ini tidak ku sapa dengan tulisan-tulisanku.
Ketika aku menulis ini, langit di luar sana sedang mendung. Nyaman sekali untuk bersantai di weekend ini. Sekedar melepas penat setelah hari-hari sebelumnya sibuk beraktifitas. Sebenarnya aku pun bingung apa yang harus aku tuliskan di sini. Aku hanya mengikuti kata hati. Jadi maafkan kalau tulisan ini membuat kalian yang membaca menjadi bingung.
Pertama aku ingin bercerita tentang dia. Setelah berbulan-bulan dia hilang entah ke mana. Tapi tanpa sengaja ketika aku membuka sosial media "path". Di sana aku tau dia sedang apa dan dimana. Hanya sekedar tahu saja. Bukankah aku sudah memutuskan untuk tidak perduli lagi dengan apa yang dia lakukan di sana. Jujur saja aku kesal ketika aku menghubunginya dia hanya membaca chattinganku tanpa membalasnya. Sebenarnya diantara kami tidak ada apa-apa. Aku juga tidak mengharapkan apa-apa. Aku hanya ingin menjaga pertemanan yang sudah dekat seperti saudara sendiri. Tidak enak jika nanti berkumpul dengan cece-cece dan abang-abang aku sama dia tidak teguran. Pasti akan menimbulkan pertanyaan kan.
Tapi ya namanya aku anaknya tidak perdulian. Jadi ya aku diamkan aja kelakuan dia begitu. Aku mikirnya dia maunya begitu, yasudah ku turutin kan. Tapi emang dasar dia. Datang ga dijemput, pulang ga bilang-bilang. Ga ada angin, ga ada hujan. Tiba-tiba aja chattingan dia muncul di layar tab ku. Agak kaget sih waktu aku baru pegang tab chattnya dia langsung muncul. Iya sebagai teman ku balas lah chatnya. Kan dari awal niatku mau jaga hubungan pertemanan baik ini. Tapi ya baru waktu itu aja sih chattingan sama dia lagi. Habis itu ga ada lagi. Aku ga mau juga hubungin duluan. Nanti aku malah jadi pengganggu.
Kedua aku mau cerita soal pelangi-pelangiku. Waktu itu Sarah ada ke Samarinda. Aku jemput dia di Samarinda Seberang terus temani dia ke kampus. Terus kita pergi makan soto lamongan dekat RSUD AWS, nostalgia masa kuliah dulu sering makan disana sama dia hehe. Habis makan kita ke Sambutan. Silaturahmi ke rumah Dita. Pergi nengokin ibu. Selama ngobrol sama ibu aku nahani nangis tau. Kangen sama mereka. Kangen ngumpul lagi dirumah Dita. Ibu juga matanya berkaca-kaca waktu cerita dulu kita sering nginap disana. Waktu mau pulang ibu bilang "Dulu tiap malam minggu rumah ibu rame suara kalian ketawaan dikamar atas. Tengah malam ke bawah cari makan". Huaaaaa dijalan pulang aku nangis ingat semuanya. Aku nangis karena aku bahagia punya teman seperti mereka. Yang bisa terima kekuranganku. Yang mau berteman baik sama aku. Keluarga mereka sudah seperti keluargaku sendiri. Aku bahagia memiliki mereka.
Pulang dari rumah Dita lanjut ke rumah Kak Eva. Pergi nengokin ayah ibunya kak eva. Ceritaan macam-macam sama ayah ibu. Lagi-lagi jadi sedih tapi aku ga sampai nangis walaupun rasanya nyesek dalam hati. Aku hanya bersyukur sangat-sangat bersyukur karena memiliki teman seperti mereka. Aku sering ngerasa aku sendirian. Tapi syukurnya Allah selalu ingatkan aku bahwa aku tidak pernah sendirian. Aku punya Allah, aku punya mereka. Cukup sebagai kebahagiaanku.
Ketiga aku ingin bercerita mengenai seseorang yang terkadang membuatku kesal tapi aku tidak bisa marah sama dia. Dia orangnya baik. Sangat baik malah. Dari dia aku belajar bahwa seseorang yang menyayangimu tidak akan menyerah padamu. Seseorang yang menyayangimu tidak akan meninggalkanmu meski kamu sangat ingin pergi dari dia.
Aku sering kesal tanpa alasan yang jelas sama dia. Tapi setiap kali aku merasa kesal aku ingatkan diriku sendiri tentang kebaikannya. Tentang janjiku pada diriku sendiri untuk selalu ada mendukungnya.
Yah jadinya kalau aku lagi kesal sama dia. Paling aku diamkan dia sebentar. Ga balas pesannya dulu nanti kalau aku udah ga marah lagi baru ku balas pesan.
Aku ga mungkin jahat sama dia. Dia baik banget sama aku.
Hmm mungkin itu aja random story untuk hari ini..
Intinya aku bersyukur atas segala yang Allah berikan padaku. Tentang dia, teman-temanku, dan orang yang berani melakukan apa saja buat aku.
Happy weekend guys.. nice day yaaa
Ketika aku menulis ini, langit di luar sana sedang mendung. Nyaman sekali untuk bersantai di weekend ini. Sekedar melepas penat setelah hari-hari sebelumnya sibuk beraktifitas. Sebenarnya aku pun bingung apa yang harus aku tuliskan di sini. Aku hanya mengikuti kata hati. Jadi maafkan kalau tulisan ini membuat kalian yang membaca menjadi bingung.
Pertama aku ingin bercerita tentang dia. Setelah berbulan-bulan dia hilang entah ke mana. Tapi tanpa sengaja ketika aku membuka sosial media "path". Di sana aku tau dia sedang apa dan dimana. Hanya sekedar tahu saja. Bukankah aku sudah memutuskan untuk tidak perduli lagi dengan apa yang dia lakukan di sana. Jujur saja aku kesal ketika aku menghubunginya dia hanya membaca chattinganku tanpa membalasnya. Sebenarnya diantara kami tidak ada apa-apa. Aku juga tidak mengharapkan apa-apa. Aku hanya ingin menjaga pertemanan yang sudah dekat seperti saudara sendiri. Tidak enak jika nanti berkumpul dengan cece-cece dan abang-abang aku sama dia tidak teguran. Pasti akan menimbulkan pertanyaan kan.
Tapi ya namanya aku anaknya tidak perdulian. Jadi ya aku diamkan aja kelakuan dia begitu. Aku mikirnya dia maunya begitu, yasudah ku turutin kan. Tapi emang dasar dia. Datang ga dijemput, pulang ga bilang-bilang. Ga ada angin, ga ada hujan. Tiba-tiba aja chattingan dia muncul di layar tab ku. Agak kaget sih waktu aku baru pegang tab chattnya dia langsung muncul. Iya sebagai teman ku balas lah chatnya. Kan dari awal niatku mau jaga hubungan pertemanan baik ini. Tapi ya baru waktu itu aja sih chattingan sama dia lagi. Habis itu ga ada lagi. Aku ga mau juga hubungin duluan. Nanti aku malah jadi pengganggu.
Kedua aku mau cerita soal pelangi-pelangiku. Waktu itu Sarah ada ke Samarinda. Aku jemput dia di Samarinda Seberang terus temani dia ke kampus. Terus kita pergi makan soto lamongan dekat RSUD AWS, nostalgia masa kuliah dulu sering makan disana sama dia hehe. Habis makan kita ke Sambutan. Silaturahmi ke rumah Dita. Pergi nengokin ibu. Selama ngobrol sama ibu aku nahani nangis tau. Kangen sama mereka. Kangen ngumpul lagi dirumah Dita. Ibu juga matanya berkaca-kaca waktu cerita dulu kita sering nginap disana. Waktu mau pulang ibu bilang "Dulu tiap malam minggu rumah ibu rame suara kalian ketawaan dikamar atas. Tengah malam ke bawah cari makan". Huaaaaa dijalan pulang aku nangis ingat semuanya. Aku nangis karena aku bahagia punya teman seperti mereka. Yang bisa terima kekuranganku. Yang mau berteman baik sama aku. Keluarga mereka sudah seperti keluargaku sendiri. Aku bahagia memiliki mereka.
Pulang dari rumah Dita lanjut ke rumah Kak Eva. Pergi nengokin ayah ibunya kak eva. Ceritaan macam-macam sama ayah ibu. Lagi-lagi jadi sedih tapi aku ga sampai nangis walaupun rasanya nyesek dalam hati. Aku hanya bersyukur sangat-sangat bersyukur karena memiliki teman seperti mereka. Aku sering ngerasa aku sendirian. Tapi syukurnya Allah selalu ingatkan aku bahwa aku tidak pernah sendirian. Aku punya Allah, aku punya mereka. Cukup sebagai kebahagiaanku.
Ketiga aku ingin bercerita mengenai seseorang yang terkadang membuatku kesal tapi aku tidak bisa marah sama dia. Dia orangnya baik. Sangat baik malah. Dari dia aku belajar bahwa seseorang yang menyayangimu tidak akan menyerah padamu. Seseorang yang menyayangimu tidak akan meninggalkanmu meski kamu sangat ingin pergi dari dia.
Aku sering kesal tanpa alasan yang jelas sama dia. Tapi setiap kali aku merasa kesal aku ingatkan diriku sendiri tentang kebaikannya. Tentang janjiku pada diriku sendiri untuk selalu ada mendukungnya.
Yah jadinya kalau aku lagi kesal sama dia. Paling aku diamkan dia sebentar. Ga balas pesannya dulu nanti kalau aku udah ga marah lagi baru ku balas pesan.
Aku ga mungkin jahat sama dia. Dia baik banget sama aku.
Hmm mungkin itu aja random story untuk hari ini..
Intinya aku bersyukur atas segala yang Allah berikan padaku. Tentang dia, teman-temanku, dan orang yang berani melakukan apa saja buat aku.
Happy weekend guys.. nice day yaaa
Untuk Eunni
Eunni. Aku nggak pernah tau apa maksud Allah memperkenalkan kamu padaku. Aku nggak pernah tau apa artinya kita ditakdirkan untuk berteman sedekat ini. Aku nggak pernah tau eunni. Tapi aku nggak perduli. Walaupun ada sejuta alasan mengapa kita diperkenalkan aku tidak akan perduli. Yang aku tau aku bahagia, aku bersyukur karena Allah menjaga hubungan pertemanan kita.
Eunni. Bersamamu aku belajar banyak. Hidupku seperti dongeng yang dulunya tidak aku percayai. Aku jadi mengerti bahwa untuk menjadi "sesuatu" kita harus berjuang dengan susah payah. Kita harus berkorban banyak. Bahkan kita harus melepas seseorang yang kita sayangi hanya untuk menjadi "sesuatu" itu.
Eunni. Aku nggak perduli kalau akhirnya nanti kamu akan debut atau tidak. Aku nggak perduli eunni. Dimataku, untukku kamu sudah menjadi seseorang yang berharga. Kamu sudah lebih dari membanggakan. Aku yang tau bagaimana susahnya kamu berjuang. Aku yang tau bahwa mimpimu itu nyata. Bahwa kamu bukan seorang pembohong. Bukan hanya seorang pemimpi kosong. Tapi kamu bisa menggapai mimpimu. Kamu bisa eunni. Jadi nggak usah perdulikan kata mereka.
Eunni. Kamu harus tau bahwa dalam hidupmu kamu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Kamu punya aku eunni, kamu selalu punya aku. Teman-teman satu kelompokmu di ulzzang juga menyayangimu. Dan aku lega kamu disana dikelilingi orang-orang yang baik.
Eunni. Dalam hidup memang tidak selamanya apa yang kita inginkan selalu kita dapatkan. Itu cara Allah untuk membuat kita sabar eunni. Dari situ kita belajar keikhlasan dalam menerima. Karena itu eunni, selalu lah persiapkan hati untuk hal-hal yang menyakitkan bukan untuk hal-hal yang membahagiakan. Jadi ketika keinginan tidak sejalan dengan kenyataan, kita mampu menerima dan tetap berjalan tanpa jatuh dan terpuruk. Kita bisa kuat eunni.
Eunni. Mungkin yang kamu liat dari aku, aku selalu bisa tersenyum kan. Sebenarnya hatiku ini sudah hancur sehancur hancurnya. Nggak berbentuk eunni. Tapi kesakitan itu yang membuatku kuat. Aku jadi tahan banting. Aku jadi tidak mudah untuk menangis. Aku masih bisa tersenyum dan tertawa menyembunyikan semuanya. Walaupun sebenarnya, memanipulasi hati itu melelahkan. Membohongi perasaan sendiri itu rasanya lebih menyakitkan. Tapi dengan begitu aku bisa bertahan. Aku tidak akan dijatuhkan lebih dalam lagi.
Eunni. Aku bukan orang baik. Aku bukan siapa-siapa. Bahkan hanya sedikit orang yang tahan dengan sikapku. Tapi kamu bertahan eunni. Kamu bertahan. Kamu menyayangiku seperti adikmu sendiri. Tak perduli seberapa aku menyuekimu, seberapa aku tidak memperdulikanmu. Kamu tetap sayang aku. Kamu tetap baik sama aku. Kamu tau eunni? Sebelumnya, nggak ada orang yang sebegini sayangnya sama aku. Nggak ada orang yang sebegini perdulinya sama aku. Aku bukan siapa-siapa. Aku seringnya tidak di anggap. Tapi kamu memperlakukanku seolah-olah aku barang berharga. Eunni terimakasih atas segalanya. Ketulusanmu membuka mataku.
Eunni. Jangan pernah bersedih dan jangan pernah menyalahkan dirimu atas sesuatu yang diluar kendalimu. Kita manusia tentu memiliki kekurangan. Dan itu bukan salahmu.
Eunni. Karena sifatmu yang penyayang dan perdulian, kamu jadi disayangi oleh banyak orang. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak pantas menerima kasih sayang dari seseorang. Kamu baik dan kamu pantas menerimanya eunni.
Eunni. Apapun yang terjadi, kuatlah. Apapun yang terjadi tegarlah. Apapun yang terjadi, tersenyumlah. Kamu tidak sendiri, dan tidak akan pernah sendiri. Ada aku eunni. Ada aku, dongsaengmu. Jadi, berbahagialah. Jangan bersedih. Senyumlah eunni.
Eunni. Bersamamu aku belajar banyak. Hidupku seperti dongeng yang dulunya tidak aku percayai. Aku jadi mengerti bahwa untuk menjadi "sesuatu" kita harus berjuang dengan susah payah. Kita harus berkorban banyak. Bahkan kita harus melepas seseorang yang kita sayangi hanya untuk menjadi "sesuatu" itu.
Eunni. Aku nggak perduli kalau akhirnya nanti kamu akan debut atau tidak. Aku nggak perduli eunni. Dimataku, untukku kamu sudah menjadi seseorang yang berharga. Kamu sudah lebih dari membanggakan. Aku yang tau bagaimana susahnya kamu berjuang. Aku yang tau bahwa mimpimu itu nyata. Bahwa kamu bukan seorang pembohong. Bukan hanya seorang pemimpi kosong. Tapi kamu bisa menggapai mimpimu. Kamu bisa eunni. Jadi nggak usah perdulikan kata mereka.
Eunni. Kamu harus tau bahwa dalam hidupmu kamu dikelilingi orang-orang yang menyayangimu. Kamu punya aku eunni, kamu selalu punya aku. Teman-teman satu kelompokmu di ulzzang juga menyayangimu. Dan aku lega kamu disana dikelilingi orang-orang yang baik.
Eunni. Dalam hidup memang tidak selamanya apa yang kita inginkan selalu kita dapatkan. Itu cara Allah untuk membuat kita sabar eunni. Dari situ kita belajar keikhlasan dalam menerima. Karena itu eunni, selalu lah persiapkan hati untuk hal-hal yang menyakitkan bukan untuk hal-hal yang membahagiakan. Jadi ketika keinginan tidak sejalan dengan kenyataan, kita mampu menerima dan tetap berjalan tanpa jatuh dan terpuruk. Kita bisa kuat eunni.
Eunni. Mungkin yang kamu liat dari aku, aku selalu bisa tersenyum kan. Sebenarnya hatiku ini sudah hancur sehancur hancurnya. Nggak berbentuk eunni. Tapi kesakitan itu yang membuatku kuat. Aku jadi tahan banting. Aku jadi tidak mudah untuk menangis. Aku masih bisa tersenyum dan tertawa menyembunyikan semuanya. Walaupun sebenarnya, memanipulasi hati itu melelahkan. Membohongi perasaan sendiri itu rasanya lebih menyakitkan. Tapi dengan begitu aku bisa bertahan. Aku tidak akan dijatuhkan lebih dalam lagi.
Eunni. Aku bukan orang baik. Aku bukan siapa-siapa. Bahkan hanya sedikit orang yang tahan dengan sikapku. Tapi kamu bertahan eunni. Kamu bertahan. Kamu menyayangiku seperti adikmu sendiri. Tak perduli seberapa aku menyuekimu, seberapa aku tidak memperdulikanmu. Kamu tetap sayang aku. Kamu tetap baik sama aku. Kamu tau eunni? Sebelumnya, nggak ada orang yang sebegini sayangnya sama aku. Nggak ada orang yang sebegini perdulinya sama aku. Aku bukan siapa-siapa. Aku seringnya tidak di anggap. Tapi kamu memperlakukanku seolah-olah aku barang berharga. Eunni terimakasih atas segalanya. Ketulusanmu membuka mataku.
Eunni. Jangan pernah bersedih dan jangan pernah menyalahkan dirimu atas sesuatu yang diluar kendalimu. Kita manusia tentu memiliki kekurangan. Dan itu bukan salahmu.
Eunni. Karena sifatmu yang penyayang dan perdulian, kamu jadi disayangi oleh banyak orang. Jadi jangan pernah berpikir bahwa kamu tidak pantas menerima kasih sayang dari seseorang. Kamu baik dan kamu pantas menerimanya eunni.
Eunni. Apapun yang terjadi, kuatlah. Apapun yang terjadi tegarlah. Apapun yang terjadi, tersenyumlah. Kamu tidak sendiri, dan tidak akan pernah sendiri. Ada aku eunni. Ada aku, dongsaengmu. Jadi, berbahagialah. Jangan bersedih. Senyumlah eunni.
Untuk Kesayangan
Aku sangat bersyukur pada Allah telah membawa mereka masuk dalam kehidupanku. Walaupun kami dipersatukan agak terlambat tapi setidaknya kami pernah dipersatukan. Mereka sahabat sekaligus saudara yang bisa menerima aku apa adanya. Dimata orang lain aku mungkin sangat menyebalkan tapi aku bersyukur masih ada mereka yang dapat bertaham dengan sifatku yang menyebalkan ini hehe
Namanya Eva Apriliyana Rizki. Aku manggilnya Kak Eva. Kami sudah dekat dari semester berapa ya aku lupa. Yang pasti karena absen kami berurutan dan waktu itu kami satu kelompok di mata kuliah kimia organik dari situ kami sudah dekat. Kak Eva sudah seperti kakak ku sendiri aku senang ketika mendengar dia memanggil aku dengan sebutan "Adek". Kak Eva orangnya baik, sangat baik malah. Sabar. Aku mungkin harus belajar sabar sama dia hehe. Dia tidak pernah menghiraukan apapun perkataan orang lain tentang dia yang buruk-buruk. Terserah orang lain mau berkata apa. Toh hidup dia yang menjalaninya. Kak Eva pintar, anaknya santai, sangat cuek, polos, Kak Eva seperti mempunyai dunianya sendiri. Tertutup dan jarang menceritakan apa yang tengah dia rasakan. Orang-orang bilang dia lelet tapi menurutku yah dia memang seperti itu mau bagaimana lagi. Yang kadang membuat kesal itu, jika sangat butuh dia, dia pasti susah untuk dihubungi.
Namanya Sari Shara Ayudia. Kami memanggilnya Sarah. Sarah dekat dengan Kak Eva dan dari situlah aku dan yang lainnya juga dekat dengan Sarah. Dari kami berempat Sarah yang beda kelas dengan kami tapi itu tidak menjadi alasan untuk kami tidak bersahabat kan?. Sarah anaknya lucu, kalau sudah ngomong susah berhenti. Manja kalau telponan sama pacarnya hahaha. Sarah suka kelahi sama Bee tapi kalau ga ketemu becari-carian. Anaknya ga sabaran hahaha. Pemikirannya bagus. Pekerja keras. Dan sama seperti Kak Eva, dia anaknya santai. cuek juga. Aku ga tau kenapa ada orang-orang yang ga suka sama dia, mungkin orang-orang itu ga bisa nerima sifatnya dia. Tapi bukankah manusia memiliki sifat baik dan buruk kalau ada sifat baik kenapa harus menilai sifat buruk seseorang. Benar kan?. Hmmm apa lagi yah. Oh iya, aku pernah nangis sama Sarah, ketika kami membicarakan perihal hati. Dan teman yang baik tidak hanya selalu ada ketika bahagia tetapi ketika kamu sedihpun bahkan ketika tidak ada satu orang pun di dunia ini yang mau berteman denganmu, teman sejati akan tetap berada disampingmu.
Namanya Dita Rani Pupitasari. Kami memanggilnya Dita tapi lebih sering memanggilnya dengan sebutan "Nyai". Pertama kali ngeliat dia aku ga pernah berpikiran akan berteman dengan dia seperti ini. Karena aku melihat dia anaknya orang kaya gitu. Dari dulu aku ga pernah mau berteman dengan anak orang kaya. Takut aku ga bisa ngikutin pergaulan mereka. Ternyata setelah dekat dan mengenalnya. Dia tidak seperti bayanganku. Anaknya baik, ga sombong walaupun di antara kami dia yang paling modis haha (dan baru kemarin dia bertanya sama aku, modis itu yang seperti apa? hahahaha). Anaknya manja, cerewet, kalau sudah nanya sampai ke akar-akar, kita harus jelas sejelas-jelasnya menjelaskan tentang pertanyaan dia. kadang aku sampai bingung harus bagaimana menjelaskannya hahaha. Kami berlima sering menginap dirumahnya. Lalu, dia anaknya juga cuek. Kalau marah ngeri. Kata orang yang tidak mengenalnya, dia orangnya jutek. Dan bantak orang yang takut sama dia, apalagi teman-teman kami yang cemen itu hahahaha.
Namanya Eka Erningsih. Kami memanggilnya dengan sebutan Bee. Diantara kami berlima, Bee sendiri yang berbeda agama. Tapi itu tidak menjadi alasan untuk kami tidak berteman. Bahkan dengan itu kami belajar bagaimana toleransi dalam beragama. Bee anaknya baik, lucu, cantik. Bee jadi teman senasib sepenanggunganku selama mengurus penelitian. Kadang kami kelahi karena hal-hal sepele. Misalnya intonasi bicaraku yang terlalu tinggi atau sifat kasarku. Tapi untunglah itu tidak membuat kami tidak berteman lagi hehe. Yang agak sedikit aku ga suka dari Bee adalah dia sering mengeluh. Sering mengeluhkan apa saja. Hidup memang tidak mudah Bee, tapi kita selalu punya pilihan dan selalu punya jalan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Bukankah Tuhan selalu menggenggam mimpi-mimpi kita?. Jangan pernah merasa sendirian. Ada kami. Jangan sungkan untuk berbagi karena itulah mengapa kami ada untukmu, kami ada untuk membantumu memikul sedikit bebanmu. Jangan sering mengeluh meski hidup terasa berat. Cobalah mengubah pola pikir, lihat bahwa dibalik hal-hal yang negatif pasti ada hal-hal yang positif walaupun tidak besar kadarnya. Setidaknya masih ada harapan. Jangan cepat jatuh ketika sekali gagal. Terus bangkit meski rasanya tertatih. Karena hidup itu indah untuk orang-orang yang tidak gampang untuk menyerah.
itulah mereka. Sahabat-sahabatku. Saudara-saudaraku. Teman-teman yang membantuku untuk bertahan. Yang mengajariku banyak hal. Seperti kata Kak Eva "Mereka adalah pelangiku". Yang melukiskan warna dalam hidupku. Mengingatkanku bahwa aku tidak pernah sendirian. Bahwa aku selalu dan akan selalu memiliki mereka. Aku sangat bersyukur atas takdir Allah yang menuliskan atas pertemanan ini. Bersama mereka juga aku merasa dekat dengan Allah. Selalu ingat bagaimana pun kerasnya hidup, bagaimana pun sakitnya hati, kita tetap masih bisa bertahan karena Kita memiliki Allah. Terima kasih atas pertemanan indah ini, atas persaudaraan indah ini.
Tapi maaf boleh tidak aku menangis? Aku sudah tidak bisa menahan air mata ini lagi. Aku tahu setiap pertemuan pasti ada perpisahan tapi rasanya mengapa begitu cepat. Tanggal 14 September nanti adalah hari bahagia kita semua. Kita akan di wisuda dan di sumpah sebagai Tenaga Tekhnis Kefarmasian. Tapi besoknya tanggal 15 september Sarah sudah harus langsung pulang ke Paser karena tanggal 16 nya sudah harus masuk kerja dan tanggal 16 September Kak Eva dan Dita berangkat ke Bandung untuk melanjutkan pendidikan mereka hingga profesi Apoteker. Aku ikut bahagia tas jalan mereka. Tapi aku juga sedih.
Kalian tahu tidak ketika kemarin di warung bakso aku bilang "Masa mamak ku ngadain selamatan nanti yang datang cuma Bee?" ketika mengatakan itu rasanya aku ingin menangis. Tapi aku tidak ingin menangis di depan kalian.
Tidak apa-apa. Mungkin sebentar lagi kita akan berjalan di jalan kita masing-masing. Semoga pada akhirnya nanti kita masih akan tetap bisa bertemu. Pada muara yang sama. Dihari yang lebih baik dimana tidak ada kesedihan yang ada hanya kebahagiaan.
Semoga kalian selalu dalam lindungan Allah SWT.
Menuju Wisuda 3
Bukti perjuangan selama 2 tahun 9 bulan |
Aku lupa tanggal berapa kemarin aku sidang untuk ketiga kalinya, Seminar Hasil Tertutup. Pengujiku yang hadir cuma dua. Karena pengujiku yang satu lagi masih di Jogja nyelesaikan S2 nya. Ga tau gimana berdebarnya hatiku waktu menunggu giliran masuk ruang sidang. Aku sidang jam 11.00 WITA. Pengujiku Ibu Risa dan Ibu Reni dari Unmul. Baca basmalah waktu melangkahkan kaki ke dalam ruangan. Setelah siap semua, aku mulai presentasiku. Dan setelah presentasi sesi sidang pun dimulai. Aku di tanya-tanya untuk mempertanggung jawabkan Penelitian yang aku kerjakan selama 3 bulan sebagai syarat untuk dapat lulus dari Akademi Farmasi Samarinda.
Yang diberi kesempatan untuk pertama kali bertanya adalah Bu Reni. Pertanyaan pertama langsung ke hasil Identifikasi Golongan Senyawa Kimia yang aku lakukan. Kenapa hasil itu tidak sama dengan pengamatan organoleptik yang aku kerjakan. Lalu pertanyaan selanjutnya senyawa apa yang memiliki efektivitas untuk menyembuhkan luka. Alhamdulillah pertanyaan itu aku bisa jawab. Lanjut ke hasil pengamatan mikroskopik ku. Ditanya satu-satu fungsi dari jaringan-jaringan tumbuhan yang aku dapat itu apa. Awal-awalnya aku bisa jawab tapi ketika sampai di pertanyaan bagaimana proses fotosintesis yang terjadi dalam stoma? Aku diam. Jujur aku tidak tau jawabannya apa. Aku tidak belajar sampai ke sana. Jadi dengan sedikit bimbingan akhirnya aku bisa menjawabnya. Pertanyaan dari Bu Reni selesai.
Lanjut pertanyaan dari Bu Risa. Pertanyaan (1) gambarkan tipe-tipe stoma yang aku tahu?, (2) hitung pengenceran Hcl !, (3) Gambarkan bentuk daun majemuk? (4) gambarkan logo Jamu, obat herba terstandar, dan fitofarmaka lalu apa perbedaannya?. Terus aku ditanya apa lagi yah. Lupa aku. Yang pasti waktu satu jam di dalam hanya berasa 5 menit.
***
Setelah lebaran aku lanjut sidang dengan penguji 1 namanya Ibu Yullia Sukawaty, S.Si., M.Sc., Apt. Ibunya baru selesai study S2. Yang ada dipikiranku, ilmu ibunya pasti masih fresh ni. Belajar ga karuan, semua isi KTI dihapali, seluk-beluknya dipelajari. Takut ga bisa jawab pertanyaan ibunya. Eh waktu masuk ke dalam, setelah ibunya tanya namaku siapa. Ga ada pertanyaan pembuka ibunya langsung suruh aku "ayok mulai" yasudah aku mulai aja ceritakan tentang penelitianku. Kenapa aku sampai ambil judul itu, kenapa tumbuhan obat itu yang aku gunakan, tumbuhannya aku ambil dimana, proses sampai aku mendapatkan hasil penelitianku gimana. Ga sampai 20 menit aku didalam, selesai sidangku. Ternyata tidak semenegangkan yang aku kira. Aku ngobrol saja dengan ibunya. Ibunya minta sampel tumbuhanku, ibunya minta izin untuk memakai penelitianku dan melanjutkannya. Ibunya ngucapin "Selamat karena kamu sudah sampai pada tahap ini". Rasanyaaaaaaaa itu yaaaaaaa. L E G A
***
Ujian menuju wisuda belum selesai sampai disitu saja. Aku juga heran mau di usir dari kampus aja kok susah banget. Ujiannya banyak banget. Yah mungkin kampus mau mengeluarkan lulusan yang baik, TTK yang baik, agar dalam melakukan upaya kesehatan tidak melakukan kesalahan yang terlalu fatal.
hari jum'at dan sabtu kemarin aku baru saja melaksanakan ujian komprehensif. Ujian ini diadakan untuk mendapatkan surat rekomendasi dari kampus untuk mendapatkan STRTTK (Surat Tanda Regristrasi Tenaga Tekhnis Kefarmasian). Setelah gagal di ujian pertama karena nilaiku kurang 5 angka aja. Aku mengulang di ujian kedua pada hari berikutnya. Alhamdulillah Allah tidak pernah membiarkan hambanya dalam kesulitan. Allah menolongku dengan meluluskanku walaupun hanya dengan nilai akhir 66. Tidak masalah yang penting STRTTK aku dapatkan. Dan ada teman-teman yang tidak lulus jadi mereka tidak mendapatkan surat rekomendasi dari kampus dan mereka harus membuat STRTTK sendiri.
Dalam ujian ini mereka lebih mementingkan nilai daripada proses. Bayangkan saja, ujian kami dibagi dalam 5 stage. 1. farmakologi soalnya 3 lembar, 2. Ilmu resep soalnya ada 6 hitung dosis dalam resep, 3. faktur soalnya ada 7, 4. meracik, 5. UU Kesehatan soalnya ada 5 dengan anak-anak disetiapsoalnya. Dan kami hanya diberi waktu 10 menit untuk mengerjakan. Dengan soal yang seperti itu, apalagi ada hitung-hitungannya. Ya tidak sempat terhitung semua. Wajar kami banyak yang belum sempat menyelesaikan soal.
Seharusnya jangan melihat dari berapa soal yang bisa dikerjakan dan nilainya berapa. Seharusnya nilailah dari cara dia mengerjakan soal itu, dia bisa menghitung dosis tidak, bisa menghitung faktur tidak, bisa meracik tidak. Kalau bisa walaupun tidak terkerjakan semua ya coba diluluskan saja. Maksudku seperti itu. Jadi tidak menyusahkan mereka dan tidak menjadi beban kami para mahasiswa.
***
Besok, Senin 9 September 2013
Yudisium akan dilaksanakan. Alhamdulillah akhirnya akan resmi menjadi Alumni dan tanggal 14 September nanti akan wisuda dan disumpah sebagai Tenaga Tekhnis Kefarmasian.
***
Allah terimakasih Engkau telah membuatku bertahan hingga akhir. Walaupun menjalaninya tidak mudah. Tapi prosesnya menjadikanku pribadi yang lebih baik lagi.
Terima kasih.
Bulan Yang Mencintai Matahari
Aku tidak percaya akhirnya aku mencintaimu. Menyimpan dengan rapi perasan ini di dalam hati. Menyiapkan tempat khusus yang ku harap kelak Tuhan akan merestuimu menempatinya. Ternyata dengan berjalannya waktu kita tidak bisa tahu apa yang akan terjadi nanti. Yang bisa kita lakukan hanyalah menerima segala takdirNya. Baik ataupun buruk. Bahagia ataupun kecewa tetap terselip pelajaran didalamnya.
Tapi kita berbeda. Kamu matahari dan aku bulan. Walau kita berada didalam satu langit. Tapi kita selalu bersimpangan. Aku hanya dapat menatapmu dari jauh. Dan kamu tidak memperdulikan keberadaanku. Karena kamu pusat tata surya. Banyak yang mengelilingimu. Sedangkan aku, aku bukan siapa-siapa. Aku berada jauh dipinggir.
Dalam jarak aku merangkum rindu. Terkadang lewat hujan aku mencurahkan rasa yang sudah tak dapat lagi ku tahan. Tapi aku selalu yakin. Tuhan Maha Baik. Matahari dan bulan dapat bertemu ketika gerhana. Meski harus menunggu 5 tahun lamanya. Dan pertemuan yang terjadi hanya dalam 2 menit. Singkat namun sangat indah.
Dimana ketika bulan memeluk matahari. Bumi yang biasanya terang disiang hari menjadi gelap karena tertutupi. Bulan mencurahkan cintanya dan matahari ikut memeluknya "sebagai teman" mungkin.
Bulan membutuhkan matahari untuk membuatnya tetap bercahaya. Sedang matahari tidak memerlukan bulan karena dia telah memiliki segalanya.
Bulan tetap memegang kepercayaan bahwa suatu hari nanti matahari dapat ia miliki. Tapi mengapa rasa sakit ini tidak bisa di akhiri?
14 Agustus 2013
Perihal hati
Selamat sore tuan. Apa yang sedang kamu lakukan disana. Bersenang-senangkah? Aku di sini masih selalu memikirkanmu.
Jam dinding dirumahku menunjukan pukul 17.66 ketika aku menuliskan ini. Aku hanya mengikuti keinginan hatiku untuk menulis walaupun hal yang aku tuliskan itu tidak bersangkutan satu sama lain hanya memiliki satu inti, yaitu kamu.
Langit masih biru tuan. Matahari belum terbenam dan hidupku masih tetap indah tapi tanpamu tuan rasanya ada yang hilang. Separuh hatiku kosong. Hampa. Hilang isi. Sedang kamu disana pastinya baik-baik saja dengan atau tanpa aku kan?
Tuan aku beri tahu satu alasan mengapa wanita begitu susah melupakan. Karena ketika dia memberi, ketika dia menyayangi. Dia akan melakukannya dengan sepenuh hati. Dan ketika seseorang itu pergi setelah masuk tanpa permisi. Hatinya hancur dan mengumpulkan serpihannya itu tidak mudah. Hati wanita sangat rapuh, tuan.
Maka jika dari awal engkau ragu dan hanya ingin bermain-main. kau salah memilih tempat bermain tuan. Hati wanita bukan tempat untuk bermain. Bukan tempat untuk kau singgah. Bukan tempat untuk kau datang lalu pergi lalu sesukamu dapat datang lagi. Bukan tuan. Kami hanya memiliki satu hati. Satu cinta. Dan ketika kami telah memberikannya untuk pertama kalinya walaupun pada akhirnya orang itu akan pergi. Tempat itu akan tetap menjadi miliknya. Orang lain yang masuk hatinya hanya mengisi tempat yang tersisa dan itu tidak terlalu istimewa.
Ini perihal hati tuan.
Bahwa memberi tidak semudah menerima.
02 Agustus 2013
20 Ramadhan 1434 H
Foto setelah selesai sholat Isya |
Foto bersama setelah memberikan kejutan pada Be'e |
Hari itu bertepatan pada hari minggu tanggal 28 Juli 2013. Sehari setelah selesainya Ujian Akhir Program yang di adakan oleh kampus untuk kami mahasiswa tingkat akhir yang akan di wisuda tahun ini. Amin
Jauh-jauh hari Ibu (Mamanya Dita) sudah mengajak kami untuk buka puasa bersama di rumahnya. Dengan senang hati kami menyambut ajakan itu. Kami selalu senang jika harus menginap dirumahnya dan berkumpul lengkap berlima disana. Kami akan bercerita apa saja dan tidur tengah malam tentunya lalu esok paginya kesiangan semua. Rumah Dita sudah seperti rumah kedua bagi kami.
Pukul 14.30 WITA aku sudah siap dengan tas ransel yang berisi seragam kampus karena esok harinya pulang dari rumah Dita kami akan ke kampus dulu. Pengumuman hasil Ujian Akhir Program akan di umumkan. Aku menjemput Kak Eva dulu dirumahnya. Aku berangkat bersama dia. Kami akan berhenti dulu di toko kue. Membelikan kue ulang tahun untuk Be'e. Sebenarnnya Be'e ulang tahun tanggal 9 Juli kemarin tapi karena kami sibuk, kami lupa ngucapin selamat ulang tahun padanya dan mumpung kami menginap dan berkumpul semua malam ini. Kesempatan untuk memberikan kejutan pada Be'e.
Untungnya aku dan Kak Eva sampai duluan dirumah Dita. Shara dan Be'e masih dalam perjalanan. Jadi kuenya bisa langsung disimpan di dalam kulkas tanpa sepengetahuan Be'e. Pukul 16.00 WITA, Be'e dan Shara sampai dirumah Dita. Dita dan Shara pergi ke pasar berbelanja makanan untuk buka puasa. Aku dan Kak Eva sholat Ashar di kamar atas. Be'e membantu ibu masak dibawah.
Aku bersyukur Allah membawa mereka masuk dalam kehidupanku. Aku jadi merasa bahwa aku tidak sendirian. Bahwa semua bisa ku lewati dengan mereka. Semua akan baik-baik saja karena ada mereka. Terkadang hubungan kami tidak selalu baik-baik saja. Aku pernah berkelahi dengan Dita. Kak Eva dengan Shara sering cek-cok. Apalagi akhir-akhir ini aku sering sebal dengan Be'e, pernah juga kami berkelahi karena salah paham dan intonasi bicara yang terlalu tinggi. Tapi syukurnya semua hal sepele itu dapat kami lalui dan hubungan pertemanan kami dapat baik kembali.
Diantara kami berlima. Be'e sendiri yang beragama non muslim. Tapi dengan begitu rasa toleransi diantara kami semakin baik. Kami menghormati agama satu sama lain. Dan dengan bersama mereka, aku merasa kerinduan yang sangat akan Allah. Bersama dengan mereka aku selalu mengingat Allah. Alhamdulillah pertemanan kami dilandaskan dengan rasa cinta dan kasih akan Tuhan kami. Semoga pertemanan kami akan tetap terjaga meski sebentar lagi kami akan wisuda dan berpisah.
Kak Eva dan Dita akan melanjutkan kuliah di Bandung. Shara akan pulang ke Paser. Be'e akan pulang ke Kutai Barat. Sedangkan aku antara bekerja di Samarinda atau akan bekerja di Kutai Barat juga.
Sebenarnya ketika kami baru tiba dirumah Dita kemarin itu. Ibu langsung berkata "Sudah pada mau lulusan baru main lagi ke rumah ibu ya". Hmmm Allah aku sayang keluarga ini. Sudah seperti keluarga sendiri meski tidak ada ikatan darah.
Penerimaan
Hari ini kotaku hujan dan hatiku pun sedang mendung. Tadi siang aku sudah menangis. Menangis secara tidak langsung. Karena sahabatku meneleponku dan menceritakan semua masalahnya padaku. Dia berkata "Maaf aku cerita ke kamu sedangkan kamu juga lagi ada masalah. Aku nggak tahu lagi harus cerita sama siapa". Aku bilang "nggak apa-apa. Dengan kamu cerita ke aku, aku merasa dibutuhkan. Dan aku bisa meluapkan perasaan yang sudah lama tak bisa tercurah." Rasa ingin menangis itu akhirnya tadi tersampaikan juga.
Katanya perihal hidup seperti bermain ular tangga. Kebahagiaan dan kesedihan kita seperti menanti angka berapa yang keluar dari dadu yang kita mainkan. Akan memberi jawaban apakah kita dapat terus berjalan, naik tangga, atau bahkan harus turun. Tidak ada yang manusia hisa lakukan selain menerima. Penerimaan atas rasa sakit. Penerimaan atas takdir. Dan aku masih belum bisa mengerti mengenai penilaian hal baik dan buruk menurut Allah atas hidupku.
Perbincangan ditelepon tadi dengan dia sangat menyesakkan dada. Masing-masing seperti karet. Mempermasalahkan mengapa harus begini dan begitu lalu menguatkan diri sendiri bahwa semua itu mungkin yang terbaik dari Allah. Itu cara Allah untuk sayang pada kita.
Hari ini aku benar-benar akan mengambil keputusan untuk pergi. Bukankah mimpi itu pertanda bahwa aku tidak seharusnya berharap lebih. Allah ingin mengitkankanku melalui hadirnya mimpi itu. Yang perlu aku lakukan ada menerima. Tapi aku akui aku masih belum lulus dalam cobaan Allah dalam hal "penerimaan dan keikhlasan". Aku masih perlu benar-benar menguatkan diri untuk melepaskan. Aku masih perlu benar-benar kuat untuk mengikhlaskan.
Sampai kapanpun aku dan mereka tidak akan pernah mengerti mengenai hal baik dan buruk menurut Allah. Yang harus kami mengerti hanyalah kami harus menerima hal baik dan buruk itu sebagai ketentuan yang selalu baik dari Allah. Kami hanya harus meyakini bahwa janji Allah itu pasti adanya.
Dalam hujan aku berhenti menangisi keadaan.
Katanya perihal hidup seperti bermain ular tangga. Kebahagiaan dan kesedihan kita seperti menanti angka berapa yang keluar dari dadu yang kita mainkan. Akan memberi jawaban apakah kita dapat terus berjalan, naik tangga, atau bahkan harus turun. Tidak ada yang manusia hisa lakukan selain menerima. Penerimaan atas rasa sakit. Penerimaan atas takdir. Dan aku masih belum bisa mengerti mengenai penilaian hal baik dan buruk menurut Allah atas hidupku.
Perbincangan ditelepon tadi dengan dia sangat menyesakkan dada. Masing-masing seperti karet. Mempermasalahkan mengapa harus begini dan begitu lalu menguatkan diri sendiri bahwa semua itu mungkin yang terbaik dari Allah. Itu cara Allah untuk sayang pada kita.
Hari ini aku benar-benar akan mengambil keputusan untuk pergi. Bukankah mimpi itu pertanda bahwa aku tidak seharusnya berharap lebih. Allah ingin mengitkankanku melalui hadirnya mimpi itu. Yang perlu aku lakukan ada menerima. Tapi aku akui aku masih belum lulus dalam cobaan Allah dalam hal "penerimaan dan keikhlasan". Aku masih perlu benar-benar menguatkan diri untuk melepaskan. Aku masih perlu benar-benar kuat untuk mengikhlaskan.
Sampai kapanpun aku dan mereka tidak akan pernah mengerti mengenai hal baik dan buruk menurut Allah. Yang harus kami mengerti hanyalah kami harus menerima hal baik dan buruk itu sebagai ketentuan yang selalu baik dari Allah. Kami hanya harus meyakini bahwa janji Allah itu pasti adanya.
Dalam hujan aku berhenti menangisi keadaan.
Pria masa lalu
Hai masa lalu. Aku tahu yang akhir-akhir ini menghubungiku di whatsapp itu kamu. Kenapa ketika ku tanya ini siapa kamu tidak jujur saja mengatakan bahwa itu kamu. Ada perlu apa kamu menghubungiku? Ingin melihat apakah aku bahagia atau tidak? Tenang saja hidupku masih tetap indah kok. Aku masih bisa bahagia. Aku masih bisa tertawa.
Aku heran kamu selalu bisa mendapatkan nomor handphoneku. Meskipun aku telah menggantinya dan tidak memberitahukan kamu tentunya. Tapi akhirnya kamu pasti mendapatkannya juga. Kamu pasti menghubungiku pada bulan Ramadhan seperti ini. Tahun lalu kamu mengejutkanku karena menghubungiku lewat telepon rumahku. Kali ini kamu mendapatkan nomor handphoneku lagi.
Aku tahu kamu ingin menjaga hubungan pertemanan diantara kita. Tapi kamu mengerti tidak jika aku tidak ingin tahu mengenai kamu lagi. Tidak perduli dengan kamu lagi. Tidak ingin melihatmu lagi. Aku juga ingin kamu begitu. Pergi dari kehidupanku dan jangan menggangguku.
Kamu pasti akan kaget melihat foto whatsaapku. Kamu kenal kan wanita yang berada disampingku itu? Iya dia mantanmu yang sangat kamu benci sekarang ini. Tapi kamu lupa dulu kamu pernah sangat mencintainya. Dimatamu sekarangmantanmu itu adalah orang yang tidak baik. Itu tidak benar. Baik buruknya manusia itu relatif dan hanya Allah yang berhak menentukan manusia ini baik atau tidak. Menurutku dia adalah wanita yang baik. Wanita yang ramah, tegar, dan cantik. Dia lebih baik dari wanitamu yang sekarang, yang menurutku "munafik".
Kamu pasti kaget melihat aku dekat dengan mantanmu. Iya takdir yang mempertemukan kami. Yang membuat kami berteman. Kami satu kampus, satu kelas, dan bahkan rumah kami sekarang besebelahan blok saja. Iya, kami tetanggaan.
Hai masa lalu. Kamu masih belum bisa belajar untuk tidak meremehkan orang lain ya?. Kamu masih menganggap bahwa kamu yang paling "lebih". Dan kamu belum bisa mengerti juga bahwa aku tidak ingin kamu hubungi lagi.Seakan-akan aku tidak bisa lari darimu. Seakan kemanapun aku lari dan bersembunyi kamu akan tetap bisa menemukanku. Apa kamu memasang alat pendeteksi pada diriku. Sehingga kamu selalu dengan mudah menemukanku. Ah, haruskah kamu ku usir dengan kasar? Padahal aku tidak suka kekasaran. Pegilah jangan kembali-kembali lagi.
Aku heran kamu selalu bisa mendapatkan nomor handphoneku. Meskipun aku telah menggantinya dan tidak memberitahukan kamu tentunya. Tapi akhirnya kamu pasti mendapatkannya juga. Kamu pasti menghubungiku pada bulan Ramadhan seperti ini. Tahun lalu kamu mengejutkanku karena menghubungiku lewat telepon rumahku. Kali ini kamu mendapatkan nomor handphoneku lagi.
Aku tahu kamu ingin menjaga hubungan pertemanan diantara kita. Tapi kamu mengerti tidak jika aku tidak ingin tahu mengenai kamu lagi. Tidak perduli dengan kamu lagi. Tidak ingin melihatmu lagi. Aku juga ingin kamu begitu. Pergi dari kehidupanku dan jangan menggangguku.
Kamu pasti akan kaget melihat foto whatsaapku. Kamu kenal kan wanita yang berada disampingku itu? Iya dia mantanmu yang sangat kamu benci sekarang ini. Tapi kamu lupa dulu kamu pernah sangat mencintainya. Dimatamu sekarangmantanmu itu adalah orang yang tidak baik. Itu tidak benar. Baik buruknya manusia itu relatif dan hanya Allah yang berhak menentukan manusia ini baik atau tidak. Menurutku dia adalah wanita yang baik. Wanita yang ramah, tegar, dan cantik. Dia lebih baik dari wanitamu yang sekarang, yang menurutku "munafik".
Kamu pasti kaget melihat aku dekat dengan mantanmu. Iya takdir yang mempertemukan kami. Yang membuat kami berteman. Kami satu kampus, satu kelas, dan bahkan rumah kami sekarang besebelahan blok saja. Iya, kami tetanggaan.
Hai masa lalu. Kamu masih belum bisa belajar untuk tidak meremehkan orang lain ya?. Kamu masih menganggap bahwa kamu yang paling "lebih". Dan kamu belum bisa mengerti juga bahwa aku tidak ingin kamu hubungi lagi.Seakan-akan aku tidak bisa lari darimu. Seakan kemanapun aku lari dan bersembunyi kamu akan tetap bisa menemukanku. Apa kamu memasang alat pendeteksi pada diriku. Sehingga kamu selalu dengan mudah menemukanku. Ah, haruskah kamu ku usir dengan kasar? Padahal aku tidak suka kekasaran. Pegilah jangan kembali-kembali lagi.
Untukmu Tuan, masih untukmu
Tuan
Aku telah memaksa hatiku untuk tidak memupuk perasaan ini
Tapi bayangmu selalu hadir dalam lamunan
Rindu juga kerap kali datang
Aku tak bisa benar-benar menepismu
Jika aku sedang sibuk aku bisa lupa akan dirimu
Tapi itu sifatnya hanya sementara
Bahkan jika aku tengah istirahat dari kesibukanku
Menyapamu adalah caraku melepas penat
Tuan
Aku mendapati kenyamanan jika bercerita denganmu
Mengeluhkan mengenai segala ini dan itu
Kamu dapat mengubah cemasku
Setidaknya ada ketenangan setelah aku bercerita padamu
Kamu juga tuan
Memberi harapan yang masih abu-abu
Harapan yang belum jelas akhirnya
Tuan
Ada ketakutan dalam hati ini
Takut terluka lagi
Aku pernah bermimpi tuan
Kamu jalan bersamanya dibelakangku
Dalam mimpi saja rasa sakitnya sudah sangat menyesakkan dada
Dan beberapa hari ini
Aku menyadari sesuatu yang terlewatkan
Bahwa dia mungkin juga menyukaimu
Bahkan dia pernah memberi surat padamu sebelum dia pergi
Aku cemburu, iya
Tapi aku bisa apa?
Tuan
Aku pernah menangis dihadapan Tuhan
Ketika bercerita mengenai kamu
Sebelumnya aku tak pernah menyebut namamu lengkap
Agar Tuhan tidak salah orang
Pemikiran bodoh memang
Tapi yang aku mau itu kamu bukan orang lain
Aku pernah berjanji pada diriku sendiri
Kala itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku menyebut namamu dalam doaku pada Tuhan
Tapi apa? malam-malam selanjutnya aku masih melakukan hal yang sama
Menyebut namamu dalam doaku
Dan jika bercerita mengenai kamu
Air mata ini tumpah tanpa dapat dicegah
Tuan
Aku tak pernah menginginkan rasa sebesar ini
Aku tak pernah menginginkan seperti ini
Tapi jika pada akhirnya nanti engkau tetap tidak kumiliki
Aku harap Tuhan memberi kekuatan lebih padaku
Samarinda, 19 Juli 2013
08.17 WITA
Aku telah memaksa hatiku untuk tidak memupuk perasaan ini
Tapi bayangmu selalu hadir dalam lamunan
Rindu juga kerap kali datang
Aku tak bisa benar-benar menepismu
Jika aku sedang sibuk aku bisa lupa akan dirimu
Tapi itu sifatnya hanya sementara
Bahkan jika aku tengah istirahat dari kesibukanku
Menyapamu adalah caraku melepas penat
Tuan
Aku mendapati kenyamanan jika bercerita denganmu
Mengeluhkan mengenai segala ini dan itu
Kamu dapat mengubah cemasku
Setidaknya ada ketenangan setelah aku bercerita padamu
Kamu juga tuan
Memberi harapan yang masih abu-abu
Harapan yang belum jelas akhirnya
Tuan
Ada ketakutan dalam hati ini
Takut terluka lagi
Aku pernah bermimpi tuan
Kamu jalan bersamanya dibelakangku
Dalam mimpi saja rasa sakitnya sudah sangat menyesakkan dada
Dan beberapa hari ini
Aku menyadari sesuatu yang terlewatkan
Bahwa dia mungkin juga menyukaimu
Bahkan dia pernah memberi surat padamu sebelum dia pergi
Aku cemburu, iya
Tapi aku bisa apa?
Tuan
Aku pernah menangis dihadapan Tuhan
Ketika bercerita mengenai kamu
Sebelumnya aku tak pernah menyebut namamu lengkap
Agar Tuhan tidak salah orang
Pemikiran bodoh memang
Tapi yang aku mau itu kamu bukan orang lain
Aku pernah berjanji pada diriku sendiri
Kala itu adalah pertama dan terakhir kalinya aku menyebut namamu dalam doaku pada Tuhan
Tapi apa? malam-malam selanjutnya aku masih melakukan hal yang sama
Menyebut namamu dalam doaku
Dan jika bercerita mengenai kamu
Air mata ini tumpah tanpa dapat dicegah
Tuan
Aku tak pernah menginginkan rasa sebesar ini
Aku tak pernah menginginkan seperti ini
Tapi jika pada akhirnya nanti engkau tetap tidak kumiliki
Aku harap Tuhan memberi kekuatan lebih padaku
Samarinda, 19 Juli 2013
08.17 WITA
Proyek Menulis
Awalnya karena suka dengan gambar cover yang akan jadi cover
buku kumpulan cerpen bertema “Kejutan Sebelum Ramadhan”. Proyek menulis yang
diadain oleh nulisbuku.com untuk menyemarakkan datangnya bulan Ramadhan ini.
Ditengah kesibukanku mempersiapkan Seminar Hasil Terbuka (Sidang ke-2) ku, aku
menulis sebuah cerita yang terinspirasi dari kisah nyata. Kisahnya keponakan
tanteku yang ditinggal meninggal oleh kedua orang tuanya hanya dalam selang
waktu 3 bulan dia telah resmi menjadi “Yatim Piatu”.
Aku nggak pernah PD kalau nulis cerita karena gendre
tulisanku adalah puisi. Aku lebih bias menulis puisi yang langsung pada intinya
daripada menulis cerita dan bingung mengatur alur ceritanya. Tapi akhirnya aku
tuliskan juga cerita itu. Hanya dua hari aku menulisnya. Malam sebelum besok
paginya aku harus Seminar Hasil aku menuliskan cerita itu dan pagi hari esoknya
aku mengeditnya lalu mengirimkan naskah ceritaku.
Hadiahnya tidak banya. Tapi untuk seorang penulis hadiah itu
tidak terlalu penting yang penting adalah ikut serta dan mencoba memperlihatkan
karya kita. Lomba diadakan dari hanya seminggu dari tanggal 1-7 juli 2013 dan
pengumuman pemenang di umumkan pada tanggal 13 juli 2013.
Dari 800 karya yang masuk dipilih 200 karya yang akan
dibukukan. Dan karyaku masuk di 200 finalis itu. Sempat nggak nyangka,
berkali-kali dilihat ternyata emang benar ada namaku disana dan judul
tulisanku. Alhamdulillah.
Teman-teman yang ingin membeli bukunya bias dibeli di sini (http://nulisbuku.com/blog/2013/07/inilah-daftar-lengkap-buku-proyekmenulis-kejutan-sebelum-ramdhan/)
itu daftar lengkap 200 finalis proyek menulis yang karyanya dibukukan dan
diakhir ada cara untuk pemesanan bukunya.
Dipastikan tidak akan rugi untuk membeli buku ini. Cerita islami,
menginspirasi :)
JANGAN BERHENTI BERKARYA
Menuju Wisuda 2
24 Juni 2013
Setelah malam minggu kemarin sms'an dengan Par San Young. Aku memutuskan untuk benar-benar bangkit. Aku harus melek kalau mau KTI ku selesai karena tinggal seminggu lagi seminar hasil terbuka menanti. Dengan lagi-lagi memaksakan diri. Pagi-pagi aku ke unmul datangin dosen pembimbing 2. Sebentar aja, karena naskah KTInya ditinggal untuk bapakanya priksa dan hari kamis kami kembali lagi ke sana untuk mengambil hasil priksaan bapaknya.
Jam setengah 11, selesai dari unmul aku ke kampus. Nyampe kampus ketemu teman-temanku, bahas KTI lagi. Terus ada sahabat cowok ku, KTI dia belum selesai, dia masih harus titrasi lagi. Terus rencananya mau ke perpustakaan daerah cari buku litelatur yang jelasin tentang anatomi tumbuhan. untungnya dibuku yang yassi Hendri pinjam ada penjelasan soal anatomi tumbuhan itu.
Waktu mau ajak Eka Bee ke koperasi atas untuk fotocopy buku itu. Si pria dingin datang. Udah nggak ada rasa lagi sih, tapi tetap aja gimana gitu kalau ketemu dia haha. Walau hari Jum'at sebelumnya aku ke kampus dan hari itu aku dikerjain teman-temanku, dikasih surprise Ultah. Teman-temanku titipkan kuenya di koperasi, waktu itu ada dia disana. Temanku bilang itu kue ultahku dan dia dengar namaku disebut, dia kaget terus mandang ke arah temanku. Begitu sih kata temanku ke aku. Kayak anak ABG aja yah. Sudah LUPAKAN! Fokus untuk wisuda saja.
Jam setengah 12 aku sampai rumah. Waktu lihat tab ada sms dari dosen pembimbing 1. Naskah KTI ku yang ku kirimkan lewat email sudah dipriksa ibunya dan sudah dikirim balik ke emailku. selesai ganti baju aku langsung menghadapi laptop, ambil file KTI yang sudah dipriksa itu. Aku disuruh ibunya kasih alasan kenapa golongan senyawa kimia di serbuk dan ekstrak daunku hasilnya berbeda. diserbuk ada tetapi di ekstrak nggak ada begitu juga sebaliknya.
Sempat mau nyerahtapi aku bilang sama diriku sendiri "Aku bisa. Aku bisa". Ku coba baca buku sintesis bahan alam dan ku baca-baca hasil uji senyawa kimiaku. Akhirnya aku ketemu jawabannya kenapa hasil ujiku bisa berbeda. Aku perbaiki KTI ku sampai jam setengah 3. Aku kirim lagi email ke ibunya. Aku sms ngabarin kalau sudah ku perbaiki dan 10 menit kemudian ibunya sms beritahu sudah mengirim email balik. Dalam hati bergumam "Kok cepat banget ibunya balas email".
Setelah ku buka. Alhamdulillah naskah KTI ku fix selesai. Pembahasanku oke. Alasan tentang golongan senyawa kimia tadi bisa diterima dan ibunya yang tadinya rada marah soalnya ibunya suruh perbaikin itu isi emailnya tulisannya pakai CAPS LOCK semua, akhirnya jadi baik kembali. Ibunya senang pembahasanku memuaskan dan aku juga senang setelah berpusing-pusing ria memikirkannya dalam beberapa jam aku bisa mendapatkan jawabannya.
25 Juni 2013
\Hari ini aku mendekap dirumah aja. Selain nggak ada urusan dikampus. Hari ini agendaku menyusun naskah KTI dari awal sampai akhir. Kebetulan daftar isi dan lain-lain belum ku buat. Jadi dari jamsetengah 11 sampai jam 1 siang aku menyusun itu. Lanjut sholat Dzuhur habis itu tilawah Qur'an dulu lumayan 1 juz dibaca sambil nunggu Eka Bee dan Shara mau ke rumah. Jam 2 Eka Bee sampai rumah. Langsung bantu dia bikin naskah KTInya. Hampir jam 3 sore Shara datang. Bantu Shara lagi ngolah data statistiknya. Awalnya mumet, lama nggak pakai SPSS. Alhamdulillah akhirnya bisa juga ngolah datanya dan dapat juga hasilnya. Kalau sampai nggak bisa kasihan Shara sudah jauh-jauh ke rumahku yang di ujung Samarinda, akunya malah nggak bisa kan nggak menghasilkan apa-apa. Tepat saat adzan Maghrib aku selesai bantu Shara.. Sholat dulu baru Shara pulang,
2 Juli 2013
Hari ini aku seminar hasil terbuka di Ruang I pukul 10.00 WITA. Dosen pengujiku terkenal killer dikalangan kakak tingkat. Angkatanku nggak pernah di ajar sama ibunya sih, soalnya waktu kami masuk kuliah ibunya berangkat ke luar kota ada tugas belajar nah kenapa kah pas sudah mau selesai begini ibunya balik dan menguji kami. Nasiblah. Aku sempat galau segalau-galaunya waktu tahu dapat dosen penguji ibunya itu.
Harinya hujan. Berdoa dalam hati semoga hari ini berkah. Waktu aku maju ibunya belum datang karena terjebak banjir. Jadi hari itu aku di uji terakhir oleh ibunya. Pertanyaan ibunya cuma dua. Pertama, kenapa aku pakai metode maserasi? kedua, saponin itu termasuk polar atau non polar?. Selanjutnya ibunya banyak mencoret-coret naskah KTI ku saja.
Malamnya sebelum hari H seminar Hasil Terbuka. Aku bukannya belajar malah nulis cerpen untuk di ikutkan lomba Proyek Menulis yang diadakan oleh nulisbuku.com. Sempat yaaaa aku nulis hehe. Nggak tahu kenapa pengen ikut. Dan batas pengumpulan naskah cerpennya cuma seminggu, sampai tanggal 7 juli aja. Tanggal 3 Juli selesai seminar hasil, aku mengedit tulisanku lalu mengirimnya ke email nulisbuku.com. Nggak ngarep menang sih. Cuma mau ikut-ikut aja.
13 Juli 2013
hari ini buka bersama dikampus. Karena kali ini adalah kali terakhir ikut buka bersama kampus jadilah aku turun untuk ikut buka bersama. Samarinda hujan hari itu. Sangat deras. Untung ketika aku pulang hujannya sempat reda sebentar. Iya sebentar aja setelah itu hujan lagi. Di acara buka bersama yang jadi tujuan untuk datang itu cuma ingin berkumpul sama teman-teman aja. Foto-foto dan ketawa-ketawa seakan lupa sama KTI yang minggu depannya udah Ujian Akhir Program.
Jam setengah 10 malam aku baru sampai dirumah. Buka twitter di tab. Pas lagi pantengin TL ternyata hari itu pengumuman Proyek Menulis yang diadain sama nulisbuku.com. Buka daftar pemenangnya. Baca-baca ternyata namaku nyempil dibuku 2. Senangnyaaaaaaa hehehehe
Tidak jelas
Aku ingin menuliskan apa? rasanya buntu. Apakah aku sudah jauh berkelana atau ini waktunya untukku beristirahat. Entah. Terkadang, saking sesaknya apa yang kita rasakan kita hanya dapat diam. Terlalu menyayangi terkadang tak bisa diungkapkan dengan perkatan. Semakin dalam dia dirasakan. Semakin dalam pula kata-kata itu susah untuk diungkapkan.
Entah. Aku tak tahu aku menuliskan apa disini? semuanya terlalu kusut dalam pikiranku. Tak bisa ku urai satu-satu. Aku lelah dengan urusan tugas akhir kuliah. Aku lelah dengan masalah hati. Aku rindu dengan kehidupanku yang dulu. Dimana aku punya banyak waktu untuk melakukan hal-hal yang menyenangkan untukku. Saat ini hidupku hanya monoton untuk persiapan ujian akhir program.
Aku hanya rindu untuk menulis. Menuliskan apa saja. Tentang pria dinginku yang sudah lama berlalu, jangan dipertanyakan lagi. Tapi nanti ada saatnya aku menuliskan tulisan-tulisan terakhir tentang dia. Disaat kami benar-benar akan berpisah. Tentang tuanku yang kini mulai merebut hatiku. Ah semenjak mimpi waktu itu aku jera untuk mengharapkannya. Tidak tahu apa maksud dari mimpi itu tapi yang pasti ketika aku terbangun dari tidur aku juga terbangun dari kenyataan bahwa aku hanya akan merindukan bulan (lagi). Jadi ku putuskan aku tidak ingin berharap. hatiku telah ku titipkan padaNya. Bukankah seharusnya memang begitu?
Aku juga sudah bisa mengontrol diriku untuk tidak sering-sering menghubunginya. Walaupun ku sadari, disaat aku bahagia dan saat aku kecewa, dialah orang pertama yang ku cari untuk berbagi rasa.
Selamat Tua Elsa
19 juni 2013 umurku genap 20 tahun. Nggak nyangka sudah kepala 2. Perasan kelakuan masih kayak anak kecil hee. Malam pergantian tanggal dari 18 ke 19 Juni aku hanya bisa berdoa dengan menuliskan puisi untuk Allah. Biasanya pada malam pergantian aku akan sholat tahajud. Ritual ini sudah ku lakukan semenjak ultahku ke-17 dulu. Sayangnya sekarang aku sedang tidak bisa sholat jadi hanya dapat berdoa saja.
Allah
Telah berlalu satu hari lagi
Telah terlewati satu angka lagi
Telah hilang satu jatahku lagi didunia ini
Tak banyak pintaku
Karena aku sadar ibadahku kepadaMu pun masih belum sempurna
Jadi mana berani aku meminta yang tidak sesuai dengan apa yang ku berikan padaMu
Aku tidak akan berkata jika Engkau mengabulkan segala pintaku, aku akan rajin beribadah kepadaMu
Yang benar dan yang seharusnya ku lakukan adalah beribadah kepadaMu maka Kamu akan mengabulkansemua pintaku
Bukankah begitu?
Biasanya tepat pukul 12 disaat pergantian hari
Aku akan menemuimu dalam sujudku
Bersyukur atas kenikmatan hidup yang telah Kau berikan
Dan berdoa untuk keberkahan umurku yang berkurang
Aku selalu menikmati saat-saat itu
Dimana hanya ada aku dan Allah
Sebelum aku membagi kebahagiaan melewati hari jadiku
Aku melewatinya pertama kali denganMu dulu
Selalu begitu
Allah
Di usia ke 20 ini
Aku hanya ingin jalanku menuju wisuda diperlancar
Izinkan aku untuk membahagiakan kedua orangtuaku dan keluargaku
Tetaplah Engkau bersamaku dan jangan pernah tinggalkan aku
Karena aku tanpaMu bukan siapa-siapa
Walaupun aku tahu, Engkau selalu bersamaku walaupun aku sering meninggalkanMu
Allah berkahilah umurku
Berkahilah kehidupanku
Ridhoilah segala yang ku lakukan
Mudahkanlah segala urusan dunia dan akhiratku
Jadikan aku hambaMu yang setia
Yang selalu menyertakanMu dalam setiap langkahku
Amin
Segala Puji Bagi Allah
20 juni 2013
Aku jalan pergi nonton sama Dhinda dan adekku. Kebetulan hari ini Film Refrain tayang pertama kali di bioskop. Aku suka banget sama novel Refrain jadi aku penasaran gimana filmnya. Hari itu aku senang tapi malamnya aku nangis.
21 juni 2013
Hari ini aku dapat kejutan dari teman-teman dikampus. Sebenarnya mereka sudah suruh aku ke kampus dari tanggal 19 itu. Tapi aku malas jalan waktu tanggal itu. Dan hari ini baru aku ke kampus memenuhi keinginan mereka hehe. Untungnya aku nggak diceplokin. Cuma dikasih kue aja. Kuenya dibawa dari koperasi kampus sampai ke depan Lab. Huaaa malu diliatin sama anak-anak kampus *tutup muka*.
Aku dapat kado dari kak Eva. Novel ketiganya A.Fuadi *yeay* aku senang hehe. Karena memang dari awal aku tahu tuh novel udah terbit aku udah ngincar pengen beli. Akhirnya aku mendapatkannya dengan cara yang gratis wkwk
So. Allhamdulillah sebanyak-banyaknya aku haturkan pada Allah karena telah mengirimkan mereka dalam hidupku, Terimakasih untuk semuanya. Aku sayang kalian. Semoga pertemanan kita bertahan lama sampai kita Tua dan masing-masing kembali padaNya. Amin
Potong kuenya sama sodara kembar tanggal lahir tapi beda tahun haha |
bee, aku, dede, shara, dita |
Selamat Tua Elsa :D |
Masa SD
Hai kawanan senja, malam ini aku kembali lagi. Aku ingin menceritakan mengenai masa kecilku, masa awal aku masuk Sekolah Dasar. Bapak ku tercinta adalah seorang guru olahraga disalah satu SDN di kotaku. Karena aku sangat dekat dengan bapak ku dan kebetulan dulu waktu aku masih kecil kami sekeluarga belum punya rumah sendiri jadi kami tinggal di rumah dinas guru dekat dengan SD bapak mengajar. Tiap hari aku selalu ikut bapak ke SD. Jadi waktu kecil aku mainannya di SD bareng sama 2 orang anak teman bapak ku, mereka kakak adik, yang kakak cewek, yang adik cowok tapi maaf aku lupa siapa namanya hehe
Tadi sore aku iseng bertanya pada bapak bagaimanacerita awalnya aku bisa bersekolah. Kala itu umurku baru 5 tahun 1 bulan. Karena aku sering ikut bapak ke SD jadi mamak mengusulkan ke bapak untuk menyekolahkanku. Sebenarnya aku cuma disuruh belajar main-main aja. Bapak pun menyetujuinya. Bapak izin ke Kepala Sekolah untuk memberikanku satu kursi untuk aku ikut belajar dikelas 1 SD. Walaupun statusku waktu itu tidak terdaftar sebagai murid SD. Namanya juga sekolah main-main aja. Umurku juga masih kurang, anak yang umurnya 5 tahun 10 bulan saja tidak diterima apalagi aku yang cuma 5 tahun 1 bulan, begitu kata bapak.
Akhirnya, aku dibelikan baju seragam, peralatan sekolah. Bersekolahlah aku. Aku juga nggak ingat bagaimana waktu itu aku mengikuti pelajaran. Yang aku ingat, aku sering dibawa mudik sama mamak ke tanah hulu karena memang waktu itu nenek, mamaknya mamak lagi sakit-sakitan. Aku sering absen tapi yang ku ingat banget waktu itu diperjalanan mudik. Mamak membelikanku sebuah majalah bobo. Di kapal yang berlayar ke kampung mamak aku diajarin membaca sama mamak. Dari situ aku bisa baca dan aku selalu membaca buku apa saja. Yang ku ingat kata mamak "kamu harus belajar baca soalnya sebentar lagi kamu ulangan sedangkan kamu banyak ketinggalan pelajaran gara-gara sering nggak masuk sekolah. Sedangkan anak-anak lain sudah pada bisa baca semua". Dari situ aku jadi bisa baca dan berhitung juga.
Aku nggak ingat ni waktu ulangan kelas 1 SD itu aku jawab ulangannya gimana. Dari cerita bapak tadi sore waktu lagi senggang di ruang guru bapak berkata pada wali kelasku Alm. Ibu Melati. Kata bapak aku nggak usah dikasih rapor, aku nggak usah dinaikkan kelas soalnya aku cuma ikut belajar aja, nggak terdaftar sebagai murid di SD itu. Tapi Alm. Ibu Melati menjawab kalau aku nggak dinaikkan kelas, banyak betul anak-anak yang nggak naik kelas dikelas yang dipegang oleh Alm. Ibu Melati ini. Lalu kata bapak aku bisa jugakah, maksudnya aku pantas atau nggak gitu dinaikkan kelas. Kata Alm Ibu Melati kemampuanku masih di atas anak-anak yang nggak naik kelas ini. Aku bisa baca, aku bisa berhitung, aku bisa mengikuti pelajaran dikelas. Jadi bapak suruh Alm Ibu Melati mengurus administrasiku ke Kepala Sekolah. Setelah dijelaskan ke Kepala sekolah, Bapak KepSek langsung mengurus berkasku ke dinas pendidikan dan mendaftarkanku sebagai murid di SD itu (nggak tahu juga gimana bisa) hahahahha. Dan akhirnya aku dapat rapor dan aku naik kelas ke kelas 2 SD. Dan aku bersekolah sampai sekarang.
Sekarang aku sudah semester akhir di DIII Akademi Farmasi Samarinda. Pada saat menuliskan ini umurku masih 19 tahun. Tepat tanggal 19 Juni nanti umurku baru genap 20 tahun. Di kampus, diangkatanku, aku paling muda. Setiap aku bersekolah, diangkatanku, aku pasti paling muda hehehhe
Umurku muda tapi aku merasa sudah lumayan banyak merasakan pahitnya kehidupan, gimana rasanya susah berjuang. Yah umur nggak menjamin kedewasaan seseorang kan.
Adik-ading tingkat dikampus yang ku panggil ADIK padahal umur mereka lebih tua daripada aku hahahha
Menuju Wisuda 1
Ternyata begini ya rasanya jadi mahasiswa akhir. Ternyata begini ya rasanya berjuang untuk menyelesaikan kuliah. Aku menjadi sering menangis dibuatnya, tapi hanya aku dan Allah yang tahu ketika aku menangis. Aku harus benar-benar menguatkan hati ketika dihadapkan dengan permasalahan yang menghambatku dalam menyusun tugas akhir ini. Hampir putus asa, iya. Tapi aku selalu berusaha untuk tetap maju. Sedikit lagi, sedikit lagi. Selalu kata-kata itu yang ku ucapkan pada diriku untuk menyemangati. Sedikit lagi kita akan sampai pada tujuan.
Hari ini sudah tanggal 12 Juni dan tersisa 2 minggu dari sekarang waktu untuk menyelesaikan menyusun TA ini. Tanggal 29 Juni sudah harus dikumpulkan ke panitia TA dan tanggal 1 Julinya sudah langsung seminar kedua, seminar hasil. Kendalaku dalam penyusunan TA ini terdapat dalam uji mikroskopik, sampel daunku termasuk dalam daun koreasius dimana daun itu tebal jadi susah untuk mendapatkan serbuknya yang sangat halus. Kehalusan serbuk mempengaruhi pada saat pengamatan di bawah mikroskop.
Ada perasaan muak dalam mengurus TA ini. Kok nggak selesai-selesai sih. selalu mengeluh begitu. Belum lagi rasa malas untuk ngerjainnya. Yang paling susah itu ya berjuang melawan rasa malas ini. Tapi kalau sudah berhasil melawan rasa malas ini oooooh rasanyaaaaaa senang juga hihi. Seperti ketika aku disuruh melanjutkan menyususn BAB IV. Itu rasanya malas banget ngolah datanya dalam tabel. Maka tabelku banyak lagi. Sempat kepikiran, besok aja ah ngerjainnya tapi habis itu langsung kepikiran lagi "kalau besok-besok terus nggak bakal selesai ini. Sedangkan waktu terus berjalan aja". Jadi mau nggak mau dengan "TERPAKSA" hari itu aku mengolah datanya. Santai aja ngerjainnya dari pagi bangun tidur nggak pake mandi dulu nih langsung ngadapin laptop sampai jam 1 siang. Akhirnya datanya selesai juga di olahnya, besoknya baru deh ngerjainnya pembahasannya. Hari senin sudah diserahkan ke dosen pembimbing 2 untuk di koreksi dan hari selasa diserahkan ke dosen pembimbing 1 untuk dikoreksi dan hari ini, hari rabu waktunya untuk revisi hasil koreksi yang kemarin. aaaaaaaah hidupku!
Yang membuatku takut dan selalu ku pikirkan itu adalah masalah seminar ketiga, seminar tertutup. Mak leeeeeh penguji yang didatangkan pada bertitle DOKTOR pula (denger-denger dari dospem 1 waktu cerita sih begitu). Belum lagi ujian akhir nanti, ujian kompetensi lagi. Sebagai lulusan Farmasi yang berkualitas harus berkompetensi jadi diadakanlah ujian kompetensi. Matilah kau! Denger-denger lagi nih ya katanya ujian kompetensinya nanti kita nggak di kampus. Nggak tau juga dibawa kemana, ke neraka mungkin *lebay*.
Namanya juga ujian kompetensi pastilah yang diujikan itu kemampuan kita dalam membuat sediaan farmasi, hitung dosis, farmakologi obat, memberikan KIE. Allah kok banyak gini sih ujiannya *mulai mengeluh*.
Sahabatku aja nanyain tentang ujian-ujianku ya ku jelaskanlah dan dia bilang "Banyak banget ujianmu?" dan rasanya pengen banget aku jawab "Makanya kamu jangan ngeluh dengan kuliahmu. Buktinya masih banyak ujianku daripada ujianmu". Oh Allah beri aku kekuatan dalam menjalaninya. Amin
Ya sudahlah sekian dulu cerita ngalor-ngidul saya. Mau revisi TA dulu nih, ntar keburu siang lagi nggak sempat istirahat. Maka jam 5 sore itu waktunya saya turun kerja. Yup kerja, aku kembalikerja lagi di apotek yang dulu. Yang punya apotek waktu itu ada ke rumah minta tolong bantu-bantu di apotek lagi. Yah lumayan lah nambah-nambah kesibukan dan uang *eh
see u next story yeeeaaaaa
*salam manis pake gula hihi
Untuk Tuanku
Selamat pagi tuanku
Hari ini cerah sekali
Apa hatimu juga cerah, apa kamu bahagia?
Aku harap begitu
Tuanku, aku selalu bahagia jika kamu menghubungiku
Walaupun aku jauh dari inginmu
Tak apa-apalah yang penting dapat dekat denganmu
Ah lagi-lagi aku hanya menjadi pengagum saja
Bukan aku pengecut
Bukan aku tak ingin mengungkapkan
Tapi kamu juga pernah mengatakan padaku
Katamu jika aku menyukai seseorang, jangan diungkapkan
Maka itulah yang sekarang aku lakukan, Tuan
Aku menyimpannya dalam hatiku
Dan aku bercerita pada Tuhanku
Memintamu padaNya
Bukankah begitu yang kau mau, Tuan?
Serahkan pada Sang Pemilik Hati
Jika waktunya tiba
Aku dan Kamu akan menjadi kita
Hari ini cerah sekali
Apa hatimu juga cerah, apa kamu bahagia?
Aku harap begitu
Tuanku, aku selalu bahagia jika kamu menghubungiku
Walaupun aku jauh dari inginmu
Tak apa-apalah yang penting dapat dekat denganmu
Ah lagi-lagi aku hanya menjadi pengagum saja
Bukan aku pengecut
Bukan aku tak ingin mengungkapkan
Tapi kamu juga pernah mengatakan padaku
Katamu jika aku menyukai seseorang, jangan diungkapkan
Maka itulah yang sekarang aku lakukan, Tuan
Aku menyimpannya dalam hatiku
Dan aku bercerita pada Tuhanku
Memintamu padaNya
Bukankah begitu yang kau mau, Tuan?
Serahkan pada Sang Pemilik Hati
Jika waktunya tiba
Aku dan Kamu akan menjadi kita
Tentang Kejujuran
Ada yang menyuruhku untuk belajar jujur
Jujur pada perasaan sendiri
Jujur pada hati
Jujur untuk diri sendiri
Jika bahagia perlihatkanlah tawa
Jika bersedih maka menangislah
Jika merindu maka hubungilah ketika tidak bisa bertemu
Jika sayang, akuilah
Entah. Aku tak bisa janji untuk menyanggupinya
Aku sudah terbiasa menyimpan sedihku
Memendam perasaanku
Aku tidak biasa menangis dihadapan orang lain
Aku juga tidak biasa mengakui bahwa aku rindu
Apalagi mengakui bahwa aku sayang
Semua hanya ku perlihatkan dengan perbuatan
Lewat perhatian yang kuberikan
Lewat perkataan yang ku ucapkan
Jika aku sayang, lihatlah disana ada ketulusan
#Jika resiko yang harus aku terima setelah jujur padamu adalah kamu menjauhiku. Aku memilih untuk tetap membohongi perasaanku saja
Jujur pada perasaan sendiri
Jujur pada hati
Jujur untuk diri sendiri
Jika bahagia perlihatkanlah tawa
Jika bersedih maka menangislah
Jika merindu maka hubungilah ketika tidak bisa bertemu
Jika sayang, akuilah
Entah. Aku tak bisa janji untuk menyanggupinya
Aku sudah terbiasa menyimpan sedihku
Memendam perasaanku
Aku tidak biasa menangis dihadapan orang lain
Aku juga tidak biasa mengakui bahwa aku rindu
Apalagi mengakui bahwa aku sayang
Semua hanya ku perlihatkan dengan perbuatan
Lewat perhatian yang kuberikan
Lewat perkataan yang ku ucapkan
Jika aku sayang, lihatlah disana ada ketulusan
#Jika resiko yang harus aku terima setelah jujur padamu adalah kamu menjauhiku. Aku memilih untuk tetap membohongi perasaanku saja
Mengertilah, Tuan
Tuan
Adakah aku seseorang yang berarti dihatimu
Seseorang yang ingin kamu bahagiakan
Seseorang yang ingin kamu jaga
Tuan
Puluhan hari telah kita lewati bersama
Berjam-jam waktu telah kita lewati berdua
Adakah aku masih menjadi seseorang yang berarti bagimu
Tuan
Disini, dalam hati ini hanya ada satu nama
Tentulah hanya namamu tuan
Aku menjaganya sebisaku agar aku tidak mengecewakanmu
Tuan
Aku bingung mengapa akhir-akhir ini sikapmu berubah padaku
Kamu diamkan aku
Kamu acuhkan aku
Adakah aku membuat kesalahan padamu
Tuan
Aku terima jika kamu marah padaku
Maafkan aku jika aku telah melukaimu tanpa kusadari
Tapi janganlah kamu menganggapku tak ada
Aku selalu ada untukmu tuan
Aku selalu ada
Kata mereka tuan
Kamu telah melepasku
Katamu aku bukan kekasihmu
Yang lalu itu hanya permainan bagimu
Begitukan caramu bermain-main dengan hati tuan
Bermain-main dengan perasaan ini
Tuan
Hatiku bukan taman bermain
Hatiku bukan tempat untuk kamu singgah
Bukan tempat datang lalu sesukamu dapat pergi lalu nanti datang lagi
Bukan tuan
Hatiku hanya memiliki satu ruangan khusus
Dan itu hanya untukmu
Tuan tolong mengertilah semua itu
Mengertilah
#Puisi yang kubuat untuk Adek Resda, sebagai ungkapan isi hatinya
NB: sebenarnya puisi ini aku juga buat dalam bentuk musikalisasi :)
Adakah aku seseorang yang berarti dihatimu
Seseorang yang ingin kamu bahagiakan
Seseorang yang ingin kamu jaga
Tuan
Puluhan hari telah kita lewati bersama
Berjam-jam waktu telah kita lewati berdua
Adakah aku masih menjadi seseorang yang berarti bagimu
Tuan
Disini, dalam hati ini hanya ada satu nama
Tentulah hanya namamu tuan
Aku menjaganya sebisaku agar aku tidak mengecewakanmu
Tuan
Aku bingung mengapa akhir-akhir ini sikapmu berubah padaku
Kamu diamkan aku
Kamu acuhkan aku
Adakah aku membuat kesalahan padamu
Tuan
Aku terima jika kamu marah padaku
Maafkan aku jika aku telah melukaimu tanpa kusadari
Tapi janganlah kamu menganggapku tak ada
Aku selalu ada untukmu tuan
Aku selalu ada
Kata mereka tuan
Kamu telah melepasku
Katamu aku bukan kekasihmu
Yang lalu itu hanya permainan bagimu
Begitukan caramu bermain-main dengan hati tuan
Bermain-main dengan perasaan ini
Tuan
Hatiku bukan taman bermain
Hatiku bukan tempat untuk kamu singgah
Bukan tempat datang lalu sesukamu dapat pergi lalu nanti datang lagi
Bukan tuan
Hatiku hanya memiliki satu ruangan khusus
Dan itu hanya untukmu
Tuan tolong mengertilah semua itu
Mengertilah
#Puisi yang kubuat untuk Adek Resda, sebagai ungkapan isi hatinya
NB: sebenarnya puisi ini aku juga buat dalam bentuk musikalisasi :)
Aku Terima
Tuan. Telah lama aku memilihmu
Setia dengan perasaan ini
Kamu tahu dan kamu membiarkanku untuk menjaganya
Setiap hari rasa ini kusirami
Ku pupuk dan ku rawat dengan baik
Bunganya indah, Tuan
Indah karenamu
Tuan. Banyak kenangan yang kamu ukir untukku
Dan aku semakin setia menjaga rasa ini
Karena memang untukku
Melepaskan tidak semudah berpaling pergi lalu hilang
Apa yang ku jaga dan ku rawat sebisaku kupertahankan
Tapi kamu tuan
Dengan mudahnya melepaskanku
Entah apa alasannya
Bukankah cinta dan luka tidak harus selalu ada alasannya
Aku mencoba terima
Karena dari awal mungkin aku menyimpan rasa ini sendirian
Tapi kamu tuan, mengapa baru sekarang mengungkapkan
Ibaratnya, kamu menebas habis bunga-bunga ditaman hatiku
Membuat bunga-bunga indah itu hancur
Dan aku hanya dapat berdiri terpaku melihatnya
Dengan air mata dalam dada
Aku tidak bisa menangis tuan, saking sesaknya rasa kecewa itu
Jika ini salah satu takdir Tuhan tentang kisah kita
Aku terima
Pergilah
#Puisi yang kubuat untuk Kak Eva setelah aku mendengar curhatannya
Setia dengan perasaan ini
Kamu tahu dan kamu membiarkanku untuk menjaganya
Setiap hari rasa ini kusirami
Ku pupuk dan ku rawat dengan baik
Bunganya indah, Tuan
Indah karenamu
Tuan. Banyak kenangan yang kamu ukir untukku
Dan aku semakin setia menjaga rasa ini
Karena memang untukku
Melepaskan tidak semudah berpaling pergi lalu hilang
Apa yang ku jaga dan ku rawat sebisaku kupertahankan
Tapi kamu tuan
Dengan mudahnya melepaskanku
Entah apa alasannya
Bukankah cinta dan luka tidak harus selalu ada alasannya
Aku mencoba terima
Karena dari awal mungkin aku menyimpan rasa ini sendirian
Tapi kamu tuan, mengapa baru sekarang mengungkapkan
Ibaratnya, kamu menebas habis bunga-bunga ditaman hatiku
Membuat bunga-bunga indah itu hancur
Dan aku hanya dapat berdiri terpaku melihatnya
Dengan air mata dalam dada
Aku tidak bisa menangis tuan, saking sesaknya rasa kecewa itu
Jika ini salah satu takdir Tuhan tentang kisah kita
Aku terima
Pergilah
#Puisi yang kubuat untuk Kak Eva setelah aku mendengar curhatannya
Dia, orang yang ku sayangi dan ku hormati dengan sepenuh hati
aku masih ingat. Dulu ketika aku masih kecil, aku menginginkan sebuah boneka hingga aku menangis karena tidak dibelikan. Selang beberapa hari, aku telah lupa dengan kejadian boneka itu. Dan dia, orang yang sangat kusayangi dan ku hormati dalam hidupku, pulang membawa boneka yang ku inginkan itu dalam pelukanku. Boneka itu menjadi milikku.
Aku masih ingat. Dulu aku pernah hujan-hujanan ke warung hanya untuk membelikan obat ketika orang yang kusayangi dan yang kuhormati ini sakit. Aku tidak memperdulikan jika kehujanan, yang kuinginkan hanya orang yang kusayangi dan kuhormati ini dapat sembuh. sampai saat ini aku tidak ingat kapan terakhir orang yang kusayangi dan yang ku hormati ini sakit lagi. Yang ku ketahui, aku sangat takut jika orang yang ku sayangi dan ku hormati ini sakit. Aku tidak ingin terjadi sesuatu padanya.
Aku masih ingat. Dulu, 3 tahun yang lalu. Orang yang ku sayangi dan ku hormati ini hujan-hujanan mengantarkanku untuk mengikuti tes masuk akademi. Tempat dimana kini aku menuntaskan pendidikan tinggiku. Kami datang kepagian dan gerbang kampus belum dibuka, lalu kami menunggu di masjid dekat kampus. Saat itu aku berdoa "Allah bantu aku untuk membanggakannya".
Aku masih ingat. Dulu, beberapa bulan lalu ketika aku sibuk PKL dan pulang malam. Dia, orang yang ku sayangi dan ku hormati ini selalu menungguiku ditengah jalan hingga aku pulang ke rumah diikutinya dari belakang. Dia menjagaku dengan sepenuh hati. Aku pun menyayanginya tak terganti.
Dan aku masih ingat. Tadi, dia orang yang kusayangi dan ku hormati dengan sepenuh hati mengantarkanku ke bank untuk mengurus beasiswaku. Dia masih menganggapku seperti gadis kecilnya yang dulu. Gadis kecil yang harus dijaga dan dilindungi selalu. Dia lupa bahwa kini aku sudah tumbuh dewasa. Bahkan tinggi badanku sudah sepadan dengan dirinya.
Dia, orang yang ku sayangi dan ku hormati dengan sepenuh hati. Lelaki matahariku. Motivator terbesarku. Pelecut semangatku ketika aku mulai putus asa dan ingin menyerah.
Dia, orang yang ku sayangi dan ku hormati dengan sepenuh hati.
Dia, AYAHKU
Ayah Terbaik Didunia Ini
Malaikat pelindung yang Allah kirimkan untuk menjagaku
Ini Tentang Rindu
Ini tentang rindu. Yang sering datang tak tahu malu. Mengusik sepi, membisikkan namanya lewat angin yang berhembus ditelingaku. Sebenarnya merindukanmu itu membahagiakan tapi dilain sisi juga mengecewakan. Bahagia jika aku rindu dan dapat menghubungimu, kecewa jika aku rindu sendirian disini tanpamu.
Kesibukan sehari-hari sering membuatku lupa akan kamu. Ketika aku lupa saat itu juga pesanmu langsung muncul dilayar handphoneku. Seakan kamu tidak rela kulupakan. Tapi ketika aku sedang rindu, kamu angkuh pergi dariku. Ah kamu mempermainkan hatiku.
Aku siapa? Kamu siapa? Tidak jelas hubungannya. Sering kamu secara tidak langsung memberikan harapan, tapi kucoba tuk lupakan. Kamu tahu benar bahwa kelemahan wanita adalah hatinya. Sedang pria dengan mudah saja dapat melupakan wanita. Tidak adil, iya. Anehnya tetap saja membuat bahagia. Aku benci ini, iya. Aku bahagia, juga iya.
Rindu. Seringnya membuatku lupa bahwa aku seharusnya tidak terlalu dekat denganmu. Aku harusnya menjaga jarak antara hatiku dan hatimu.
Langganan:
Postingan (Atom)